~ I'm Back ~

5.2K 513 2
                                    


.

Author pov.

Jungkook sudah diperbolehkan pulang oleh dokter setelah dirawat selama kurang lebih lima hari dirumah sakit. Saein tak bisa membantu Jungkook untuk pulang kerumahnya. Saein hanya bisa menunggu dirumah. Jungkook dibantu oleh Mingyu berkemas dan pulang kerumah. Jungkook sengaja pulang pada siang hari, untuk menghindari bertemu pandangan dengan hyung-hyungnya.

"Ah~ akhirnya sampai dirumah. Aku rindu berada dirumah."

"Aku juga meridukan rumahmu."

Jungkook menyikut rusuk Mingyu yang terlihat meringis menahan sakit. Jungkook tak mengindahkan, ia berjalan dan duduk disofa. Saein datang dari dapur dengan membawa nampan berisi gelas jus buah.

"Wah~ kelihatannya segar sekali. Terima kasih, Kang ahjumma." Mingyu tersenyum dan segera menyambar gelas berisi jus itu. Saein hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Jungkook memukul kepala Mingyu karena tingkahnya yang seperti kekanakan.

"Ya! kenapa kau memukul kepalaku?!"

"Kau ini, seperti orang yang kehausan. Memangnya kau tak minum berapa hari hah?"

"Aish, aku haus setelah membantumu pulang dari rumah sakit."

"Jadi kau tak ikhlas? Ya sudah."

Sret!

"Ya! Park Jungkook! Aish! Jinja!"

Mingyu merasa kesal dengan Jungkook. Bagaimana tidak? Jus yang harusnya ia minum tiba-tiba direbut oleh Jungkook dan diminumnya. Saein yang melihat tuan mudanya sudah kembali tertawa hanya bisa tersenyum. Tapi, bayangan mengenai penyakit tuan mudanya itu selalu saja menghantuinya.

Jungkook menangkap perubahan wajah Saein. Jungkook menghentikan tawanya dan menatap pembantunya dalam-dalam.

"Ada apa Kang ahjumma? Kenapa kau terlihat sedih?"

"Ah~ a-animida, doryeon-nim." Saein segera meletakkan gelas jus yang tersisa diatas meja dan berlalu kembali kedapur. Jungkook terus menatap kepergian Saein. Mingyu yang melihat Jungkook melamun, menyikut rusuknya pelan.

"Ya, kenapa kau melamun?"

"Aniya. Aku lelah, aku akan naik kekamar."

"Dan meninggalkan sahabatmu yang imut dan tampan ini?" Mingyu menunjuk dirinya sendiri. Dan memasang wajah memelas yang membuat Jungkook merinding melihatnya.

"Aku tak peduli dengan sahabatku yang imut dan tampan. Pulang saja sana."

"Aish! Omo! Aku ikut ke kamarmu. Sudah lama aku tak berkunjung ke kamarmu."

"Terserah kau saja."

Jungkook naik kekamarnya dan Mingyu mengikutinya. Mingyu mendahului Jungkook ketika Jungkook membuka pintu dan berlari menjatuhkan diri di ranjang Jungkook. Jungkook hanya menggeleng. Dua namja itu saling bercerita satu sama lain. Selama lima hari Mingyu rela ijin tak masuk sekolah hanya untuk menemani Jungkook dirumah sakit. Jungkook sangat bersyukur memiliki sahabat yang sangat perhatian seperti Mingyu.

.

.

Author pov.

Jimin berjalan masuk kedalam rumah. Ia menjatuhkan diri disofa. Keadaannya sangat kacau. Jimin sangat berantakan. Wajahnya kusut. Pikirannya sangat buruk. Hari ini dirinya punya banyak masalah. Jimin mengusak rambutnya dengan kasar. Ia sangat frustasi hari ini.

"Argh! Bagaimana aku bisa menyelesaikan masalah ini?! Kenapa yeoja itu- argh!"

Pikiran Jimin kembali kepercakapannya dengan seorang yeoja beberapa jam yang lalu.

~

Jimin duduk berhadapan dengan seorang yeoja disebuah cafe. Wajah Jimin sangat muram. Ia malas harus berhadapan dengan yeoja ini. Kim Daerin. Yeoja yang tengah berhadapan dengan Jimin saat ini. Hanya keheningan yang tercipta antara dua manusia itu.

"Aku hamil."

Suara Daerin memecah keheningan diantara mereka. Jimin hanya memutar malas matanya. Ia menyesap kembali soda yang dipesannya.

"Apa hubungannya denganku?"

"Aku hamil anakmu, Jimin!"

Jimin hampir tersedak ketika Daerin berucap dengan nada yang cukup tinggi. Jimin menatap Daerin tak percaya. Jimin tersenyum miring dan membuat Daerin menatap bingung.

"Apa kau gila, huh? Mana mungkin aku melakukan itu padamu."

"Apa kau lupa, seminggu yang lalu kau tiba-tiba berada didepan apartementku dalam keadaan mabuk. Kau tiba-tiba masuk kedalam apartement dan melakukan itu padaku."

Jimin kembali mengingat-ingat kejadian seminggu yang lalu. Dia memang pulang dengan keadaan mabuk dan berada di depan sebuah apartement. Tapi, Jimin tak ingat itu apartement siapa?

"Aku tak percaya. Mana buktinya jika kau memang hamil?"

Daerin mengeluarkan sebuah amplop dan meletakkan didepan Jimin. Jimin melirik sekilas lalu membukanya. Mata Jimin membulat ketika membaca isi surat tersebut.

"Itu hasil pemeriksaanku hari ini. Kukira aku hanya mual-mual biasa, tapi setelah diperiksa, dokter mengatakan jika aku hamil."

"Mungkin kau pernah melakukannya dengan orang lain. Bagaimana mungkin itu anakku?! Kau hanya ingin memanfaatkanku yang sedang mabuk untuk bertanggungjawab atas kehamilanmu dengan namja lain huh?!"

"Aku tak pernah melakukan itu dengan orang lain! Kau orang pertama yang menyentuhku! Dan aku pastikan ini adalah anakmu, Jimin!"

Jimin meremas rambutnya. Jimin frustasi memikirkan perkataan Daerin. Ia menghamili yeoja dihadapannya ini? Jimin bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ia sangat kacau.

~

Jimin mengusak kasar rambutnya. Ia mengambil gelas jus yang ada diatas meja.

Pyaarr!

"Arggh!"

Jimin berteriak frustasi. Saein yang mendengar suara benda pecah segera berlari kedepan dan terkejut mendapati Jimin tengah berdiri kesal dengan pecahan gelas disana. Jungkook dan Mingyu pun keluar dari kamar ketika mendengar benda pecah itu.

Nafas Jimin naik turun. Ia menatap Jungkook tajam lalu berjalan masuk kekamarnya dan membanting pintu dengan kasar. Jungkook hanya bisa menghela nafas pelan ketika mendapati perlakuan seperti itu dari Jimin.

Mingyu tak percaya dengan apa yang ia lihat. Jimin yang diketahuinya sangat ceria dari cerita Jungkook sekarang menjadi seperti preman yang tengah mengamuk.

Apa ini sebenarnya sifat Jimin hyung pada Jungkook? Kenapa terlihat sangat membenci Jungkook? Bukankah mereka saudara kandung? Pikiran Mingyu penuh dengan berbagai pertanyaan. Ia menatap Jungkook yang masih menundukkan kepalanya. Wajah Jungkook terlihat sangat sedih. Apa aku harus menyakannya sekarang? Batin Mingyu.

.

TBC 

annyeong, rei blik. oke, hri ini rei up nih. so, bca ya.

oke, see you next chp.

Salam Reika Ryu.

Last Day For Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang