CAPTER 4: Apatis

4.5K 376 7
                                    

Kicauan burung masih terdengar di sekitar area HighScope Indonesia. Bell masih berbunyi lima belas menit lagi, jadi banyak siswa yang berjalan dengan santai menyusuri koridor sambil menikmati suasana dikala pagi.

Kim Jisoo, gadis itu berjalan dengan santai menyusuri koridor menuju ke kelasnya. Gadis itu berjalan dengan kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya, ia menutupi matanya yang bengkak dari pandangan siswa-siswa. Akibat dari menangis semalam, itulah yang ada dipikiran gadis itu. Meskipun Nayeon sudah membantunya dengan mengompres matanya dengan air dingin, namun sisa bengkak itu masih tersisa.

Jisoo tidak memperdulikan siswa-siswa yang menatapnya aneh karena kacamata yang dikenakannya, ia tidak perduli, lagipula tidak akan ada guru yang akan melarang atau menegurnya. Karena sejatinya orangtua Jisoo adalah pemilik sekolah ini, atau bisa disebut dengan ketua yayasan. Namun HighScope Indonesia tidak ada yang tahu hal itu karena Jisoo sengaja menyembunyikannya, hanya jajaran guru dan Jennie yang tahu. Ia bisa saja bersikap sombong karena ia adalah anak pemilik sekolah, namun ia merasa bahwa itu bukanlah dirinya. Jisoo adalah gadis yang tak suka memamerkan kekayaannya, sehingga ia lebih memilih menjadi gadis yang dingin dan tak tersentuh.

Sesampainya di kelas, Jisoo langsung meletakkan tasnya di bangku, tak lupa melepaskan kacamata dan menyimpan kacamata itu didalam tas.

"Jen, anterin gue yuk!"

"Kemana?" Tanya Jennie seraya berdiri dari bangku.

"Ke kelasnya ketua OSIS. Nyerahin data proposal buat kegiatan bulan depan." Jawab Jisoo yang membuat Jennie langsung berbinar-binar.

"Oke, oke, ayuk! Buruan!" Ucap Jennie kegirangan begitu mendengar bahwa Jisoo mengajaknya ke kelas ketua OSIS.

"Eh, ehh, lo kan udah kelas dua belas. Kok masih sibuk ngurusin OSIS aja?"

"Mau gimana lagi, anak kelas sepuluh kan baru masuk dua minggu. Mungkin sebulan lagi gue baru lepas tugas sama jabatan." Balas Jisoo. Jennie terkekeh, dibalik sikap dingin Jisoo ia masih bisa merasakan kehangatan gadis itu meskipun hanya sedikit. Jennie sangat tahu bahwa Jisoo sebenarnya tidak mau menjadi anggota OSIS, namun Daddy Jisoo-lah yang memaksa.

Keduanya langsung masuk kedalam kelas IPA-4 tanpa permisi. Keduanya langsung mendekati kelompok yang tengah duduk dibangku sudut kelas, kelompok sang ketua OSIS, Dilan.

"Ini proposalnya." Ucap Jisoo seraya menaruh flashdisck-nya di atas meja Seokjin.

"Kok nggak di print-out?" Tanya Seokjin yang membuat Jisoo menghela nafasnya.

"Nggak sempet." Jawab Jisoo datar. Seokjin mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia sudah sangat bersyukur Jisoo mau mengerjakan proposal yang seharusnya menjadi tugasnya, jadi ia tidak akan protes karena Jisoo tidak print-out proposal itu.

"Jisoo, lo ke sini mau nyamperin gue ya?" Suara bass seseorang itu membuat Jisoo menghela nafasnya lalu membalikkan badan, cowok itu selalu mengganggu Jisoo.

"Nggak usah kepedean." Ketus Jisoo.

"Mata lo bengkak. Lo kenapa? Habis nangis kan lo?" Ucap cowok bernama Jungkook itu dengan nada khawatirnya. Jisoo memutar bola matanya malas.

"Bukan urusan lo!"

"Lo jadi cewek jangan dingin gitu dong. Gue tau lo pernah jadi api sebelum akhirnya lo jadi es kayak gini." Ujar Jungkook. Jisoo mencibir. Dalam hati ia mengucapkan sumpah serapah untuk Jungkook yang mengucapkan hal itu.

"Lo itu terlalu dingin. Pantas aja nggak ada yang suka sama lo!" Lanjut Jungkook yang membuat Jisoo tersenyum sinis.

"Bodo amat! Tapi ada yang harus gue perjelas disini... atas dasar apa lo bilang nggak ada yang mau sama gue kalau nyatanya lo terus-terusan deketin gue hah?" Ucap Jisoo dengan nada tinggi yang membuat Seokjin dkk dan Jennie terkejut.

ONE OF KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang