6. Start From Now

1.4K 198 20
                                    

"Lo kenapa gak peka sih, Ha?"


Eunha menoleh ke arah Jaehyun. Menatap lelaki itu dengan alis yang mengerut.

"Maksud lo, Jae?"

.
.
.
.
.

Me Gustas Tu
- Start From Now -
kimikookiees

.
.
.
.
.

****

Why can't i say that i'm in love?

I love you.

I don't care if you love him.

Cause i love you.









And i won't let you go.







"Gak maksud apa-apa."

Itulah jawaban Jung Jaehyun. Dan Eunha, dengan bodohnya tertawa sembari memukul pelan kepala lelaki itu.

Tanpa sadar bahwa sejak tadi ponselnya terus berdering.

*****

"Si Kampret. Angkat dong." Jungkook menggerutu. Menunggu Jung Eunha menerima panggilannya sementara ia terus menghina gadis itu.

Namun sampai dering ke dua puluh, panggilannya tetap diabaikan.

Jungkook akhirnya memilih untuk menyerah dan membaringkan tubuhnya lagi.

Lalu dwimaniknya bertemu dengan plastik berisi buah-buahan.

Dan teringat kejadian beberapa menit yang lalu.




"Maksud Kakak?"

Jeong Yein menatap Jungkook dengan mata yang berkaca-kaca.

"Aku sama sekali gak ngerencanain hal kayak gitu."

Katakanlah bahwa gadis itu adalah ratunya sandiwara. Sebab tak ada celah kebohongan yang terpatri meski dia memang sedang berbohong.




Dan untungnya, Jeon Jungkook adalah rajanya sandiwara.

Dan dia tahu dengan pasti. Mana kebenaran, dan mana kebohongan.

"Lo pikir gue gak tau apa rencana lo dan temen-temen lo?" tanya Jungkook sarkas.

Lelaki itu mengembuskan napas. "Gue punya banyak mata. Rencana lo udah lebih dulu gue ketahui. Lo yang bikin Eunha diganggu sama preman. Lo rencanain itu dengan detail, dan lo emang nyuruh mereka buat perkosa Eunha, 'kan?"

Yein terdiam. Dan Jungkook puas dalam rasa sesaknya.

Berpikir bagaimana jika malam itu ia tak mengetahui rencana seorang Jeong Yein.

Lalu Jungkook tersenyum sinis. Mendengus, dan tertawa agak gila setelahnya. "Kedatangan gue juga udah lo pertimbangkan, 'kan? Lo bilang sama preman itu, kalau gue datang buat nyelamatin Eunha, patahin aja kakinya," kata Jungkook. Mengangkat kakinya keras-keras sebelum akhirnya meringis sakit.

Dan air mata Yein jatuh. Layaknya sudah terpendam lama sekali. Mengalir dengan deras dan membasahi bajunya.

"Gue ngelakuin ini juga buat lo." Gadis itu menyicit. Menahan tumpahan emosinya yang masih terbendung.

Me Gustas TuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang