Chapter 4

7.2K 555 84
                                    

.
.
.

Kelas yang biasanya ramai tak memperdulikan guru saat mengajar, saling melempar kertas dan saling berteriak satu sama lain kini menjadi kelas yang benar-benar tenang. Tak ada satu pun dari mereka yang bergerak sedikitpun. Semua buku dan alat tulis berada di atas meja. Tangan mereka menggenggam pena kemudian menggoreskan nya ke atas putihnya kertas mengisinya penuh dengan goresan-goresan huruf yang terangkai menjadi kata dan kemudian menjadi sebuah rumus-rumus.

Mata ku benar-benar tak berkedip saat satu per satu secara bergantain aku perhatikan mereka. Ini luar biasa,yah benar-benar luar biasa. Aku tidak menyangka ini akan terjadi. Sejenak hati ku menghangat mengingat bahwa kakak ku kali ini tidak akan mendapatkan masalah apapun dari anak-anak beberapa hari kedepan. Garis bibir ku menyatu tertarik kebalakang tersenyum dengan lebar saat kakak ku didepan menjelaskan rumus yang sedang dibahas pada bab pelajaran kali ini. Ia begitu menikmatinya,lancar tanpa ada kerutan tegang di dahinya.

Aku tidak yakin sebenarnya
apakah ini semua benar-benar pengaruh dari si Min Yoongi itu atau memang anak sekelas sedang menuju sebuah pemikiran untuk berubah. Tapi jika mengingat bagaimana si Min Yoongi itu mendominasi siapapun orang disekitarnya, memang tidak ada yang tidak mungkin untuk dia lakukan. Ku lirik meja belakang terlihat oleh ekor mataku dia sedang menutup matanya menyandarkan punggung lebar nya di kursi kayu. Begitu tenang dan tampan. Ohh...apa baru saja aku mengatakan sesuatu. Tidak-tidak sepertinya itu hanya kata bodoh yang keluar dari mulutku tanpa melalui proses pemilahan dan penyaringan dalam otak ku.

Setelah bel berbunyi dan berakhirlah sekolah hari ini, aku akan menemui dia untuk mengucapkan terima kasih karna dia menjalankan kesepakatan yang kami buat kemarin.

"Hai..."

"...."

"Yoongi-ssi, terima kasih karna kau benar-benar melakukannya. Dan tolong bertahanlah untuk beberapa saat lagi sampai kakak ku keluar dari sini. Terima kasih untuk hari ini."

"Kau ini benar-benar ya"

Tiba-tiba saja dia bergerak merengkuh pinggangku, memutar tubuhku lalu kemudian mendekapku dari dari belakang. Lengannya yang kokoh melingkar di leher dan perut ku. Jemari tangan nya mulai merangsak masuk kedalam baju ku. Sebelum dia lebih gila lagi aku menjauh dengan sekuat tenaga ku. Melepas kekangan nya yang begitu erat membuat nafas ku tersengal untuk sesaat. Ku tarik seragam putih yang ku kenakan keatas menampilkan perut datarku. Min Yoongi tertawa dengan begitu keras nya hingga mengundang mata murid lain nya kearah kami berdua. kepalang basah sudah akhirnya kugerakan perut ku meliuk liuk seperti seekor ular yang kepanasan.
Seperti orang gila aku di dalam kelas saat ini. Karena masih ada beberapa siswa yang belum keluar dari kelas. Image ketua kelas yang cool dan berwibawa ku pun hilang detik ini juga. Muka ku mungkin sudah semerah udang rebus. Ini benar-benar memalukan.

Saat Yoongi menyadari bahwa ada begitu banyak pasang mata yang melihat tarian perutku, Yoongi melepaskan sweater luar seragamnya kemudian menutup perutku yang terekspose lalu kemudian menarikku dan mengangkat ku ke atas meja tempat dia duduk.

"Aku sudah bersabar untuk tak menyentuhmu. Tapi kau justru datang sendiri padaku"

"Apa kau masih bernafsu untuk menyentuhku Yoongi-ssi!"

"Hahahahaaaaaaa...kau benar-benar gila. Jadi sejak tadi pagi gambar itu sudah ada di perutmu?"

"Tentu saja,aku sudah persiapkan ini untuk berjaga-jaga saat kau tak mampu mengontrol otak mesum mu itu saat berada didekat ku"

aku benar-benar sangat malu saat ini. Wajahku sepanas air mendidih yang baru saja menggolak.

"Baiklah-baiklah... aku akan menjaga sikap ku di depan mu. Tinggal seminggu lagi kan"

Bitter Stamp With A DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang