.
.
.Dua hari setelah kejadian aku kabur ke apartment Yoongi saat pelajaran, aku masih disini. Dikamarku.
Setelah sampai dirumah aku dimarahi oleh kakakku. Bahkan aku dihukum tidak boleh keluar dari rumah oleh kakakku.
Sebelum dia memberiku ijin maka aku tidak diperbolehkan keluar rumah. Termasuk sekolah sekalipun.
Hal sebenarnya yang terjadi ketika kakakku memarahiku adalah aku memberitahu semuanya. Perjanjianku dengan Min Yoongi serta alasannya mengapa aku membuat perjanjian itu, bahkan saat aku pergi ke apartmentnya Pun aku ceritakan. Dengan emosi tentunya.
Ketika itu aku benar benar sangat emosi. Aku tak mengendalikan ucapan hingga berakhirlah aku disini.
Kakakku tak mengijinkanku sekolah agar agar aku menjauh dari Min Yoongi. Agar aku tak berhubungan lagi dengan Min Yoongi.
Dia marah dengan keputusanku membuat perjanjian konyol seperti itu demi dia. Dia merasa tak mampu menjagaku dengan baik hingga aku melakukan hal yang tak seharusnya kulakukan. Nampak diwajahnya dia sangat kecewa. Begitupun diriku. Aku telah membuat kakakku kecewa.
Dia memelukku dan terus mengucapkan kata maaf.
Selama dua hari itu aku terus merasa bersalah pada kakakku. Dia Masih mengabaikanku saat dirumah. Berulang kali aku mengatakan maaf dan meminta agar aku diijinkan sekolah. Tapi nihil.
...
Malam pukul 8 tepat aku merebahkan diri ke atas kasur setelah mandi dan mengeringkan rambut tentunya.
Mengambil hpku yang berada diatas nakas samping tempat tidur. Mengecek notifikasi masuk.
Rasanya ada yang kosong. Semenjak aku tidak diperbolehkan keluar. Padahal dulu kegiatanku setelah pulang sekolah ataupun saat hari libur hanya berdiam diri dirumah. Entah membaca novel, menonton tv atau berkebun di halaman belakang.
Entahlah, aku juga masih bingung dengan perasaanku.
Dihari ketigaku tak menampakkan diri kedunia luar aku mendapatkan sebuah pesan singkat yang dikirimkan seseorang.
Aku panik. Tentu saja. Bagaimana aku tak panik jika yang mengerimiku pesan adalah Min Yoongi. Orang yang beberapa hari ini terus ada di dalam pikiranku tanpa mau enyah sedikit pun.
From : Yoongi
Temui aku malam ini di gerbang sekolah.
Kenapa? Kenapa dia ingin mengajakku bertemu? Aku harus bagaimana? Aku tidak tau harus melakukan apa. Bagaimana bisa aku keluar kalau aku tak diijinkan kakakku. Aku harus bagaimana.
Aku benar benar tidak tau harus bagaimana. Apa yang akan aku katakan jika sudah bertemu dengannya.
Beberapa jam telah berlalu, aku masih diliputi rasa yang aku juga tak mengerti. Aku ingin tetap disini tak menemui Yoongi dan menjadi adik yang berbakti kepada kakaknya. Tapi sebagian diriku mengatakan untuk beranjak dan berlari menemui Yoongi.
Ada apa denganku? Kenapa sesak sekali rasanya ketika mengingat wajah Yoongi.
Aku terus berpikir dan memaknai dengan apa yang terjadi pada diriku kemudian melirik jam pada nakas samping tempat tidurku. Oh sial, jam delapan malam tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Stamp With A Die
FanfictionBITTER STAMP WITH A DIE Min Yoongi Park Jimin Park Chanyeol Fanfic ini merupakan remake dari sebuah komik yang berjudul "Bitter Stamp With A Die" karya Miyake Madoka. Saya hanya mengubah cast dan mungkin alur tidak sama persis karaena saya tidak men...