"Lihat deh, Kupu-kupu... Ulat... 2 realitas yang benar-benar jauh, dimana yang satunya indah, dengan sayap yang warna-warni. Dan ketika ia terbang bahkan setiap kepakannya itu memberikan keindahan. Sedangkan yang satunya si ulat, dia menjijikkan, gatal dikulit, tak ada satupun yang menyukainya. Padahal mereka adalah satu realitas yang sama." Gumam Rere sambil memandangi ulat dan kupu-kupu yang ada disalah satu sudut taman berada disalah satu tanaman bunga. Andin yang ada disampingnya juga turut mengamati apa yang diamatai oleh Rere.
"Tuhan itu maha luar biasa ya Re... siapa yang sangka makhluk seindah kupu-kupu itu asalnya dari makhluk yang hina seperti ulat" Andin berdecak kagum pada apa yang ada dibalik makhluk yang diamtinya. Ya Tuhan yang menciptakan si Kupu-kupu dan si Ulat.
"Iya Din, kadang saya juga bingung sama orang-orang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. Bagaimana mereka bisa berfikir anergi yang tidak memiliki kehendak itu mereka anggap bisa menciptakan mekanisme yang begitu luar biasa seperti yang ada didunia ini." Rere masih saja sibuk mengamati si kupu-kupu yang berterbangan mengelilingi bunga soka di taman fakultas Filsafat. "Aku curiga mereka sebenarnya menemukan kebenaran ini namun mereka mencoba mengingkarinya karena sebuah kepentingan".
"Emang bisa begitu Re..?" Andin tertarik dengan apa yang disampaikan oleh SI Rere barusan
"ya bisa jadi sih, bayangkan saja, sorang ilmuwan itu kan juga sama kayak kita. Menggunakan filsafat. Apa mereka tidak bisa menemukan fakta bahwa energy tidak memiliki kehendak? Ya itu masih sekedar kecurigaan sih. Belum bisa ku buktikan juga. Tapi yang pasti ada banyak kemungkinan alasannya. Karena konsep ketuhanan akan menghambat pembangunan ideology mereka, baik mereka yang liberal maupun yang komunis.mereka kan menolak konsep ketuhanan semua. Bayangkan jika ada tuhan, apa mungkin ada konsep kebebasan tak berbatas?"
"Iya juga sih.." Andin bergumam.
"Re..." Tiba-tiba suara nyaring Nino terdengar memanggil Rere. Rere yang dari tadi sibuk mengamati 2 mahkluk unik itu menengadahkan kepala mencari sumber suara. Dan Si Ninopun melambai-lambaikan tangannya. Saat mata keduanya sudah beradu, Nino melambaikan lembaran kertas Folio ditangannya, seperti memberikan kode untuk Rere yang sepertinya paham kertas apa itu. Menyadari itu, Rere segera berlari ke arah Nino dengan semangat. Jilbabnya berkibar-kibar tersingkap angin, dan berusaha ia kendalikan agar tidak menyingkap membuka aurotnya.
Sesampainya Rere di dekat Nino, dia sedikit mendelik.
"Gimana Hasilnya? "Tanya Rere sedikit khawatir.
"Kereennnn...!!! You Get A again..." jawab Nino dengan muka sumringah.
"Alhamdulillah...." Rere menutupkan kedua telapak tangannya ke wajah tanda syukur. Kemudian ia menerima kertas HVS yang disodorkan oleh Nino. "Loe??" Rere mencoba bertanya hasil Nino.
"Hahaha... Dapat A dong, meski belum bisa ngalahin punyamu...hehehe"
" Siiplah... kapan-kapan ya kalahin gue, tapi gue gak jamin sih, soalnya gue nggak akan berhenti usaha...weekkk" ejek Rere.
YOU ARE READING
Bukit Penjuru
Teen Fictionjika mereka berdiri tepat di centernya maka mereka akan bisa melihat ke segala penjuru dengan lepas tanpa ada penghalang apapun, dari atas bukit tersebut akan terlihat puncak gunung merapi yang gagah dengah awan panas yang senantiasa menghiasi puunc...