"Pulang bareng gue yuk!" Seru seorang siswa cowok yang membuat Jisoo memutar bola mata jengah. Cowok itu menarik tangan Jisoo menuju mobil jeep-nya. Jisoo tak mau kalah, gadis itu menyentakkan tangan Jungkook secara kasar.
"Gak usah, gue dijemput." Ujar Jisoo ketus. Jungkook mengeram kesal.
"Kapan sih lo mau nerima gue?"
"Lo udah tau jawabannya, kan?" Tanya Jisoo datar.
"Gak akan pernah, Jeon Jungkook." Sambung Jisoo, menjawab pertanyaannya sendiri. Gadis itu membalikkan badannya, hendak meninggalkan Jungkook ketika tangannya dicekal cowok itu.
"Kasih gue kesempatan."
"Udah terlambat buat lo ngomong itu." Ucap gadis itu seraya berusaha melepaskan cekalan tangannya dari Jungkook.
"Lepasin tangan gue!"
"Gak." Cowok itu semakin mengeratkan tangannya yang mencekal gadis itu tanpa memperdulikan akibat cekalannya yang membuat pergelangan tangan Jisoo memerah dan sakit.
"Gue gak akan lepasin elo sebelum elo kasih gue kesempatan."
"Jungkook! Lepas!" Jisoo masih terus meronta.
"Lo nggak akan pernah bisa dapatin kesemp..." Ucapan Jisoo terpotong. Gadis itu menutup mulutnya ketika melihat Taehyung tiba-tiba menonjok pipi Jungkook hingga cowok itu sedikit terhuyung ke belakang dan melepas cekalan tangannya pada Jisoo.
"Cupu lo! Berani kasar kok sama cewek." Ejek Taehyung kepada Jungkook. Cowok itu, Jungkook, mendengus pelan sementara Taehyung sudah membawa Jisoo untuk menjauh dari jangkauan Jungkook.
"Lo nggak apa-apa?" Tanya Taehyung kepada Jisoo dengan nada khawatir. Gadis itu mengangkat satu alisnya saat melihat Taehyung memeriksa tangannya yang tadi dicekal oleh Jungkook.
"Tangan lo merah. Gue obatin ya?" Ucap Taehyung. Cowok itu kini mengalihkan perhatiannya dari pergelangan tangan gadis itu menuju wajah. Jisoo menarik tangannya.
"Gak perlu."
"Gimana kalo gue antar pulang?"
"Gak usah, gue udah dijemput." Ucap Jisoo sambil menunjuk mobil hitam yang menjemputnya dengan mata. Gadis itu berjalan melewati Taehyung dan masuk ke dalam mobil ketika supirnya membukakan pintu.
Taehyung tidak hanya diam, sekelebat ide muncul di otaknya. Cowok itu segera menaiki motor ninja merahnya lalu melajukan motornya menjauh dari area HighScope Indonesia.
*****
"Bagaimana dengan sekolah kamu?" Suara pria paruh baya yang tak lain adalah Daddy Jisoo itu memecah keheningan yang sejak tadi tercipta saat makan malam.
"Biasa aja." Ujar Jisoo dengan tenang seraya menyendokkan nasi dan menyuapi dirinya sendiri.
"Daddy juga pasti udah tahu gimana sekolah saya."
"Habis makan belajar, lalu tidur. Jangan main lagi, jangan pulang malam lagi." Mendengar itu, nafsu makan Jisoo hilang seketika. Padahal dua hari yang lalu ia pergi ke cafe juga karena perselisihan dengan Daddy-nya, lagipula itu pertama kali ia pulang malam seumur hidupnya. Jisoo meletakkan alat makannya begitu saja.
"Saya bukan anak kecil lagi. Sudah seharusnya saya melakukan apa yang saya mau."
"Kamu berani melawan Daddy?" Tanya sang Daddy dengan suara tinggi. Jisoo berdiri dari tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE OF KIM
Fanfiction"Apa gue harus tetap tersenyum di saat badai luka mulai tertawa? Apa gue harus tetap tersenyum saat nggak ada hal yang bisa gue jadikan alasan untuk tersenyum?" - KIM JISOO "Bullshit! Gue sangat tau elo, Jisoo. Gue kangen Jisoo. Gue minta sama lo bu...