~ Surprise!! ~

4.7K 400 0
                                    

.

Author pov.

Taehyung berlari dikoridor menuju kekelas Mingyu. Ia melihat Mingyu tengah duduk dan membaca bukunya. Taehyung duduk didepan Mingyu.

"Wae? Kenapa kau memintaku kemari?" Taehyung bertanya dan mencoba menetralkan nafasnya.

"Begini, besok adalah hari ulang tahun Jungkook." ucap Mingyu, memulai.

"Oh, jinjjayo?"

"Ne. Bagaimana kalau hari ini kita merencanakannya bersama dengan Seokjin hyung dan Jimin hyung?"

"Geurae."

"Nanti aku akan mengajak Hyeora juga."

"Mwo? Hyeora? Woon Hyeora?"

"Ne. Tidak mungkin kan kalau aku tak mengajak yeojachingunya Jungkook."

Taehyung terdiam. Ia kembali teringat dengan kejadian dulu, dimana dirinya hendak menyentuh Hyeora dan Jungkook datang. Ah, Taehyung menggelengkan kepalanya. Mencoba menghilangkan pikirannya itu. Sepertinya sudah saatnya Taehyung meminta maaf pada Hyeora atas kelakuan bejatnya dulu.

"Taehyung, neo gwenchana?"

"Ah, ne. Gwenchana. Sepertinya aku harus kembali kekelas. Nanti kita ketemu lagi pulang sekolah." Taehyung berjalan keluar kelas meninggalkan Mingyu yang menatapnya bingung.

.

.

Taehyung berjalan dengan langkah pasti kesebuah perpustakaan. Tidak, lebih tepatnya ke seorang yeoja yang berdiri didepan ruang perpustakaan. Yeoja itu tengah asik berbincang dengan yeoja lain.

"Hyeora, ada yang ingin aku bicarakan padamu."

Yeoja yang tak lain adalah Hyeora itu terdiam. Terlihat wajahnya memancarkan rasa takut ketika melihat Taehyung diberada didekatnya. Hyeora hendak pergi namun tangannya ditahan oleh Taehyung.

"Tolong dengarkan aku dulu, jebal."

Hyeora hanya menurut dan ikut dengan Taehyung. Perasaan was-was menyertai Hyeora ketika Taehyung membawanya kebelakang sekolah. Bayangan kejadian waktu itu kembali terputar dikepala Hyeora. Taehyung berhenti dan membalikan badanya menghadap Hyeora.

"Kenapa kau membawaku kesini?" Hyeora akhirnya membuka suara.

"Mianhae." Perkataan Taehyung membuat Hyeora terkejut. Taehyung menundukkan kepalanya.

"Aku tau kau pasti masih trauma dengan kejadian waktu itu. Tapi.." Taehyung menjeda. ".. nan jeongmal mianhae."

Hyeora terdiam mendengar kata maaf keluar dari mulut Taehyung, si raja jahil dan tak tau kata maaf itu. Seperti sebuah keajaiban tepat terjadi didepan matanya.

"Mianhae, Hyeora-ya. Nan jeongmal mianhae."

Hyeora tersadar ketika Taehyung kembali bersuara. Hyeora bisa melihat jika Taehyung benar-benar meminta maaf. Hyeora berusaha menghilangkan rasa takutnya pada Taehyung. Tangan Hyeora memegang pundak Taehyung. Taehyung seketika mendongak ketika tanga Hyeora menyentuh pundaknya.

"Aku memaafkanmu. Aku tau kau tak seperti yang dulu, kau sudah berubah." Hyeora tersenyum. Taehyung tersenyum senang ketika mendengar perkataan Hyeora.

"Gomawo, Hyeora. Gomawo." Hyeora mengangguk dan mengelus pundak Taehyung. Taehyung bisa bernafas dengan lega setelah mendengar Hyeora memaafkannya.

.

.

Pulang sekolah, Mingyu, Taehyung dan juga Hyeora berdiri didepan gerbang sekolah. Tak lama kemudian, sebuah mobil sedan hitam berhenti didepan mereka. Kaca mobil itu terbuka dan menampakan seorang namja yang tak asing bagi mereka.

"Kajja!"

"Ne, Jimin hyung."

Tiga siswa itu masuk kedalam mobil. Dan mobil sedan itu kembali dijalankan. Didalam mobil, ada lima orang. Selain Jimin, ternyata Seokjin juga berada disana sebagai pengemudi. Mobil itu berhenti didepan sebuah toko. Lima manusia itu keluar dan masuk kedalam toko itu.

.

.

Jungkook pov.

Aku masih berbaring dirumah sakit. Kang ahjumma sedang pergi keluar. Aku menatap langit-langit kamarku.

Aku ingin melihat kalian semua hari ini. Sebelum aku pergi.

Cklek!

Aku menoleh kearah pintu kamarku yang terbuka. Tak ada seorang pun yang hendak masuk. Apa mungkin pintu kamarku terbuka sendiri? Aku terus mengawasi pintu kamarku.

"Saengil chukanhamnida, saengil chukanhamnida, sangil chukae Park Jungkookie. Saengil chukanhamnida."

Aku terkejut ketika melihat Mingyu masuk bersama lainnya dengan membawa kue dengan dihiasi lilin angka 17.

"Kalian ingat hari ini?"

"Geureom. Sekarang kau tiup lilinnya, sebelum itu make a wish terlebih dahulu."

Aku melipat tanganku didepan dada. Aku menutup mataku dan mulai memanjatkan doa sekaligus harapanku. Aku kembali membuka mataku setelah itu meniup lilinnya. Semua bertepuk tangan dengan riang. Aku menatap semua satu persatu. Wajah yang senang. Semua seperti itu. Aku tersenyum melihat wajah mereka yang senang.

"Gomawo, yeoreobun." Semua menatap kearahku ketika aku bersuara.

"Gomawo, atas semua yang sudah kalian lakukan padaku hari ini. Aku senang melihat kalian semua berkumpul disini dengan perasaan senang. Seokjin hyung, Jimin hyung, Mingyu, Taehyung dan Hyeora. Aku senang kalian datang hari ini."

"Kita pasti datang hari ini. Hari ini adalah hari ulang tahunmu." Aku tersenyum mendengar tanggapan Mingyu yang bersemangat.

"Aku bisa merasa tenang ketika pergi nanti." Aku mulai merancau. Aku bisa melihat wajah mereka semua terkejut dengan apa yang aku katakan.

"Jungkook-ah, kau pasti akan sembuh." Seokjin hyung berucap dengan nada yang hangat untuk menenangkanku.

Aku menoleh ke arah kiriku. Aku bisa melihat sebuah cahaya putih disamping kiriku. Seorang berjalan kearahku dengan mengenakan baju serba putih. Aku tak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, aku yakin jika orang itu adalah malaikat yang sudah siap untuk menjemputku.

.

TBC 

Last Day For Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang