Kkriingg...(Ponselnya Berbunyi Nyaring)

58 1 0
                                    

Sendirian aku tanpa cinta

Hatiku terbuka hanya untukmu

Serasa sesak memenuhi hatiku

Saat aku mengingat wajah meneduhkan itu

Tapi tanpa mampu menyentuh dengan jariku

Biar mata ini tak mampu melihatmu dalam keseharianku...

Tapi hati ini selalu merasa disisimu

Aku selalu merasa rindu

Rindu yang ingin meloncat keluar dari dadaku

Ingin sekali aku dipelukmu, dicintaimu, dimilikimu

Karena...

Seperti berjelaga jika aku sendiri!

     Tulisnya dalam buku harian miliknya, lagi lagi puisi cinta.
Orang dimabuk cinta selalu sama, menyukai kalimat-kalimat manis, romantis dan menyejukkan hati.

Orang dimabuk cinta selalu sama, mengagumi kalimat-kalimat indah para pujangga, para penyair bahkan gus muda seperti Fadli (khusus Nayna).

                        ##

     Sore itu hujan yang turun sedikit 'brutal' ,tapi tak menyurutkan kaki jenjang milik seorang gadis untuk terus melangkah menerobos gerombolan hujan.

Dinginnya udara saat itu tak menghentikan niatnya untuk masuk ke dalam Yayasan Panti Asuhan Amanah Jogjakarta ,meski sedikit basah-basahan karena payung yang dikenakannya tak mampu melindungi dengan sempurna tapi akhirnya sampai juga gadis itu diambang pintu yayasan.

"Assalamualaikum, Fadli!"

"Waalaikumsalam. Aisyah..kamu kehujanan sampai basah kuyup seperti ini."

Aisyah, tersenyum simpul menanggapi ucapan lelaki yang ada dihadapannya. Dia senang sebab pemuda yang dicintainya berhasil ditemuinya dan saat ini tengah menunjukkan perhatian padanya.

"Tidak apa-apa Fadli. Nanti juga kering."

"Aisyah kamu masih sama seperti dulu. Ngengkel kalau aku bilangi!"

"Aku hanya tidak mau merepotkanmu Fadli."

"Ya baiklah AISYAHNA-dengan nada ditekan, Pasti kamu akan menjawabku dengan seperti itu."

Pertemuan sepasang kekasih itu terjalin akrab dan hangat, dilanjutkan dengan Fadli meminta pendapat gadisnya mengenai saran apa yang harus disampaikan pemuda itu pada seorang gadis yang dimaksud ingin 'menghijabkan' diri itu.

Aisyah memberi jawaban yang memuaskan, ia mengusulkan pada Fadli agar terlebih dahulu menjadi sahabat gadis itu.

Lalu sesering mungkin 'sharing' soal agama dan khususnya jilbab.
Agar gadis itu tersentuh dan mantap perlahan-lahan.

"Mana bisa Aisyah, kami hanya bertemu beberapa kali dan itu tanpa sengaja."

"Coba saja Fadli, insyaalloh berhasil. Alloh tidak akan mungkin menghadirkan seseorang dalam kehidupan kita tanpa makna begitu saja. Kehadiran gadis itu ,apalagi tanpa disengaja mungkin saja itu sebuah takdir dari Alloh untukmu!"

"Iya Aisyah, Aisyahna yang selama enam tahun aku tunggu di Kairo Mesir!"-dengan nada meledek dan bibir mencibir.

"Ah kamu ini Fadli,bisa aja. Oh iya, bagaimana dengan Al-Azhar? Sangat menyenangkankah belajar disana?"
......

*Suasana ngobrol tak terlukiskan sempurna.
                          ©©

     Ponselku berbunyi nyaring, memang beberapa hari ini aku sering mendapat telpon dari nomor yang tidakku kenal.
Semenjak aku menyebar pamflet terima jasa mengajar ngaji itu,

1000 Puisi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang