Aku sebal,
Aku tak ingin hanya makna,
Karena aku bukan pemikir ulung,
Yang harus menjauhkan wajahmu dari mendung.
Aku sebal,
Sebab, tak ada suara.
Hanya ada hampa dan prahara.
Hanya ada suara jam yang memecahkan suara gelas kosong.
Akan kupelajari bahasa diam,
Guna memercikkan bara suara didalam kata-katamu yang karam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
PoetryBercerita tentang kehidupan sehari-hari, mempelajarinya, lalu bertahan untuk tetap hidup. Sebab, fantasi itu adalah tentang realita yang sempurna #96 on Sajak (11 Juli 2018)