Chap 5- Masa kritis Lee Sang Hoon

33 7 1
                                    

( Nb : readers bisa menggulirkan halaman ini dengan menekan tombol volume untuk meperkeras/ memperkecil suara. Kansahamida)

"Dimana buku itu?" Geram Lee Sang Hoon

★FLASH BACK★

"Huh... hari ini membosankan sekali!" Seru Lee Sang Hoon sedang menata ulang isi tasnya yang berantakan.

"Hah? Apa ini? Kok ada masker? Topi? Kacamata? Dan.... buku itu lagi...." kata Lee Sang Hoon sambil menatap nanar buku itu.

"Je Kyung... " Sahut Lee Sang Hoon pelan sepelan suara semut.

Klang... bunyi bel di ruangan itu berbunyi. Lee Sang Hoon dengan cepat memasukkan buku itu ke tasnya tadi. Dan orang itu adalah.... manajer Lee Sang Hoon.

"Oh.. Lee Sang Hoon... tepat sekali kau disini. Ini jadwalmu untuk hari ini." Kata manajer Lee Sang Hoon.

"Kau... kejam... pagi yang cerah seperti ini kau memberiku jadwal tak menyenangkan seperti ini. Huh! perusak suasana pagi!" Kata Lee Sang Hoon kesal.

"Hei Sang Hoon.... itu sudah tugasmu sebagai seorang bintang. Dan perlakuanmu terhadap seorang manajer itu sangatlah tidak sopan." Kata manajer Lee Sang Hoon.

"Hei... ingat... kamu itu masih temanku ahjussi! Dan jika bukan karena aku, kamu tidak akan bisa menjadi manajerku." Kata Lee Sang Hoon sambil melotot.

"Yaish!!" Manajer Lee Sang Hoon kesal karena kehabisan kata-kata.

"Haha... kehabisan kata-kata nih?? Oke.. jadwal hari ini, pertama meet and greet jam 12 siang, latihan vokal untuk konser jam setengah satu sampai jam 3 sore latihan choreography jam 4 sampai jam 6 sore.....  kenapa banyak sekali??" Tanya Lee Sang Hoon

"Masih ada yang lain juga... ini namanya penyiksaan mental. Kapan aku bisa dapatkan privasiku?" Rengek Lee Sang Hoon merengek seperti anak kecil yang meminta sesuatu tapi tidak dituruti.

"Yup... itu sudah tugasmu.. sekarang sudah jam 11 siang. Kamu harus bersiap-siap, sebentar lagi kita harus berangkat menuju tempat meet and greet." Kata manajer Lee Sang Hoon sambil melihat jam tangannya.

"Hah!!" Teriak Lee Sang Hoon frustasi sambil mengambil tasnya lalu keluar dari ruangan itu.

"Mau kemana?!!??" Teriak manajer Lee Sang Hoon yang hanya dijawab dengan acungan jempol Lee Sang Hoon.

●Lee Sang Hoon POV'S●
"Sebel... pagi-pagi tugas sudah menumpuk.... apaan tuh... dasar manajer aneh!!"gerutuku tak jelas.

"Jekyung... aku sudah mewujudkan mimpimu!! Mimpi bodohmu menjadi seorang bintang terkenal di seoul... mimpi itu... sudah berhasil kugapai...kuwujudkan..." gumamku tak jelas dan perlahan mengingat mimpi Je Kyung.

Aku selalu berfikir keras sebenarnya apa alasan Je Kyung ingin sekali menjadi seorang bintang terkenal di Seoul, padahalkan menjadi seorang yang terkenal itu sangat merepotkan. Setiap hari jadwal padat merayap, entah latihan vokal, choreography, meet and greet, dan yang lainnya. Aku juga merasa menjadi tidak memiliki sedikitpun privasi. Sedikit bertindak, menjadi perbincangan hangat di media sosial.

"Je Kyung... kapan kamu kembali dan menunjukkan senyum itu padaku?" Dengusku

Tanpa disadari, kakiku ini membawaku ke suatu kedai es krim di taman kota.

"Es krim... aku butuh itu untuk menjernihkan kembali pikiranku yang kacau balau. Aku perlu itu" gumamku berterimakasih pada kaki panjangku. aku melangkah maju ke kedai es krim itu. Baru saja menginjakkan kaki di kedai itu, sekerumun gadis berbisik-bisik. Dan salah satunya berteriak, "Iya!! Itu benar!!! Dia adalah Sang Hoon *oppa!!"
(*Nb : sebutan kakak laki-laki oleh perempuan yang lebih muda/ bisa digunakan untuk memanggil pacar oleh perempuan)
Semua yang ada disitu langsung melihat ke arahku dan berteriak        " Sang Hoon oppa!!!!".
Mungkin kali ini nasib buruk berpihak padaku. Aku langsung berlari meninggalkan kedai es krim itu. Semakin mereka meneriakkan namaku, makin banyak orang yang mengikutiku. Aku berlari sekuat tenagaku dan terus menerus berputar-putar di sekeliling kedai es krim itu dan aku menemukan sebuah kursi panjang di bawah pohon rindang yang teduh tak jauh dari kedai es krim itu. Aku duduk dan mulai mengacak-acak isi tasku.
Tanpa berbasa-basi, aku langsung mengambil masker, kacamata, dan topi. Dengan pakaian sweater hoodieku aku langsung menutup kepalaku."Sang Hoon oppa!! Dimana kamu?" Suara seorang gadis yang berhasil membuatku merinding dan... tasku tergelincir dari tanganku.
"Sang Hoon oppa!! Dimana kamu!!" Teriak seorang gadis dari kejauhan.
Aku segera membereskan isi tasku dan buku itu lagi.... berada di tanganku. Saat hendak kumasukkan, suara seram itu muncul lagi yang sukses membuatku diam mematung.

"Sang Hoon oppa! Dimana kamu?" Teriak seorang gadis berambut pirang melewatinya begitu saja.

Untuk sesaat, aku lega karena bisa terhindar dari terpaan maut yang datang. Tapi itu hanya sesaat, karena gadis-gadis yang lain mulai berdatangan dan meneriakkan namaku.

Aku mematung. Jantungku berdebar dengan kencang. Dan kali ini nasib baik berpihak padaku. Mereka melewatiku begitu saja. Aku lega dan menghembuskan nafas untuk sekejap.

Oh... tidak... nasib baik tak berpihak padaku. Gadis berambut pirang itu kembali menghampiriku dan bertanya apakah aku ini Lee Sang Hoon. Aku hanya menggeleng untuk mengelak. Tapi gadis itu tetap tidak menyerah dan malah mau melepas kacamataku. Aku berusaha menghentikannya,  tetapi gadis itu memberontak dan mulai melepas kacamataku.

Kacamata yang kugunakan,perlahan muali lepas. Jantungku berdegup 10x lebih cepat dari biasanya. Bahkan, aku bisa mendengar suara degub jantungku yang hampir meledak... dan...........

Hai!!! Readers yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng.... oke, chapter kali ini cukup sekian dulu ya... kayaknya author bakal bagi 2, soalnya chapter ini tergolong panjang. Oh... ngomong-ngomong, gadis itu jadi melepas kacamatanya atau tidak?

A. Gadis pirang itu melepas kacamata Lee Sang Hoon
B. Gadis itu tidak melepas kacamata Lee Sang Hoon.
Kirimkan jawaban readers sekalian di kolom koment ya!! Kalian bisa tau di chap selanjutnya. Oh jangan lupa vote nya juga ya... bye!!

STRANGE WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang