1 - dr. Prilly Queenara.

9.1K 772 41
                                    

Langkah kaki dokter cantik itu menggebu. Sore ini juga ia harus menjalankan operasi darurat kepada pasiennya. Darah sudah biasa lagi menurutnya, bau obat menusuk seperti candu untuk selalu dihirupnya.

Dokter muda itu adalah ahli bedah yang sangat membanggakan di salah satu rumah sakit di kota ini. Setiap orang pasti mengenalnya. Bukan hanya ahli bedah, dokter itu nampaknya adalah dokter idola di negeri mereka. Siapa yang tidak mengenali dr. Prilly Queenara? Dokter muda yang terlihat seksi saat memegang pisau bedah dan sangat amat cantik di balik layar televisi.

"Jarum jahit 14," serunya tenang.

Prilly menghela nafas "10 Joule, charge."

"Charge!"

"Clear,"

"Shoot."

"30 joule, charge."

"Charge,"

"Clear,"

"Shoot."

"Jantung dan tekanan darahnya sudah normal," seru suster itu. Dokter cantik itu tersenyum. Ia berhasil lagi menyelamatkan nyawa seseorang.

"Kita harus menyelesaikan jahitan terakhirnya," Prilly menginterupsi.

Peluru itu berhasil dikeluarkan oleh Prilly. Pasien sekarat tadi, berhasil ia selamatkan. Sejauh ini dirinya belum pernah mengalami kegagalan dalam pembedahan. Ia harap itu seterusnya.

***

"Kenapa aku tidak mati saja, ha?"

"Maaf Tuan, sebaiknya Anda beristirahat saja pasca operasi,"

Lelaki itu berdecih "Aku ingin bertemu dokter yang telah menyelamatkanku!" teriaknya ber-api-api. Lelaki ini benar-benar menimbulkan keributan.

"Maaf, tapi jadwa-"

"KAU PIKIR KAU SIAPA MELARANGKU INI ITU? KAU TAU AKU INI ORANG KAYA, INGAT ITU!" Teriaknya arogan.

"Tapi-"

"Suster, ada apa ya ribut-ribut? Hey, ternyata kau sudah siuman juga. Syukurlah, aku akan segera menghubungi keluargamu untuk menyelesaikan administrasinya dan oh lihatlah, kenapa selang infus itu dibiarkan menjuntai begitu saja? Kau mencopotnya karena kesakitan kah?" Ucap dokter cantik itu ramah dan menghampiri pasiennya yang sedari tadi memaksa ingin bertemu dengan dokter yang menyelamatkannya. Permintaannya terkabul. Dokter Prilly. Siapa lagi?

"Kau dokter sialan itu ya?"

Prilly mengkerut. Kenapa dirinya malah dikatai begitu saja. Perasaan pertemuan pertama mereka tak nampak buruk.

"Ya, aku ahli bedah di rumah sakit ini,"

"SEHARUSNYA KAU MEMBIARKANKU MATI BODOH!"

Prilly melotot "Enak saja, kau sudah kuselamatkan. Dan sekarang? Oh lihatlah kau malah merengek saat kau sudah berlalu dari masa kritis itu. Seharusnya kau berbicara seperti itu padaku saat kau sedang sekarat!"

"Tapi rasanya sudah tak berguna lagi aku hidup," sesalnya melemah dan menunduk.

"Astaga, kau cengeng sekali."

"Aku sebatang kara dan pacarku meninggalkanku bersama pria lain."

"Kenapa kau malah curhat begini huh?"

"Sudahlah, kau jangan cengeng. Cari saja pacar yang baru, terus menikah. Pasti kau tak akan sebatang kara lagi. Dan oh, sepertinya kau mencoba membual kepadaku ya?"

Perfect QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang