Part 5: Penebus Utang

10.2K 555 13
                                    

Vote dan komentarnya jangan lupa ya..

Selamat membaca...

Tok tok tok

"Masuk". teriak suara seorang perempuan dari dalam ruangan itu.

"Ada apa, Jon." tanyanya kepada seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap berkulit sawo matang bernama Joni. Salah satu bodyguard di tempat itu.

"Ada yang mau ketemu sama Madam."jawabnya.

"Siapa?" perempuan itupun memutar kursinya yang semula menghadap jendela kaca besar yang menyuguhkan pemandangan malam kota Jakarta menjadi menghadap Joni yang masih berdiri di ambang pintu.

"Rina, Madam." balas Joni.

"Mau apalagi dia?" gumam perempuan tersebut pada dirinya sendiri.

"Suruh dia masuk."perintahnya yang langsung dilaksanakan oleh Joni.

Rina pun masuk bersama dengan Randa yang diseretnya dengan paksa agar ikut masuk juga.

"Mau hutang lagi? Hutang lo yang kemarin-kemarin aja belum lo bayar."cecarnya saat Rina sudah berdiri tak jauh darinya.

"Lo tenang aja Sonya. Gue ke sini bawa seseorang yang bisa ngelunasin hutang gue ke lo." Rina menjawab pertanyaan Sonya dengan entengnya tanpa memperhatikan raut wajah Randa yang terlihat kaget mendengar ucapannya barusan.

Perempuan yang bernama Sonya itupun bangkit dari duduk manisnya, kemudian berjalan mengitari meja menghampiri Rina.

"Siapa dia?" tanyanya angkuh sembari menunjuk Randa dengan dagunya.

"Randa. Ponakan gue."jawab Rina datar.

Sonya adalah teman Rina sewaktu masih duduk di bangku SMA. Mereka berdua dulunya sangat akrab. Tetapi sekarang entahlah. Sepertinya uang yang merubah segalanya.

"Lo mau ngejual ponakan lo?"Sonya memicing menatap Rina.

"Ya, bisa dibilang begitu." jawabnya cuek.

Sonya menatap Randa. Memindai dari atas ke bawah kemudian kembali lagi ke atas menatap lekat wajah cantik Randa dengan diiringi seringaian khasnya ketika mendapatkan umpan baru.

"Minta harga berapa lo?" tanyanya kepada Rina.

"Tanpa gue bilang nominalnya, lo pasti sudah bisa mengira-ngira berapa harga yang pas untuk seorang PE-RA-WAN yang belum pernah terjamah tubuhnya barang seinci pun." jelasnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Oke, gue kasih dpnya dulu. Kalau pelanggan gue pada suka sama service yang ponakan lo beri, nanti gue tambah lagi." putusnya.

"Oke, gue serahkan ponakan cantik gue ke lo. Terserah mau lo apain yang penting duit tetap ngalir ke rekening gue." balas Rina senang.

"Kamu baik-baik di sini. Jangan banyak ngebantah. Turuti aja apa yang diperintah Sonya kalau kamu masih sayang dengan nyawa kamu." Rina memberi peringatan kepada Randa agar tak membuat rencana yang telah disusunnya menjadi berantakan.

"Thanks ya, gue pergi dulu Nya." ucapnya setelah menerima amplop tebal berwarna cokelat yang diberikan Sonya sebagai uang muka.

"Tan... Tante Rina. Tante Rina mau ke mana, Tan? Lepasin. Tante Rinaaaa..." teriak Randa memanggil nama Rina dan mencoba untuk mengejar langkah Rina yang sudah meninggalkannya namun terhalang oleh badan tegap Joni yang mencekal sebelah tangannya. Sedangkan Rina sudah menghilang seiring dengan tertutupnya pintu ruangan tersebut.

"Jon bawa dia ke tempat biasa biar Merry yang mengurusnya." perintah Sonya yang langsung diangguki Joni.

***

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang