3. Trhee Love

209 6 0
                                    

Waktu terus berlalu, dan kini lagi-lagi aku memulainya dari awal lagi. Lagi dan lagi aku terus membuka hatiku, meskipun aku sudah sering tersakiti namun inilah caraku untuk bisa melupakan rasa sakit hatiku dan menutupi lukaku iyah inilah caraku lagi dan lagi menutupi luka bukan menyembuhkan luka.
19 Febuari 2016, kini aku membuka hati untuk seseorang cowok lagi, kali ini bukan hatiku yang ingin menerimanya namun aku hanya ingin menghargai sahabatku Dewi yang ingin sekali aku lebih dekat dengan teman cowok nya itu. Aku pun mengikuti keinginan Dewi untuk menjalani hubungan dengannya. Namanya Marko, dia sekelas dengan Dewi jurusan IPA, umurnya 17 th, orangnya tinggi dan putih, cara dia berpakaian terlihat rapi dan styles. Dia idola para perempuan, banyak sekali perempuan yang mendekatinya, siapa saja yang melihatnya pasti langsung jatuh hati. Namun bagiku itu bukan alasanku mau menjalani hubungan dengannya namun itu karna aku ingin menghargai pilihan sahabatku Dewi. Aku sama sekali tidak tertarik dengan hal yang ku sebutkan tadi pada dirinya, namun ada satu yang bikin aku tertarik sama dia adalah sopan. Yah, dia sopan dalam berbicara dan aku suka, dia tidak terlalu berlebihan dan tidak banyak gombal. Seiring berjalannya waktu aku dan Marko semakin dekat, kami sering jalan bareng dan dia juga selalu menemaniku kemana pun aku ingin pergi. Dia baik, dan dia tidak menuntut banyak dariku. Setelah 2 minggu kami dekat, Tepatnya sekarang tanggal 1 Maret, dia menyatakan perasaannya kepadaku waktu kami joging disore hari.
“Vel?” katanya dengan lembut.
“iyaah?” jawabku.
“Aku ingin mengatakan sesuatu” katanya.
“Kamu mau nanya apa?” jawabku.
“Apakah kamu mau jadi pacarku?” tanyanya dengan penuh penasaran.
“Aaaa...kuu...” gugupku menjawab.
“Kamu bisa bilang tidak jika kamu tidak mau, aku tidak ingin memaksamu, ikuti saja apa kata hatimu” Kata Marko.
“Tapi apakah kamu serius? Apakah kamu sudah yakin padaku?” tanyaku.
“Aku tidak akan mengatakan perasaanku padamu kalau aku memang tidak serius Vel, namun aku mengatakan perasaanku karna aku ingin serius padamu aku tidak ingin main-main” jawabnya.
“Aku takut, tersakiti lagi Marko.” Jawabku dengan sedih.
“Aku mengerti perasaanmu, setiap hubungan pasti ada rasa sakit dan bahagia, setiap hubungan pasti ada rintangannya Vel, aku tidak janji kalau aku akan menyakitimu, tapi aku janji aku tidak akan meninggalkanmu” jawabnya dengan tulus.
Dari jawaban Marko membuatku berpikir sebentar dan tersadar apa yang Marko bilang itu benar setiap hubungan pasti selalu ada rintangannya.
“Jadi apa jawabanmu?” tanyanya.
“Iyah aku ingin mencobanya denganmu” jawabku.
Akhirnya sore itu juga kami resmi jadi pasangan kekasih. Hari-hari yang kami lewati pun berubah seketika menjadi romantis saat kami memulai hubungan yang sebenarnya. Marko itu, ketika aku sedih dia selalu membuatku tenang dengan kata-katanya. Dia selalu tau gimana dia harus bertindak, dia juga selalu ada saat aku membutuhkannya, dia baik... dia baik... dia baik dan sangat baik membuat aku terkesan padanya.
”Kamu gk akan mainin aku kan?” tanyaku.
“Emang aku anak cewek yang suka mainin boneka barbie, aku lebih suka main mobil-mobilan tau” jawab Marko.
“Aku serius Marko” jawabku.
“Kamu dengar yah, kamu itu bagaikan boneka barbie dan aku sebagai laki-laki sejati gk bakal main boneka” jawab tegas Marko.
Langsung ku peluk Marko dengan erat, rasanya sangat nyaman dia membuatku tidak takut akan tersakiti lagi. Marko selalu membuat hatiku luluh dengan perkataannya.
Sore itu kami janjian ketemuan di caffe dekat persimpangan jalan depan gang rumahku, Marko sudah menungguku lebih dulu, tapi aku datang sangat terlambat dan Marko sudah menungguku lebih dari setengah jam.
“Maaf aku telat” kataku.
“Udah kamu duduk dulu, tu minuman sama makanan kamu udah aku pesanin” jawab Marko.
“Kamu gk marah?” tanyaku.
“Emang aku harus marah yah?” tanya balik Marko.
“Tapi kan aku udah telat, kamu sudah lebih dari setengah jam menunggu” jawabku.
“Aku sebagai laki-laki gk akan biarkan kamu yang menunggu, biar aku saja yang menunggumu, nunggu itu berat, kamu gk akan sanggup. Sebagai laki-laki yang setia aku bakalan selalu nunggu kamu, karna aku benar-benar serius aku bakalan nunggu kamu” jawab bijak Marko.
“Ahhh Marko kamu kok segitunya sih, kamu selalu aja bikin aku tersenyum setiap kali dengat perkataan mu” jawabku.
“Tujuanku bukan hanya melihatmu tersenyum, namun tujuanku lebih dari membuatmu tersenyum” jawabnya.
Itulah Marko, sikapnya, perilakunya, cara ia menyampaikan perkataannya itulah yang aku suka dari dia, dia beda dia tak sama dengan yang lainnya, dia lebih mengerti perasaan wanita, dia juga selalu mengalah dan dia orangnya gk pernah ambil hati.
Seiring berjalannya waktu, seminggu sudah kami berdua menjalani hubungan ini dan Alhamdulillah hubungan ini masih baik-baik saja. Waktu itu aku dan Marko pergi Joging disore hari di sekitaran Taman Kota, sepanjang berjalan aku selalu diam, entah apa yang membuat pikiranku terganggu.
“Haiii bidadari, kok cemberut sih?” sapa Marko.
“Aku gk papa kok” jawabku.
“Pasti ada yang dipikirin, coba cerita siapa tau aku bisa bantu” katanya.
“Aku gk tau rasanya seperti ada yang tertinggal dari pikiranku entah itu apa sampai membuatku gelisah tidak bisa tidur nyenyak semalaman” jawabku.
“Kok gitu? Bukannya kemarin kita happy-happy aja kan, kamu juga gk kelihatan ada yang aneh, malah kamu yang paling sering ketawa kemarin waktu kita main lempar-lempar bola di Mall” katanya.
“Nah itu dia aku juga bingung kenapa aku bisa gelisah” jawabku.
“Udah sekarang kamu tenangin dulu pikiran dan perasaan kamu yah. Sekarang aku antar kamu pulang dulu, nanti malam aku jemput jam 7” kata Marko.
“Mau kemana?” tanyaku.
“Ketempat ku dunia ku dimana kamu bakalan tenang disana dan gk ada beban pikiran lagi, kamu ikut saja denganku kita pergi sama-sama disana” jawabnya.
“Oke” jawabku.
Sampainya dirumah, aku pun malah kepikiran dengan kata-kata Marko tadi, aku penasaran dia mau mengajakku kemana yah. Apa mungkin kerumahnya? Apa dia juga ingin mengenalkan aku dengan orang tuanya? Ah sudahlah, aku mau mandi dulu dan siap-siap.
Waktu pun cepat berlalu kini sudah pukul 06:45 sebentar lagi Marko akan datang menjemputku, sambil ku bergegas ingin keluar kamar, bel rumahku pun berbunyi dan aku pun bergegas langsung keluar dari kamar dan ternyata Marko sdh menungguku didepan pintu. Sambil berjalan menghampirinya jalanku pun terasa aneh malah semakin lambat dan semakin berat untuk melangkah.
“Ayo Vel ikut denganku sekarang kita tidak punya banyak waktu” kata Marko sambil mengulurkan tangan kanannya.
“Kita mau kemana?” tanyaku,
“Ketempat ku kamu akan tenang disana” jawabnya lagi.
Akhirnya aku menghampirinya dan mencoba memegang tangannya yang dia ulurkan namun sedikit lagi aku mencapai tangannya tiba-tiba aku terpeleset dan aku jatuh tanpa sadar......
Aku terbangun dan membuka mataku dengan perlahan, aku merasa aneh, mengapa aku tiba-tiba ada dirumah sakit dan disekelilingku ada Dewi, Risa, Roy, Lala dan teman-temanku yang lainnya.
“Vel ini kami, haiii Vel kamu dengar kami kan” sahut Dewi.
“Alhamdulillah Vel lu sudah sadar” sahut Risa
“Aku kenapa?” tanyaku dengan bingung.
“Kamu Kecelakaan Vel, waktu malam habis kita nonton Kompetisi StandUpComedy itu” sahut Roy.
“Iyaaah lu udah 5 hari koma, kami khawatir banget, kami takut kalau lu kenapa-kenapa” sahut Lala.
Hahhh aku koma? Aku kecelakaan? Kapan? Dimana? Sejak kapan? Aku merasa sangat aneh sekali, bukannya tadi aku hanya terpeleset saat ingin menghampiri Marko. (Pikiranku)
“Ah iyaa, Marko iya Marko dimana?” tanyaku.
“Hah, siapa itu Marko?” sahut Roy.
“Iyaa Marko itu siapa Vel?” sahut Dewi.
“Oh bukan apa-apa gausah dipikirin yah” sahutku.
“Ah udah temen-temen mungkin ini efeknya, Velia kan baru sadar dari komanya” Sahut Risa.
Tunggu, apakah aku bermimpi? Ah iya mungkin itu mimpi, tapi terasa nyata dan terasa hidup. Aku tidak habis pikir kejadiannya akan seperti ini. Oh Tuhan apakah sekarang aku benar-benar sadar?. Aku terus memikirkan hal itu sampai pulangnya aku dari rumah sakit hal itu pun tak bisa berhenti ku pikirkan, apakah itu benar-benar mimpi ? aku terus bertanya-tanya pada diriku sendiri. Dan aku teringat tentang percakapanku waktu itu sama Marko “Ketempat ku dunia ku dimana kamu bakalan tenang disana dan gk ada beban pikiran lagi, kamu ikut saja denganku kita pergi sama-sama disana”. Apakah itu maksudnya dunia bukan disini tapi ? akhirnya pun aku sadar, itu mimpi iyaah ituh adalah mimpi jika aku sampai memegang tangannya Marko aku tidak akan hidup didunia ini lagi, aku akan ikut bersamanya, sekarang aku ngerti apa maksud yang Marko bicara seperti itu. Tapi syukurlah Allah masih menyelamatkanku dan masih mengijinkan ku untuk hidup lebih lama lagi di dunia ini.
Sungguh pengalaman yang tidak biasa dan tidak bisa ku lupakan. Terimahkasih Marko sudah baik kepadaku, maaf aku tidak bisa ikut denganmu. Aku tidak tahu kamu siapa dan aku tidak tahu latar belakangmu tiba-tiba saja kamu ada dimimpiku dan membuatnya seperti nyata, namun maafkan aku maaf sekali aku meninggalkanmu aku berdoa semoga kamu tentang di duniamu dan bahagia selalu di sana.
Salam rindu dariku Pacar dalam mimpimu.

Past Love Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang