Bab 11

25 4 0
                                    

Hai, hai! Nana is back! Waduh... maaf ya, baru bisa update lagi sekarang soalnya hp Nana baru selesai di benerin nih... T_T entah kenapa belakang hp nana sering error mulu mungkin udah waktunya ganti kali ya. Ok deh cukup dgn curhatannya, langsung cekidot aja!

Selamat membaca!

_____________________________________________________________________________________

"Hmm... jadi kau kemari untuk menjenguk Leena?" tanya Louise, ia sudah duduk di bangku taman di samping Simon.

Simon mengangguk. "Kudengar Putri Leena jatuh pingsan jadi ayah mengajakku untuk menjenguknya."

"Begitu? Lalu, dimana Paman Siegar sekarang? Sejak tadi aku tidak melihatnya dimanapun."

"Ah, baru saja Paman Leon memanggil Ayahku keruangannya, beliau mengatakan ingin membicarakan sesuatu yang penting dengannya." jelas Simon. "Bagaimana kabarmu, Pangeran Louise? Sudah lama kita tidak bertemu sejak kunjunganmu waktu itu."

"Ya, memang sudah lama. Dan seperti yang kau lihat aku baik-baik saja." jawab Louise. "Sebenarnya aku sedikit penasaran... kira-kira apa yang Ayahku bicarakan dengan Paman Siegar?"

"Eh?"

"Menurutmu apa yang Ayahku ingin bicarakan dengan Paman Siegar? Ayah sampai memanggil Paman Siegar ke ruangannya, itu pasti pembicaraan yang sangat penting, ya kan?" Louise melirik Simon. Ia ingin tahu seperti apa ekspresi saudara sepupunya itu. Sebenarnya Louise memiliki dugaan tentang apa yang sedang dibicarakan oleh ayah dan pamannya itu, hanya saja ia belum yakin jadi ia ingin memastikannya terlebih dahulu.

"I-iya..." tiba-tiba saja kedua pipi Simon merona.

Melihat itu Louise menyipitkan matanya. Sudah kuduga... batin Louise.

Louise sudah menduganya kalau hal yang dibicarakan oleh Ayah dan Pamannya pastilah berhubungan dengan perjodohan adiknya dan saudara sepupunya ini. Sebenarnya Louise sudah lama tahu kalau Simon menyukai adik bungsunya, Louise mengetahuinya saat ia dan keluarganya datang mengunjungi keluarga Raja Theoden di kerajaannya. Saat itu Louise melihat Simon selalu mendekati Leena dan sangat perhatian padanya, Simon juga selalu memandang adik bungsunya itu dengan tatapan penuh cinta. Dari situlah Louise menyadari kalau saudara sepupunya ini menyukai Leena. Dan karena itulah Louise tidak akan terkejut kalau tiba-tiba saja ayahnya mengumumkan tanggal pertunangan untuk Leena dan Simon saat ini.

"Simon?" panggil sebuah suara dari belakang.

Simon menolehkan kepalanya ke sampingnya ketika ia mendengar seseorang memanggilnya dan ia melebarkan matanya saat melihat siapa si pemilik suara tersebut. "Pangeran Luca?!" seru Simon yang secara refleks berdiri tegap.

Luca sudah berada di belakang bangku taman, ia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menyandarkan kedua tangannya pada punggung bangku sambil tersenyum. "Wah! Ternyata benar!"

"Sa-salam untukmu, Pangeran Luca." sapa Simon.

Luca menegakkan tubuhnya lalu berjalan mengitari bangku taman dan mendekati Simon. "Hei, hei, kapan kau datang? Apa kau datang sendirian saja?" tanya Luca yang langsung merangkul pundak Simon dengan akrab.

"Ah, tidak, aku datang bersama ayahku untuk menjenguk Putri Leena karena ayahku bilang dia sedang sakit."

"Hee~ kau perhatian juga ya~" Luca mengerling menggoda pada Simon.

Simon menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya yang sudah semerah tomat matang.

"Luca, kau sudah kembali?"

Luca mengangguk. "Oh ya Kak Loui, tadi saat perjalanan pulang aku tidak sengaja bertemu dengan Kakak Ipar di pasar dan dia bilang dia akan datang ke istana."

Tales of Darkness and LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang