JUU NI

19 5 0
                                    

3 hari kemudian

"Mau kemana lagi?" Tanya Ilham dengan wajah lelahnya

Gimana gak lelah, letih, lesu? Coba aja lo pikir, lo udah berbaik hati mau nepatin janji lo. Eh, janji kan emang kudu ditepatin kan ya?

Ok, balik lagi ketopik

Lo udah mau nepati janji lo, dan sekarang si Kiki masih aja luntang-lantung gak jelas didalem mall.

Iya, Ilham emang nepatin janjinya yang pernah dia ucap kemarin-kemarin. Kalo lupa baca bab sebelumnya!

"Makan, lah" Kiki menjawab bak bos besar

Ilham membuang nafasnya kasar. Setelanya, ia terpaksa mengikuti langkah Kiki yang menuju salah satu tempat makan yang tersedia di mall.

Setelah memesan, merekapun mencari tempat duduk. Mereka memilih duduk dipojok, Saking pojoknya ampe mepet sama tempat sampah. Eh, gak deng:D

Mereka memilih duduk dipojok dekat jendela

Makanan yang mereka pesanpun diantarkan oleh mbak-mbak pamusaji.

"Makasih, mbak" Kiki berterimakasih dengan senyum manisnya

Si mbak-mbaknya cuma senyum

Saat mbak-mbak tadi pengen pegih, Kiki malah menahannya dan berucap-

"Mbak, kalo pulang belum makan, atau pulang kerja pengen bawa makanan buat keluarganya, mbak pesen aja! Biar dia yang bayar" Kiki menunjuk Ilham

Sementara Ilham sudah membelalakan matanya

Kiki ini tolol atau gimana sih? Orang buat bayarin dia belanja yang banyaknya kek dosa aja, si Ilham kudu bokbrok celengan.

"Ki, yang bener aja!" Ilham panik

Si mbak-mbaknya senyum "gak usah, dek. Makasih" tolaknya

Ilham pun dapat bernafas lega

"Saya permusi" ucap mbak-mbak itu lalu pergi

"Lo kejiwaan? Bayarin lo belanja aja gue harus nyopet dulu" Ilham berucap setelah pramusaji tadi pergi

"Jadi, uang yang ayah kasih sama mama, itu uang haram?" Kiki bertanya dengan dramatis ala-ala sinetron

"Alay, jing" Ilham mengusap wajah Kiki

"Lo kan orang kaya"

"Yang kaya itu mama sama papa gue. Gue mah miskin" Ilham meralat ucapan Kiki

"Cie, Ilham teguh. Bijak deh"

Ilham hanya memutar b.ola matanya, jengkel.

Udah gak heran si kalo Ilham atau Kiki mau bela-bela-in nguras tabungannya di satu sama lain.

Dulu juga, Kiki pernah ngabisin isi tabungannya yang gak bisa dibilang dikit.

Waktu itu (ceritanya, gue mau curcol). Ilham ada tournament basket, dan kiki bilang-

"Kalo lo berhasil menangin tournament ini, lo boleh minta apapun sama gue"

Dan benar saja, Ilham memenangkan tournament itu, dan berakhirlah Kiki yang menghabiskan tabungannya.

Ilham sama Kiki mah sama aja, sama-sama suka gak tau diri.

Kaya Kiki sekarang, waktu itu, Ilham gak buang-buang kesempatan.

Dia minta semua yang udah dia pengen dari zaman kapan tau yang belum kesampean. Mulai dari kaos kaki, topi, kolor, semfuck, sampe tiket nonton konser apa tau dah tuh si Ilham.

Kedua orang tua merekapun udah gak heran kalo dimintain duit mulu. Paling-paling kalo ditanya kenapa minta duit mulu, jawabnya pasti-

"Abis sedekah sama anak tetangga sebelah"

Kedua orang tua mereka mah pasrah aja. Toh, mereka juga udah kenal lama. Jadi gak ada istilah omelan kalo duit abis karna kalah tarohan. Tapi tarohannya harus yang masuk akal juga.

Ilham dan Kiki pun memutuskan untuk pulang

Ya mau apa lagi? Belanjaan udah banyak, perut udah kenyang. Lo mau nyari jodoh lama-lama di mall?

😗

"Makasih ya, Iam ganteng"

Kini mereka sudah sampai didepan gerbang rumah Kiki

"Kalo ada maunya aja, pake embel-embel ganteng" sindir Ilham

"Hehe" Kiki cengengesan
"Yaudah, gue masuk dulu" ucap Kiki lalu membuka gerbang

Ilham mengangguk lalu menunggu sampai Kiki masuk kedalam rumahnya.

Setelah Kiki masuk kedalam rumah, Ilham pun berjalan memasuki pekarangan rumahnya.

"Baru pulang, bang?" Yanya Kinara yang tengah menonton acara ditv

"Kenapa? Lo kangen abang lo yang ganteng ini?" Ucap Ilham narsis sambil duduk disamping Kinara

"Idih, najis gue kangen sama manusia purba kaya lo"

Ilham menjitak kepala Kinara sayang

"Kualat lo nanti gak sopan sama gue"

"Idih, yang ada tuh kualat sama mama sama papa" Kinara mendelik kesal karna jitakan Ilham

"Serah lo" Ilham bangkit dari duudknya lantas berjalan menuju kamarnya

Dilemparnya sepatu yang ia gunakan saat di mall tadi sembarangan.

Dengan rasa lelah yang melanda, Ilham punembaringkan tubuhnya diatas kasur empuknya.

"18 tahun itu bukan waktu yang sebentar" ucap Ilham menatap langit-langit kamarnya
"Apa gue bisa jauh dari lo? Bahkan kita udah terlalu sering barengan"

Entah apa maksudnya Ilham berbicata sendiri bebicara sendiri begitu.

Karna mal yang sudah larut, mata Ilham pun mulai terpejam dan perlanhan mulai terlelap.

Dirumah Kiki

"Baru pulany, dek?" Tanya Ratna yang baru datang dari dapur

"Iya"

"Belanjaan kamu banyak banget" ucapnya setelah melihat Kiki membawa beberapa paper bag

"Ehehe" Kiki malah cengengesan
"Dibeliin Ilham"

Ranta menggelengkam kepalanya "jangan keseringan dong, dek! Kasian Ilham. Uang jajannya pasti habis" nasihat Ratna

"Ini bukan belanjaan aku doang kok, ma. Ada punya dia juga" jawab Kiki

"Yaudah, sana masuk kamar! Udah larut" titah Ratna

Kiki mengangguk lalu mencium pipi Ratna dulu setelahnya baru naik ketas.

Kiki nggak bohong kok soal belanjaan itu. Emamg ada beberapa barang yang Kiki beli buat Ilham, dan pastinya tanpa sepengetahuan Ilham.

Sesampainya dikamar, ia langsung menaruh paper bag itu diatas kasurnya. Melepaskan sepatu dan melemparnya sembarangan, lalu mebuka beberapa paper bag tersebut.

"Nah, yang ini punya Ilham" ucapnya menutup kembali dua tas kertas itu

"Gue kasih sekarang deh" gumamnya lalu berjalan kearah balkon kamarnya

HAP

Kiki pun sampai dikamar Ilham. Dilihatnya Ilham sudah terlelap dikasurnya.

"Kupret, udah ngeduprak bae nih anak" Kiki menggelengkan kepalanya

"Gue taro sini aja dah" ucapnya lalu menaruh dua tas itu dinakas samping kasur Ilham.

"Selamat bobo, Ilham jelek" ucapnya lalu menyelimuti Ilham

THE STORY OF BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang