9. Bad Romance

1.4K 210 49
                                    

"Ha, udah jangan nangis."

Tapi Eunha tetap menangis.

Jungkook sampai pusing dibuatnya. Pasalnya saat ini mereka ada di koridor tepat di depan lapangan.

"Gue gak nyangka gue bakal punya haters goblok kayak gitu. Masa ngunciin gue di toilet yang masih bau pup-nya Jiho."

Dan Eunha memekik ketika kepalanya dijitak oleh Jiho.

"Aib gue itu, Bego." Jiho menggerutu. Meremas tisu ditangannya sampai kusut.

Dan Eunha memutar bola matanya malas. "Bodo amat."

Jungkook mengembuskan napas lelah. Dua wanita di depannya ini, meski bersahabat namun jarang bisa akur.

Kebayang kalau Jungkook punya dua istri macem mereka.

"Udah untung lo sekarang udah di luar. Untung gue tolong. Untung lo punya pahlawan, Ha." Jungkook berkata sembari memijat keningnya.

Lalu memejam, dan tak lama membuka mata. Melihat lapangan sekolah yang gersang, lalu beralih pada jam di tangan.






"Bentar lagi pulang, jalan yuk?"

Eunha menatapnya lurus-lurus. Lalu terkekeh, "Gak bohong 'kan ini?"

"Ya kaga lha."

"Mulai dah gue jadi nyamuk. Dunia serasa milik berdua ye?" kata Jiho sembari mengibaskan rambut dan berjalan meninggalkan dua orang idiot itu.

*****


Eunha membuang bungkus es krim yang tadi di makannya.

Wajahnya kusut.

Pasalnya, tadi saja cuaca begitu panas membara.

Dan tahu-tahu sekarang hujan deras mengguyur kota.

Ponselnya bergetar. Dengan lesu Eunha membuka pesan yang barusan masuk.

'Mampus lo gagal pacarannya!'

Wajah Eunha makin kusut saat membaca pesan dari Jiho.

"Kusut amat sih muka lo." Jungkook akhirnya buka suara. Tepat setelah bungkus eskrim-nya masuk ke tong sampah.

"Lo pasti badmood ya kencan kita gak jadi?"

Eunha mendengus, "Najis."

"Nah, 'kan. Sifat tsundere-nya kaga pernah ilang."

Eunha merengut. Lalu menggelengkan kepala dan menggenggam tangan Jungkook.

"Kook, pacaran yuk?"

Kalimat singkat itu keluar begitu saja dengan penuh keyakinan.

Jungkook sempat tertegun sejenak. Lalu tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

"Gue gak butuh pacar, gue cuma butuh seseorang yang siap jadi sandaran di saat gue sedih. Yang siap jadi landasan di saat gue jatuh." Jungkook menjawab. Bernada rendah dan hati-hati.

"Tapi, Kook. Gue maunya kita pacaran aja."

Dan Eunha tetap pada pendirian awalnya.

"Kenapa?" akhirnya Jungkook bertanya.

Eunha terkekeh. Menggaruk tengkuknya dan berdeham pelan. "Gue tau Yein ngincer lo dan Jaehyun ngincer gue."



"Jadi lo mau pacaran cuma gara-gara itu?"

Sejenak Eunha tertegun.

Memandang senja yang muram, lalu turun pada tanah yang basah.

"Lo yakin suka gue? Cinta gue?"

Gadis mungil itu memejamkan mata. Menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya sampai terasa semua luka terbawa.

Degup jantung disebelahnya kian membara. Menoleh cepat seraya membuka mata, Eunha menatap Jungkook lurus-lurus.

"Ini sederhana. Tentang aku yang menyukaimu tanpa sebab. Rasa ini terlalu tiba-tiba. Tepat datang setelah kau membuatku tertawa."

Dan reaksi tak terduga menyambutnya dengan canggung.

Jeon Jungkook sama sekali tak mengedipkan matanya.

Memandang lurus-lurus gadis di depannya, lalu terkekeh singkat.

"Lo kerasukan? Tumben bahasa lo puitis."










"IH JUNGKOOK! GUE SERIUS!"








"Kalem, Ha." Jungkook menggenggam tangan Eunha. Menjaga agar gadis itu tak pergi meninggalkannya.

"Gue bercanda. Gue cinta lo."

Kata-kata yang begitu mudah meluncur dari bibir Jungkook, namun mampu membuat semesta Eunha berhenti berotasi.

Eunha bergeming.

Bahkan saat bibir Jungkook menyentuh bibirnya.

Meski hanya kecupan singkat, akhirnya Eunha mengerjap.

"Pacaran yuk, Ha?"

Me Gustas TuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang