Wattpad saya, baru error.. Maaf sekali. Lama update!
©©
"Mungkinkah Nana mencintaiku? Ya Tuhan...", Fadli mendesah lirih.
Malam menunjukkan pukul 01:00 dini hari, tapi matanya tak bisa terpejam. Dalam cahaya kamar yang temaram dia mencoba mengingat kembali gadis itu.Pertemuan di Halte bis kota, pengajian akbar di Masjid An-Nawawi, toko buku, yayasan panti asuhan bapaknya sampai menjadi guru ngaji Nayna.
Fadli benar-benar tidak mengerti dengan skenario tuhan. Batinnya, jika Alloh tidak menjodohkan aku dengan Nana, lalu kenapa Alloh hadirkan dia dalam hidupku?
"Astaghfiruwlloh..."
Fadli menghembuskan nafas berat.
Dia takut hatinya berprasangka buruk pada Alloh.Bukankah Alloh itu sutradara, dia, Aisyah dan Nayna hanya pelaku setelah melakukan 'ikhtiar'. Salah jika dia menuntut Alloh.
©©
Suuraaaatttt..!
Suara tukang pos keliling memekakan telinga Nayna, hari ini hari Sabtu, kuliah gadis itu libur.
"Surat dari mana pak, tumben amat hari gini ada yang masih ngirim surat!"
"Kayaknya undangan nih, non. Tolong tanda tangan disini ya!"
Tukang pos menyodorkan undangan 'cantik' berwarna merah maroon dengan dihiasi pita berwarna senada.
Nayna mengernyitkan dahi, menebak undangan pernikahan dari siapa.
Siapakah saudaranya yang akan menikah, ayah dan ibunya tidak pernah bicara jika ada saudara jauh mereka yang akan mengadakan pernikahan.
Tukang pos berlalu meninggalkan Nayna, gadis itu menatap kepergiannya hingga lenyap di Persimpangan jalan.
Nayna memandangi undangan itu, dibagian depan penerima tercantum namanya, 'untuk Nayna Madani'.
"Hah..untukku? Dari siapa?"
Nayna bingung, seingatnya teman-teman se-kuliahan atau geng sebegajulannya tidak ada yang akan menikah, lalu undangan ini dari siapa?.
Inisial F love A terpahat manis dalam bagian depan undangan itu. Pikirannya menebak-nebak, F love A...
Siapa mereka?
Dheegg...Jantungnya serasa berhenti memompa darah. Inisial itu, F Love A ternyata Fadli dan Aisyah.
Undangan itu jatuh dari genggamannya, Nayna gontai. Tiba-tiba dirinya tidak mempunyai tenaga untuk menopang tubuhnya sendiri, berlari masuk rumah sambil sesenggukan, sebelum tubuhnya ambruk di atas kasur.
Bu Yanti yang mengetahui kejadian itu melongo, ia keluar ke teras dan mengambil sesuatu yang terjatuh di lantai.
Lagi lagi inisial F love A, Bu Yanti kemudian menghampiri anaknya, mengelus rambut hitam putrinya, hatinya miris.
"Wis, nduk. Uwis to. Mbok yo istighfar, Na!"
Nayna masih dengan tangisnya, dia ingat betul saat dulu ibunya pernah berkata,
"Pak, ibu seneng banget kalau misalnya Nana menikah sama gus Fadli. Duh mantuku ntar seorang gus yang lulusan Kairo."
Saat itu ketika mereka sekeluarga tengah asyik ngobrol seusai makan malam, dan baru mengetahui jika guru ngaji putrinya adalah gus Fadli yang tak lain putra angkat kyai Ma'dum-ustad atau kyai kondang.
Siang berganti sore, sore berganti petang lalu malam, begitu seterusnya, Nayna masih saja mengunci diri di Kamarnya, meratapi nasib cintanya.
Dia hanya bangkit untuk menjalankan sholat, setelah itu kembali menangis meratapi nasib cintanya.(Februari)
Bulan ini adalah bulan yang sangat menyakitkan untuk Nayna, cintanya,
Kekasih hatinya..
Sebentar lagi akan menikah.Aisyah, gadis seperti apa dia?
Hingga Fadli pujaan hatinya jatuh cinta padanya.
Apakah gadis itu pula yang diceritakan Fadli saat hari lalu, secantik apakah dia?cerdaskah dia?baik-kah dia?
Tapi bukankah saat itu Fadli mengatakan...
Pernah, sekali. Lalu kemudian jatuh cinta itu hanya ilusi nafsu menurutkuItu berarti jatuh cinta Fadli kandas, dan bukan dengan Aisyah saat ini yang akan dinikahinya.
Lalu siapa perempuan yang pernah membuatnya jatuh cinta itu?dan kenapa Fadli menikahi Aisyah jika memang tanpa cinta?Nayna terus saja berfikir-fikir, membanding-bandingkan diri sendiri dengan wanita lain yang tidak diketahui wujudnya.
Hujan sepertinya tau kepiluan Nayna, hingga dia pun turun ke bumi bersama 'hujan' dimata gadis paras ayu itu.
Ketukan bernada intens terdengar di permukaan pintu kamarnya, lalu diikuti dengan suara lembut mengalun, suara ibunya, "Nduk, buka to pintunya Na. Gus Fadli disini ini lo mau mengajarimu mengaji!"Nayna hanya diam ditempat, tak bergeming sedikitpun. Di luar kamar berdiri Bu Yanti dan Fadli, keduanya saling bertatap, berpandangan bingung.
Bu Yanti meredam kekalutannya, dia menceritakan semua yang terjadi pada Fadli...kekasih hati putrinya.
Krekk..
Setelah hampir setengah jam mereka menunggu, akhirnya pintu berukiran asli Jepara itu terbuka.
Sosok berwajah kuyu, pucat, rambut kusut masai keluar dari dalamnya.
"Saya berhenti belajar ngaji, suruh saja Fadli pulang, Bu. Mulai sekarang tidak perlu Fadli mengajari saya."
"Ta..tapi..Nay. Tunggu!"
Brakk!
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment!
Terimakasih gaes.
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 Puisi Cinta
RomanceWaktu tak mungkin datang terlambat,meski setengah detik Jodoh tak mungkin tertukar dan keliru,meski mirip semirip pinang berbelah dua.. Dan aku percaya... Cinta tak akan pernah salah menemukan hati siapa yang akan dilabuhinya... Meski banyak hati be...