Riak hati

9 1 0
                                    

Mentari sangat menyengat kulit ketika tubuh ringkihku mencoba menimba air di sumur desa kami.Rupanya aku kebagian terakhir setelah semua orang selesai mencuci,dan sumur itu satu-satunya sumber air di desa kami.Ketika tanganku yang kecil menarik tali kereknya,sebuah tangan kokoh dengan sigap meraih tali itu,lalu mengisi timba itu sampai penuh.
Knapa dia slalu ada,apa tuhan memang mengirimkan dia untuk aku.Bahkan sedikitpun ia tak mau aku celaka.Batinku mulai berbisik.Tapi usiaku yang masih putih ungu blum mau memaknai sebentuk perhatian darinya.Aku mulai terasa nyaman,terasa ter lindungi dengan kehadirannya. Bahkan kepribadiannya yang kocak,membuatku mampu melu pakan semua masalah-masalah krna slalu ada tingkahnya yang membuatku tertawa ngakak.
" Kakak kan sudah bilang,isna panggil kakak kalau mau mencuci,timba ini terlalu berat buat kamu."
"Kan sekalian olahraga kak,aku jga udah mulai terbiasa kok?"
"Tapi kalau kamu knapa-napa gimana?jngan gitu lagi ya?,ucap mu sambil cemberut.
"Iya deh,isna janji,bakalan manggil kakak,kalau mencuci lagi.Ucapku sambil tersenyum

Tapi wajah di depanku,itu tak pernah marah,tersungging senyuman di bibirnya yang tipis. Lamat kuperhatikan senyumnya tulus,hmmm...tuhan memang tak pernah memberiku kakak,karna aku anak bontot,tapi tuhan mengirimkan kakak orang lain untuk kujadikan kakak.Dunia ini lucu dan aneh.

HEART GUARDIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang