si kumamon tengil

1.5K 213 81
                                    

Yuhuuu adakah yang nunggu taegi?
Part kali ini mari bergembira yes!!
Selamat membaca...

















Aku terbangun dengan perasaan bingung.Menatap langit-langit yang berwarna putih,seingatku langit-langit kamarku didominasi warna biru.Juga ranjang yang terasa lebih kecil dari ranjangku.

Dimana aku?

Lalu aku teringat,seingatku terakhir kali aku ke rumah sakit,menelusuri lorong,ruang piano,lelaki berambut pirang lalu setelah itu aku lupa.

"Tae....Oh sayang,kau sudah sadar." aku mengenali suara ibuku.Dia menghambur ke arahku. "Tunggu sebentar aku akan memanggil dokter."

Tak lama kemudian muncul seorang pria berbaju serba putih dengan stetoskop menggantung di lehernya dia diikuti oleh seorang wanita berbadan gemuk yang kutebak pasti seorang suster dari seragam yang dikenakannya.

"Halo,taehyung! Bagaimana perasaanmu nak?" tangannya dengan terampil meletakkan ujung stetoskop di dadaku.

"Apa kau merasa mual?" aku menggeleng.

"Telingamu berdengung?" aku menggeleng.

"Kepalamu sakit?" aku terdiam,aku sedikit pening,tapi tidak menyiksa jadi aku menggeleng.

"Well,kondisimu membaik.Maksudku kau mungkin bisa saja mengalami nyeri yang luar biasa hingga kau pingsan,tapi untuk sekarang kondisi vitalmu bagus.Suster Clara akan menjadwalkan pemberian obatmu dan pemeriksaan rutinmu.Jadi minum obatmu secara teratur ya!."
Terangnya membaca tabel yang dibawa oleh suster,memberi coretan pada beberapa bagian.

"Aku akan meninggalkanmu dengan suster Clara,aku perlu membicarakan hasil CT Scan-mu dengan orang tuamu."

Ibuku mengelus kepala dan memcium keningku sebelum keluar mengikuti dokter.Tampak gurat kesedihan di wajahnya.Inilah yang aku benci,bila aku terbaring lemah orang-orang disekitarku akan bertingkah emosional dan mudah bersedih.

"Hai,Taehyung.Perkenalkan aku suster Clara.Mulai saat ini aku yang akan menanganimu." Sapanya ramah.Dia suster yang berperawakan gemuk,kalau ditafsir usianya mungkin di antara tigapuluhan tahun.

"Kapan aku bisa pulang?." tanyaku bosan.Demi Tuhan aku mau pulang saja.

"Pulang?." dia mengrenyit. "Kau tidak akan kemanapun,Tae.Ibumu memutuskan untuk memberikan perawatan intensiv disini,itu berarti kau akan tinggal disini sampai batas waktu yang ditentukan."

Oh bagus! Apalagi yang lebih buruk ketimbang berada disini.Ibuku kali ini bersungguh-sungguh.

"Tenang saja kau tidak akan bosan berada disini,kau memiliki teman sekamar,aku yakin kau akan menyukainya.Dia anak yang baik dan lucu." Katanya dengan senyum manis.

Apa? Jadi aku tidak sendirian?
Asal kau tahu saja,aku mencintai privasi seperti romeo mencintai julietnya.Aku tidak suka berbagi kamar.Seharusnya Ibuku berfikir panjang sebelum menempatkanku disini.

Aku mendecak kesal. "Kenapa tidak menempatkanku di ruangan untuk satu orang saja,aku tidak suka berbagi,aku mau pindah kamar."

"Well,di divisi ini tidak ada ruangan untuk satu orang,Tae.Yang kau tempati sudah termasuk ruang VIP."

Aku meneliti sekitarku.Ini tampak seperti sebuah kamar biasa,ada sofa coklat empuk di sudut ruangan,ada sebuah rak buku yang penuh komik yang aku yakini milik si teman sekamarku,ada sebuah TV LCD ukuran 70inch menempel ditembok,yang berbeda hanya ada sebuah tirai tebal yang menyekat tempat tidur kami.

"Aku akan mengambilkan makanan untukmu,kau pasti lapar."

Dia menyinggung tentang lapar dan seketika perutku berbunyi mengundang tawanya.
Perut sialan.

Already Gone (taegi) ~ OnGoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang