Hello, gaes ..
Ane balik again!
Oh ya,,mana nih . yang dari Jogja-komen dong!
Please:-DMalamnya setelah kejadian siang itu di Yayasan panti asuhan, Nayna terus saja memandangi mawar itu.
Bahagia, sangat bahagia hatinya. Ditaruhnya mawar itu didalam lembar buku hariannya yang sebelumnya telah ia sisipkan puisi manis ungkapan hatinya~
Mawar merah, merah pekat
Sepekat pikiranku tertuju padamu
Disela kesibukan hati
Hingar bingar malam
Aku tiada pernah menyangka jika bertemumu kembali...Dipertemukan dalam suasana hangat, sedekat itu jaraknya
Hanya terpisah beberapa jengkal
Hingga aku dapat memandangi wajahmu secara dekat, lekat
Entah...apa aku ini gila?
Apa aku ini sudah tidak waras?
Yang aku tau, aku sudah jatuh cinta padamu
Wahai lelaki FULAN...~
Lalu ditutupnya buku harian itu dengan setangkai mawar 'terjepit' didalamnya.
Oh...Nayna, gadis ayu yang tengah dilanda asmara.
Dia begitu memuja pangeran tapi pangeran soleh yang sudah berkomitmen dengan gadis lainnya.Gadis yang dianggapnya solehah, religius dan sesuai dengan pandangan islam. Bukan sosok seperti Nayna...
Gadis begajulan yang jauh dari kata agamis.
Nayna oh..Nayna ia mencintai orang yang dia sendiripun tidak tahu hati orang yang dicintainya untuk siapa.
Berbalaskah cintanya atau malah bertepuk sebelah tangan.
Nayna tidak berfikir sampai kesitu, yang dia tahu lelaki aneh itulah yang membuat hatinya saat ini dilema dan berbunga-bunga.©©
*Aisyah, aku ingin bertemu denganmu besok. Aku ingin bercerita sesuatu, sesuatu yang sedikit lucu tapi menyimpan haru dan makna baik. Aku sangat ingin membagi cerita ini denganmu.
Tentang pertemuanku dengan gadis yang ingin 'menghijabkan' diri.
Aku ingin minta pendapatmu...
Berhubung kamu sesama perempuan dengannya. Datanglah besok ke Panti asuhan bapak, kita bertemu disana pukul tiga sore!
Aisyah tersenyum simpul, membaca pesan singkat dari calon suaminya yang membahas pertemuannya dengan seorang gadis.
Aisyah tidak cemburu sedikitpun, tidak marah sedikitpun dalam hatinya, karena dia sangat percaya pada Fadli yang akan menjadi imam rumah tangganya.
Seakan dia paham betul dengan watak Fadli, hingga dia tidak takut setelah membaca pesan itu.
Baginya...
Fadli memang seperti itu, selalu baik dan ramah pada siapapun, tak terkecuali dengan gadis itu.
*iya Fadli, bagilah ceritamu denganku besok. Aku akan datang menemuimu.
Dibalasnya pesan Fadli, singkat memang..
Segera setelah itu ia mengambil wudhu hendak menunaikan salat isya'.
Saat berjalan menuju 'padasan' dibelakang rumah, Aisyah terus tersenyum-senyum, pikirannya dibawa de javu dengan kejadian dua hari lalu. Saat tengah hari tiba-tiba Fadli mengetuk pintu rumahnya bersama kedua orangtua angkatnya.
Saat itu, Aisyahlah yang membuka lawang pintu..
Gadis itu tersenyum, "Assalamualaikum" ,
"Waalaikumsalam..pakdhe Ma'dum dan budhe. Ada perlu apa pakdhe sama budhe siang-siang datang kemari? Fadli juga?"
"Aisyah.. Kami kemari ingin bertemu kamu dan orangtuamu, Nduk?"
"Mari masuk, monggo silahkan duduk! Saya panggilkan abah dan umi dulu."
Aisyah terus saja tersenyum-senyum bila mengingat hari itu,
Hari dimana pintu rumahnya diketuk dan tamunya adalah orang yang melamarnya.
Dan dua bulan lagi ijab-qobul mereka akan digelar.Ah..
Bahagia sekali jika membayangkannya.
@@
"Tadi ayah melihat pamflet dijalan. Isinya terima jasa bimbingan mengaji dirumah.
Apa kamu mau Nay kalau ayah panggilkan. Ayah kebetulan juga sudah menyimpan nomor telpon yang dapat dihubungi."
"Iya yah, boleh. Nay mau!"
Semenjak mengenal Fadli, Nayna semakin dekat dengan agama. Sedikit demi sedikit ia mengoreksi diri.
Nayna sangat berharap bisa bertemu lagi...dan lagi dengan pemuda itu.
Dan nanti ketika bertemu kembali, Nayna tidak mau mengalami hal yang memalukan seperti halnya jilbab kemarin.
Kemarin saja Fadli menanyaiku tentang jilbab. Mungkin saja besok dia akan menanyaiku tentang bacaan al qur'an-ku
Lebih baik aku ikuti saran ayah saja yang mau mencarikan guru ngaji dan bisa memperbaiki bacaanku.
Pikir Nayna dalam-dalam.
Gadis itu benar-benar sudah jatuh cinta, ingin sekali rasanya dia membuat Fadli 'terkesan' dengannya.
Dia ikuti sedikit demi sedikit isi buku Tuntunan menjadi Calon Suami atau Istri Idaman menurut Islam yang pernah diberikan oleh Fadli.
Nayna benar-benar ingin berubah menjadi gadis menurut islam.Tidak berarti dia berhenti dari geng sebegajulannya. Mana bisa gadis itu meninggalkan kawan-kawanya, sahabat-sahabatnya yang selalu ada disampingnya, selalu menghibur saat dia terpuruk, selalu mendukung saat dia jatuh.
Mana bisa gadis itu menjauh dan tidak bergaul dengan...
Indah,
Maria,
Isyana,
Ranita,
Dan..
Maya...
Mana bisa!
Dibukanya buku harian miliknya, hujan sore yang turun menambah sendu suasana hati Nayna.
Dipandanginya jalan setapak yang nampak dari jendela besar kamarnya. Hujan sore ini membuat jalanan sepi tanpa satupun kendaraan lewat.
Hanya butir-butir air hujan yang menetes diluar membasahi kaca jendela, disentuhnya kaca itu...
Terasa dingin..
Nayna tersenyum simpul sambil mencium setangkai mawar merah yang mulai mengering pelan, dipandanginya mawar itu.
Lalu ditempelkannya kepermukaan kaca jendela kamarnya, sehingga kini dimatanya yang terlihat hanya butir butir hujan yang membasahi kaca dan setangkai mawar yang dia tempelkan dipermukaan kacanya.Menghela nafas,
"Mawar yang kering ini ibarat aku, sementara bulir-bulir hujan yang menyejukkan diluar ini adalah kamu,Fadli-telunjuk kanannya ditempelkan kekaca, seolah-olah jarinya menyentuh 'pas' butiran air hujan yang menempel dikaca luar."
Pandangan Nayna sangat lekat pada mawar dan butiran air hujan yang dipisahkan pembatas kaca bening jendelannya,
"Jika mawar yang nyaris kering ini tersiram air hujan, mungkin saja mawar ini akan terlihat hidup, terlihat segar dan merahnya menarik."
Desahnya lirih termakan suara hujan diluar.
To be continue...
Guys,
Menurut kalian coklat sama kopih pahitan mana??
Vote
N
Comment #eaaa
:D
Salam Maknur..ckckckck.!
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 Puisi Cinta
RomantikWaktu tak mungkin datang terlambat,meski setengah detik Jodoh tak mungkin tertukar dan keliru,meski mirip semirip pinang berbelah dua.. Dan aku percaya... Cinta tak akan pernah salah menemukan hati siapa yang akan dilabuhinya... Meski banyak hati be...