11. Mantan

1K 130 9
                                    

Gini lho, jadi Eunha lagi ngebet ingin dibelikan es krim. Sementara Jungkook terlalu mager buat ke kantin apalagi ke minimarket yang kira-kira butuh dua ratus lima langkah dari posisinya duduk sekarang.

"Ya lo ga ada pengorbanan banget sih buat gue?"

Eunha cemberut.

Padahal dulu lo berjuang banget buat mantan lo, batinnya.

Bola mata Jungkook berotasi malas. "Ahelah, bentar lagi juga bel pulang. Nanti aja belinya sekalian jalan pulang."

"Lo tuh gak pacar-able banget sih!"

"Ya lagian kamu kaya yang lagi ngidam aja sampe ngebet banget pengen es krim. Eunha sayang, salju aja baru ilang dua minggu yang lalu. Ini udaranya masih dingin. Dan kamu mau es krim? Kamu ngidam apa gimana?" Jungkook balik ngedumel. Sesaat terdiam dan memasang eskpresi terkejut. "Eh tapi kan gue belum apa apain lo."

Eunha mencubit Jungkook keras-keras. Hingga lelaki itu menjerit tanpa suara. Takut-takut teman sekelas mereka beranggapan aneh.

Bisa-bisa Jungkook dikira baru orgasme karena ringisannya yang selalu terdengar seperti desahan.

**†*******†**

"Tadi katanya mau eskrim?" tanya Jungkook saat kelas sudah bubar.

Eunha memilih duduk di bangku dekat balkon. Melihat langsung ke bawah lapangan yang kosong.

"Ha, balik bareng ga lu?"

Eunha menoleh. Mendapati Jiho beserta ChaeyeonㅡSenior mereka, sebenarnyaㅡmenunggunya tak jauh dari tempat ia dan Jungkook duduk.

"Kaga! Lo duluan aja. Kak Chaeyeon juga udah ditunggu tuh sama Eunwoo di depan gerbang!" teriak Eunha sembari cekikikan. Tangannya menunjuk ke arah Eunwoo yang kini memandangnya salah tingkah di bawah sana.

Omong-omong, jarak Eunha dan Jiho tak begitu jauh sampai harus teriak-teriak. Eunha gabut, Eunha butuh hiburan.

"Ah si kampret. Yaudah ya. Kita duluan," kata Chaeyoen. "Dan lo, jangan macem-macem sama adik gue." Chaeyeon menunjuk Jungkook sarkastik.

"Ahelah nenek lampir. Lagian mau dimacem-macemin juga dia pacar gue ini."

Dan kata-kata Jungkook ditutup dengan ringisan dibarengi suara dari botol mineral yang mendarat tepat di atas kepalanya.

Jung Chaeyeon tertawa puas.

*******

"Lo punya kakak gitu amat sih?" tanya Jungkook, menjurus ngedumel sembari meletakkan satu cup besar es krim vanilla cokelat di meja.

"Gitu amat gimana?" Eunha balik tanya. Matanya memandang es krim dengan kagum, benar-benar siap buat melahapnya kalau saja Jungkook berhenti ngomong.

"Galak gila. Ngalah-ngalahin singa mau lahiran. Ga habis pikir gue Kak Eunwoo yang kalem mau jadi pacar kakak lo."

Alis Eunha mengerut samar.
"Ya lo juga sih mau jadi pacar gue?"

"Ya itu sih beda. Eunwoo kan kalem, cowok baik-baik. Beda sama gue yang brengsek."

"Oh jadi gue cewek brengsek juga dong? Soalnya mana ada cewek baik-baik pacaran sama cowok brengsek?"

"Lho, kok kamu jadi ngegas sih, Ha?"

"Maaf, lagi pms."

Lalu hening. Eunha mengalihkan atensi pada ponsel, sedang Jungkook masih menatapnya.

"Are you okay?"

"Not at all."

"Ok, then let me feel as hurt as you."

Eunha terkekeh. Lalu tangannya terulur meminta. "Hp lo?"

Jungkook mengerutkan alisnya. Namun tetap memberikan ponselnya pada Eunha.

Eunha tertawa getir sembari memainkan ponsel Jungkook.

Membuka aplikasi Line, dan menemukan banyak panggilan video dari sang mantan.

Jungkook gelagapan.

"Ha, gue bisa jelasㅡ"

Namun sebelum Jungkook menyelesaikan ucapannya, ponselnya berdering.

Satu panggilan video masuk dari sang mantan, anjing emang, Eunha membatin.

Tanpa pikir panjang, Eunha menerima panggilan itu.

Dan sesaat kemudian, sosok wanita semok terpampang di layar ponsel Jungkook.

Eunha tersenyum.

"Halo, apa kabar, Jihyo?"

Baik Jihyo maupun Jungkook sama-sama terdiam. Lalu tiba-tiba panggilan terputus.

Eunha menghela napas panjang.

"Gue ga cukup ya buat lo?" katanya nyaris terdengar seperti bisikan.

Jungkook terdiam.

"Yaudah deh Kook, mendingan kita udㅡ"

"ㅡStop, Jung Eunha. Jangan katakan. Gue bisa jelasin semua. Ini benar-benar salah paham." potong Jungkook sebelum Eunha menyelesaikan ucapannya.

Eunha tertawa sarkastik. "Salah paham? Jadi maksud lo gue terlalu cepat menyimpulkan?"

Jungkook mengangguk ragu "Iya...."

Menghela napas panjang, lalu mencondongkan tubuhnya ke arah Jungkook. "Dan coba jelaskan kenapa lo masih vcall sama mantan lo? Bukan sesekali tapi sering banget? Bahkan di jam dimana gue nunggu balesan chat dari lo? Jelasin. Gimana caranya biar gue ga salah paham!"

Jungkook bungkam. Dan sepasang bola mata Eunha berotasi malas.

"Gue rela tidur lewat jam duabelas demi lo. Tolol banget ya gue. Nunggu lo, galau ga jelas karena lo lama balesnya, eh taunya di jam itu lo lagi vcall sama mantan lo."

"Ha...." Jungkook meraih tangan Eunha. Gadis itu gemetaran. Matanya memerah menahan air yang menggenang dipelupuknya agar tidak jatuh.

"Gue tau gue ga secantik dia, gue ga sesemok dia, dan dada gue ga sebesar punya dia. But why you did this to me anjir ah udah lah udah gakuat gue lama-lama malah nangis nih anjㅡ"

Dan lagi-lagi, Eunha gagal menyelesaikan ucapannya saat Jungkook tiba-tiba menarik dirinya ke dalam pelukan.

"Nangis aja. Nangis aja. Engga apa-apa. Iya gue salah. Gue salah. Harusnya gue ga layanin dia. Gue cinta lo. Gue cinta lo," kata Jungkook. Memejamkan matanya, sedang tangannya menepuk-nepuk pelan pundak Eunha.

"Pembohong."

"Terserah. Yang pasti gue cinta lo. Gue maunya lo. Percaya deh, gue sama sekali ga ada apa-apa sama dia. Dia cuma minta tolong sama gue, dan gue bantuin dia." Jungkook menjelaskan, dan Eunha melepaskan pelukan.

"Dan kenapa harus vcall? Seneng ya bisa temu kangen. Sambil tatap-tatapan and say, 'how are you? I miss you'," Eunha mencibir. Membuat Jungkook kembali bungkam, ada nyeri yang menggerogoti hatinya. Menyadari bahwa ucapannya barusan benar, sebab Jungkook tak membantah.

Mengembuskan napas gusar, lalu tersenyum samar.

"Udahlah. Kita putus aja."

******

Eaaaa eaaaaa sudah berapa lama gue gak update cerita ini? Adakah yang kangen? Atau excited gitu karena me gustas tu apdet?

hnngggg, anyway, makasih kalian semua yang masih support work ini, dan fyi, part ini itu kisah nyata gue. Anj nyesek ga sih jadi gue? Sakit banget tau :")

Me Gustas TuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang