~ Hurt ~

5.6K 551 26
                                    


.

Author pov.

Seminggu telah berlalu. Hari ini hari Minggu, Jungkook tengah duduk disofa dengan buku dihadapannya. Seminggu ini, Jungkook tak merasakan sakit didadanya. Itu membuat Jungkook bisa merasa tenang.

Seperti biasa keadaan rumah sangat sepi. Seokjin sudah berangkat ke kantor untuk menghadiri rapat. Sedangkan Jimin, ia sudah berangkat ke kampus untuk kuliah tambahan. Hanya ada Jungkook dan Saein dirumah itu.

Jungkook memutuskan kembali kekamarnya untuk mengambil ponsel. Ia ingin menghubungi Mingyu untuk datang kerumahnya. Ketika hendak naik tangga. Tiba-tiba dada Jungkook kembali terasa sakit. Bahkan sangat sakit.

.

.

Jungkook pov.

Kenapa dadaku kembali sakit. Sudah seminggu aku baik-baik saja dan sekarang sakit lagi. Ya Tuhan sebenarnya apa yang terjadi padaku? Aku meremas bajuku untuk menahan sakit didadaku.

"Akhh!"

Aku terjatuh dilantai. Aku tak bisa menahan sakit ini. Kenapa ini sangat sakit? Bahkan tidak seperti waktu itu. Ini sangat sakit.

"Doryeon-nim!"

Kang ahjumma berlari kearahku ketika melihatku terduduk dilantai. Aku bisa melihat guratan cemas diwajah Kang ahjumma.

"Doryeon-nim, gwenchana?"

"N-ne, ahjumma. Akhh! Nan gwenchana. Aku hanya butuh istirahat dikamar. Akhh!"

"Mari saya bantu doryeon-nim."

Kang ahjumma memapahku untuk naik kekamar. Aku masih memegang dadaku yang masih terasa sakit. Kang ahjumma membantuku berbaring diranjang.

"Apa ada yang doryeon-nim butuhkan?"

"Ani."

"Baiklah, saya kembali kedapur doryeon-nim."

Kang ahjumma keluar dari kamarku. Aku masih terbaring, mencoba menenangkan diriku. Sakit di dadaku sudah mulai membaik.

Apa yang terjadi padaku?

Kenapa dadaku selalu sakit?

Apa aku baik-baik saja?

Banyak pertanyaan yang bergelut dikepalaku. Aku ingin mendapatkan semua jawabannya. Tapi aku tak tau dimana aku mendapatkannya. Tiba-tiba aku mengingat sebuah buku kesehatan.

Apa mungkin aku bisa menemukan jawabanya disana?

Aku duduk dan membuka laci nakas disamping ranjangku. Aku mengambil buku bersampul warna biru cerah. Aku membuka satu persatu halaman. Membacanya dengan teliti. Hingga mataku terhenti disebuah halaman yang memaparkan sejumlah gangguan pada jantung.

"J-jantung lemah?"

Tanganku lemas seketika. Pikiranku hilang. Buku yang kupegang terjatuh dipangkuanku. Tak terasa air mataku jatuh. Semua yang aku baca dibuku itu, menunjukkan keadaanku saat ini. Aku mengidap jantung lemah. Bukankah itu yang ingin aku ketahui? Tapi, kenapa setelah mengetahuinya, aku ingin membuangnya jauh-jauh? Aku bingung dengan diriku sendiri.

.

.

Author pov.

Jungkook berjalan kaki ditortoar. Ia tengah berangkat kesekolah. Wajah Jungkook sangat kusut hari ini. Pikirannya masih melayang memikirkan apa yang kemarin ia baca.

Jantung lemah?

Jungkook menarik nafas dalam-dalam. Ia berusaha menenangkan dirinya, membuat agar tidak menangis. Ia harus menerima kenyataan. Dirinya memang tak baik-baik saja. Itu kenyataan yang harus diterimanya.

Jungkook menghentikan langkahnya ketika berada didepan sebuah rumah sakit. Jungkook menatap bangunan besar dan bertingkat itu.

Apa aku harus masuk kesana?

Jungkook mengalihan pandangannya. Ia kembali berjalan. Berjalan menuju rumah sakit. Jungkook sangat penasaran dengan keadaannya. Ia ingin memeriksakannya. Ia tak mungkin percaya dengan apa yang ia baca, mungkin saja itu tak benar.

.

.

Author pov.

Jungkook duduk dibangku taman. Jungkook memandang lurus kedepan. Ia tengah melamun. Pikirannya masih melayang pada perkataan dokter beberapa menit yang lalu.

~

Cklek!

Dokter keluar dari lab. Jungkook yang menunggu dari tadi segera berdiri ketika dokter keluar.

"Eotteohke, euisa?"

Dokter membuka amplop yang berisi sebuah kertas hasil dari lab. Dokter membacanya. Jungkook mengamati perubahan wajah di dokter.

"Hasilnya.." dokter menjeda ".. anda mengidap leukimia."

Seperti ratusan pisau menusuk tepat didada Jungkook. Ia termenung mendengar perkataan dokter.

Leukimia?

Setelah jantung lemah, kini dirinya mengidap leukimia?

Sebuah kenyataan pahit harus diterima Jungkook untuk kedua kalinya. Dokter menyerahkan surat itu dan menepuk pundak Jungkook. Mencoba menguatkan haksaeng itu.

~

Jungkook menutup matanya. Mencoba menghilangkan pikirannya. Jungkook membuka matanya dan kembali menatap kosong kedepan.

"Jungkook-ah!"

Sebuah suara membuat Jungkook menoleh. Ia terkejut ketika melihat Mingyu berdiri didekatnya. Menatapnya dengan tajam.

"Oh Mingyu-ya, wae?"

"Wae? Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kau ada disini? Dan apa yang sudah kau lakukan di rumah sakit, ah tepatnya di lab rumah sakit?"

Jungkook terkejut mendengar pertanyaan Mingyu. "D-dari mana kau tau?"

"Kau tak perlu tau dari mana aku tau. Jawab pertanyaanku, apa yang kau lakukan disana?"

Jungkook mengalihkan pandangannya kearah lain. Pikirannya terus berkecambuk.

"Eobseo."

Mingyu mengernyit, melihat ekspresi wajah Jungkook. Jungkook tak berani menatap Mingyu, ia terus menatap arah lain.

"Bohong. Kau bohong! Sudah berapa kali kau membohongiku! Ah~ dan bodohnya aku, telah percaya dengan semua kebohonganmu! Aku tak menyangka jika kau tak mempercayaiku. Aku kecewa denganmu."

Mingyu berjalan pergi meninggalkan Jungkook yang terkejut mendengar perkataan terakhir Mingyu. Jungkook menjadi semakin kacau ketika Mingyu meninggalkannya dengan keadaan kesal.

Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus jujur padanya?

.

TBC


Annyeong, rei up. sperti biasnya, rei slalu up waktu jam sgini. ya.. buat ngilangin jenuh abis ujian MATEMATIKA.

oke, hri ini rei gk se kacau kmren. mengingat, rei mikir banget waktu ngerjain KIMIA n rei nyantai bnget ngerjain MATEMATIKA nya. rei sbernya gk jgo2 amat ama MTK, but tuntutan waktu (kepepet maksudnya), rei bsa ngerjainnya. hehe.. 

but, hri ini rei bsa agak nyantailah. so, abis nih, rei rencananya mau up KIM TAE. woah.. ff rei yg itu udh lma benget rei anggurin. rei ngerjain lanjutan ff KIM TAE aja bru tdi malem. abis nih, rei up deh KIM TAE nya.

oke, sekian cuap2 dri rei. klo ada kesalahan, mian ya.. typho typho yg bertebaran. ato yg lainnya. so, see you next time.

Salam Reika Ryu.

Last Day For Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang