Aisyah kepulanganku ini abadi untukmu
Setelah pertemuan di pondok itu...aku semakin percaya bahwa hatiku milikmu
Andai bisa jiwaku ini terbang,
Maka secepat itu pula aku ingin segera mengkhitbahmu*
Enam tahun kita menjalin janji
Janji didepan Alloh dan keesaannya, kini janji itu dipenghujung penantian
Secepatnya aku akan kerumahmu, bertemu abah dan umimu untuk meminangmu*
Aku ingin kamulah bidadari dunia dan akhirat sayaFadli.
"Sms dari Fadli? Dia akan melamarku!", matanya seketika mengembang berair, meneteskan keharuan dan kebahagiaan setelah membaca pesan singkat yang masuk diponselnya, tertanda Fadli lelaki yang selalu ditunggu-tunggu kepulangannya sejak enam tahun silam.
Lelaki yang selalu tak luput dalam doa khusyuknya.
Dan mereka terakhir bertemu tiga minggu lalu secara tidak sengaja diacara sebuah pondok pesantren. Ah, betapa bahagia gadis manis ini. Wajahnya yang ditutupi jilbab tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan diraut wajahnya.
###"Nay, buku ayah mana. Tadi ibumu sudah menyuruhmu-kan?"
"Iya ayah ada dimeja tengah, Nay mau belajar. Jangan panggil-panggil Nay mulu!"
Nayna berbohong, ia bukan ingin diganggu karena belajar. Tapi saat ini dia tak ingin diganggu karena tengah asyik memikirkan 'pangerannya'. Gadis ayu ini sedang kasmaran dengan lelaki yang entah siapa namanya-pun dia tak tahu.
"Kenapa gue kepikiran dia ya. Dia kan katrok banget. Masa iya gue jatuh cinta sama cowok itu,ih!" gumamnya disela-sela membaca buku pemberian lelaki 'misterius' tadi sore.
"Istri yang baik itu menurut islam wajib berjilbab?" ucapnya menimang-nimang, "Eh mana bisa gue. Kan gerah banget pasti!"*Konflik batin Nayna tak terlukiskan-
###Fadli,jika ini yang Alloh gariskan untuk kisah hidup kita...sungguh aku sangat bahagia
Sungguh aku sangat bersyukur atas kemurahan-Nya
Enam tahun sudah kita menanti dalam kejauhan
Dipisahkan jarak beratus-ratus kilo meter jauhnya
Antara Kairo-Jogjakarta,
Hanya bermodal kepercayaan dan pasrah kepada Alloh_
Saya mau menjadi bidadari dunia dan akhiratmu
Segeralah kemari, abah dan umi menantimu!Send, pesan balasan Aisyah ia tujukan untuk kekasih hatinya, dia tidak bisa tidur bila mengingat wajah Fadli yang sebentar lagi akan melamarnya.
Dia siap menjadi bidadari anak kyai kondang, lelaki lulusan Al-Azhar, Kairo, Mesir.
©©(Januari)...kampus Nayna mengadakam bakti sosial mengunjungi yayasan panti asuhan. Ia beserta geng sebegajulannya ikut menghadiri acara 'charity' tersebut. Dengan menderma seikhlasnya, memberi pakaian lama yang masih layak dipakai, menyumbang uang atau bahkan sembako bahan makanan pokok.
"Minggir-minggir...misi misi misi,berat nih hoey...!" teriak Nayna mencari jalan. Setumpuk kardus berisi pakaian ada ditangannya kini, bertumpuk menggunung sampai menghalangi penglihatannya.
"Adik-adik saat ini kita harus bersyukur. Karena kakak-kakak dari Universitas ini sudah mau menyempatkan kemari untuk mengunjungi kita. Dan mereka memberikan bantuan terhadap yayasan kita.Degg..!
Mendengar suara pidato itu, jantung Nayna seolah berhenti. Kakinya gemetar, nyaris saja gunungan kardus yang ia bawa terjatuh dari jagaannya.
"Mungkinkah itu dia?!" Nayna berbisik lirih.
Diturunkan barang bawaannya, lalu menoleh kearah asal suara pidato itu,mencari-cari sesuatu. Firasatnya memberi tahu, kalau dia kenal 'persis' dengan pemilik suara menyejukkan itu.
Sssrrr..!
"Di...di..dia. Lelaki itu", mata Nayna seketika nanar, hendak menangis, tapi entah karena apa. Ia sendiripun tidak tau-menau.~Oh apakah ini pertanda jodoh, ketika saat tiada janji, tiada tau menu sepasang manusia tiada kenal siapa sebelumnya..
Tiba tiba dipertemukan secara tidak sengaja-
Dalam acara yang mulia dimata tuhan
Oh...apakah ini suatu isyarat tuhan untuk merekaNayna mengamati pemuda itu dari kejauhan, dipandanginya secara seksama. Ucapannya serasa menyejukkan hati.
Ditungguinya lelaki yang belakangan ini membuat hatinya rindu, rindu yang menyesakkan hati, menyempitkan dadanya yang entah dia sendiripun tiada mengerti. Aneh memang. Sebelumnya dia tidak pernah mengalami kerinduan yang seperti ini."Em..Assalamualaikum." Nayna menghampiri dan menyapa lelaki itu setelah acara selesai. Lidahnya sebenarnya sedikit kelu sebab rasa malu bercampur rindu.
"Wa'alaikumsalam, Loh Nayna?"
"Iya ini saya, kamu di Panti asuhan ini juga?"
Tersenyum, Kebetulan yayasan ini milik bapak saya,kyai Ma'dum. Dan hari ini saya disuruh untuk mengisi diacara amal ini eh, ternyata dari kampus kamu, Na!".
"Kalau boleh tau siapa nama kamu, kan lucu aja kalau udah ketemu empat kali tapi enggak tau namanya", cengar-cengir.
"Eh, iyakah. Mosok iyo saya belum mengenalkan nama ke kamu sih. Na?. Panggil aku Fadli!"
Nayna 'manggut-manggut', hatinya tersenyum 'menang'.
Kini ia sudah tahu nama lelaki yang dulu menurutnya ganteng tapi katrok itu.
"Kamu sudah baca buku yang saya kasih kemarin?"
Pertanyaan Fadli membuyarkan lamunan Nayna.
"Eh, udah kok Fadli. Udah!"
"Gimana bagus gak?"
"Bagus kok, tapi kayaknya istri idaman menurut islam tidak ada didalam diri saya", tertunduk.
"Astaghfiruwllah, tidak boleh bersikap rendah diri seperti itu ,Na. Alloh tidak suka pada hambanya yang bersikap minder dan rendah diri!"
"Tapi kenyataanya memang seperti itu Fadli, diislam calon istri yang baik itu wajib berjilbab, sedangkan saya...lihatlah." Sambil merapikan selendang penutup kepalanya. Hari ini Nay menggunakan gamis casual dengan penutup kepala, terlihat anggun sekali. Cantik sekali, hingga Fadli-pun diam-diam mengagumi kecantikan gadis itu dalam hatinya.
Tersenyum, "Alloh selalu menerima tobatan Nasuha hamba-hambanya, Alloh selalu senang dengan hambanya yang mau berubah menuju jalan yang lebih baik. Alloh sangat suka itu. Kamu masih bisa berubah na kalau kamu mau."
"Eh..gimana ya?!" Nayna menjawab ragu.
Fadli dan Nayna berbincang-bincang sambil berjalan ditaman yayasan, keakraban diantara mereka terjalin sedemikian cepatnya, begitu hangat, sangat hangat hingga membuat hati Nayna nyaman dan lupa dengan cacian yang pernah ia lontarkan kepada lelaki yang dihadapannya ini, ketika dulu pertama kali mereka bertabrakan di halte.Sendunya sore membuat taman semakin menarik untuk ditatap.
Kupu-kupu yang terbang merendah didepan muka, satu dua lebah nampak menghisap madu bunga gernium ungu, suasana demikian membuat hati Nayna semakin 'dimabuk' saja. Merasa semakin nyaman didekat Fadli."Apa yang membuatmu masih ragu dengan jilbab, Na?"
"Aku masih belum siap, Fadli. Hatiku masih berontak. Aku sangat takut memikirkan jilbab.""Takut kecantikanmu hilang dan tertutup jilbab. Belum siapa karena apa? Apa harus menunggu kematian didepan mata agar siap berjilbab?"
Clegukk.!
Nayna menelan ludah mendengar Fadli mengatakan demikian, ingin marah mendengar bibir gus ganteng berkata demikian padanya.
"Nay, jilbab itu bukan penghalang untuk wanita, kecantikanmu akan semakin bertambah dengan memakai jilbab. Jika kamu masih ragu dan bimbang cobalah untuk memantapkan diri, minta sama Alloh supaya diberi jawaban dan petunjuk!""Iya Fadli, jika Alloh membuka pintu hati saya, maka secepat itu pula saya akan memantapkan diri memakai jilbab. Doakan saja."
"Jangan hanya menunggu, tapi jemput hidayah itu. Alloh tidak akan menurunkan hidayahnya jika kita tidak juga memintanya."
Lalu seorang anak lelaki kecil penghuni panti datang menghampiri mereka.
"Ini gus, bunga ini untuk gus. Saya baru memetiknya, baguskan!?" Sambil tangannya menyodorkan sekuntum mawar merah merekah kehadapan Fadli.
"Terimakasih, Aldo." Tersenyum manis sambil mengusap lembut rambut anak lelaki bernama Aldo itu. Sekelebat kemudian anak kecil itu berlarian meninggalkan dua orang yang tengah berbincang-bincang asik itu.
"Ini ambil saja untukmu, Na!"
"Untukku?"
"Iya, udah ni terima. Masa saya lelaki bermain dengan bunga." Sambil tertawa kecil.
Nayna hanya membalas tersenyum dan menghela asa.
"Sudah ya Fadli, sepertinya itu rombongan kampusku, kayaknya mereka mau balik nih udahan."
"Ya udah, silahkan, Na!", mempersilakan.
"Okey deh, bye...eh, Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."
Nayna kembali ke geng sebegajulannya, disepanjang perjalanan pulang ia bernyanyi-nyanyi lirih, tersenyum-senyum sambil menciumi mawar pemberian pemuda idaman hatinya, Fadli.
"Ih, elo kenapa, Na. Kesambet apa yak?."
"Enggak kok, Ndah. Gue cuma lagi seeneeuungg aja..."
Sambil jarinya mencubit pipi 'chubby' Indah, temannya.
Indah dan teman-teman Nay lainnya hanya terbengong-bengong melihat kelakuan genit Nayna, fiuhhcc..dasar.!Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 Puisi Cinta
RomanceWaktu tak mungkin datang terlambat,meski setengah detik Jodoh tak mungkin tertukar dan keliru,meski mirip semirip pinang berbelah dua.. Dan aku percaya... Cinta tak akan pernah salah menemukan hati siapa yang akan dilabuhinya... Meski banyak hati be...