Sore itu hari mendung..Rintik-rintik hujan menerpa jendela kamar Mo membuatnya bangun dari tidurnya.. Melangkah menuju jendela dengan lambat sambil mengucek matanya..
Mo menguap lebar lalu mengerjapkan matanya yang bengkak akibat nangis itu berkali- kali..
"Dingin..". Ujar Mo sendirian sambil meraba jendela yang mulai mengembun
Ia teringat sesosok ayahnya yang selalu menemaninya dan memeluknya jika hujan datang
Dan lagi-lagi air matanya mengalir pelan dari kelopaknya.. Ia sangat merindukan ayahnya satu-satunya itu..Krriieett...
Seseorang membukakan pintu dan munculah seorang wanita muda datang menghampiri Mo yang masih menikmati suasana hujan..
"Mo?". Sapa wanita itu sambil menepuk pelan pundak Mo..
Mo menoleh dengan pelan dan menatapi wanita itu dengan air mata yang masih mengalir di pipinya
Wanita itu tertegun melihat Mo yang menyedihkan menatapnya dengan pandangan 'tidak ada harapan lagi untuk Mo hidup'.
"Apa bu Ino?". Tanya Mo pelan dan terdengar nada polosnya
Mata Wanita yang bernama Ino itu berkaca-kaca melihat Mo yang hidupnya tak pernah indah.. Langsung saja ibu Ino menarik Mo kedalam pelukannya yang sangat kencang,
"Mo.. Apapun yang terjadi bu Ino akan menggantikan sesosok ayah dihatimu". Ujar ibu Ino dengan mata terpejam dan air mata yang mengalir..Mo tersentuh dengan perkataan ibu Ino ia tersenyum senang mendengarnya dan membalas pelukan ibu Ino dengan kencang pula
.
.
.
"Saatnya makan malam!". Seru ibu Ino dari dapur memanggil seluruh anak-anak panti asuhannya dengan semangatTak lama pun anak-anak dari masing-masing kamarnya berhamburan berlari menuju dapur dengan semangat...
Setelah anak-anak telah menduduki masing-masing tempat duduknya dengan rapi, ibu Ino mengabsen terlebih dahulu..
"Apa semuanya sudah datang?". Tanya ibu Ino dengan semangat yang dibalas anggukan dari anak-anaknyaTetapi ibu Ino melihat ada dua kursi lagi yang kosong..
(Mo kok belum datang?) -batin ibu Ino resah***
Mo selesai membersihkan tempat tidurnya dan segera mungkin berlari ke dapur, saat keluar dari pintu kamarnya ia tertabrak seseorang dari sampingnya membuat mereka berdua jatuh bersama..
Mo merasakan sakit di bagian kepalanya mencoba menahan rasa tangisnya.. Ia pun berdiri dan menjulurkan tangannya kepada orang lawannya..
Lawannya ternyata seorang anak laki-laki dengan muka tembem hampir seumuran dengan Mo sedang meringis kesakitan di bagian kepalanya
"Aah maaf.. Kau tak apaaa?". Tanya Mo polos sambil menjulurkan tangannya
Anak laki-laki itu menatap Mo lalu membalas tangan Mo dan langsung bangkit..
"Maaf ya?". Tanya Mo dengan wajah bersalahnya
Anak laki-laki itu hanya mengangguk lalu pergi duluan meninggalkan Mo berdiri..
Mo saking merasa di cuekin sama laki-laki itu mata Mo berkaca-kaca..
Anak laki-laki itu berhenti melangkah lalu menoleh kearah Mo,
"Kamu Mo kan? Aku Rian". Seru anak laki-laki itu sambil tersenyum lalu melanjutkan langkahnya lagi menuju dapurMo senang mendengar ada seseorang yang mengajaknya berkenalan, segera Mo menghapus air matanya dengan tangan kanannya melangkahkan kakinya dengan senang menuju dapur di ujung lorong..
"Mo kau kemana saja kenapa baru datang?". Lantang ibu Ino dengan nada khawatir
"Maaf bu". Jawab Mo yang merasa bersalah..
Ibu Ino menghela nafas panjang,
"Yaudah makan malam sudah siap.. Makan dulu gih". Ujar ibu Ino dengan lembut mengantar Mo ke kursinya..Para anak-anak lainnya menatap Mo dengan perasaan tidak suka,
Mo yang menyadari itu hanya bisa menundukkan kepalanya.."Hei? Kenapa kau menunduk hmm?". Tanya seseorang yang berada di seberang mejanya.
Mo mendongakkan kepalanya secara gugup dan menatapi seseorang yang memanggilnya seketika senyum Mo mengembang ketika dihadapannya itu si Rian, laki-laki yang menyapanya tadi..
Rian tersenyum melihat Mo tersenyum,
"Makan gih.. Nanti nangis nasinya..". Ujar Rian sambil menunjuk makanan Mo dengan dagunya..Mo tersenyum lagi lalu mengangguk, sekarang ia tak peduli jika anak-anak lainnya tidak menyukainya Toh dia ada Rian yang perhatian..
Di asrama panti asuhan terdapat 70 kamar kecil untuk setiap anak dan Mo mendapat kamar yang ke 69 dan setelah itu Rian yang ke terakhir..
Rian, bocah laki-laki yang memiliki rambut hitam lurus dan mata bewarna kecoklatan itu berasal dari london.. Keluarganya sangatlah kaya.. Dan Rian adalah anak satu-satunya..
mengapa Rian bisa di panti asuhan yang jauh dari tempat tinggalnya?..
Keluarga Rian mengalami kecelakaan mobil saat sedang liburan di kota Mo tinggal.. Seluruh keluarganya tewas kecuali Rian yang hanya terluka parah di bagian kepala membuatnya koma berberapa hari..
Setelah sadar dari komanya.. Rian tidak bisa pulang ke negaranya dan membuatnya harus tinggal di panti asuhan milik ibu Ino..
Walaupun Rian kadang tak mengerti dengan bahasa di daerah barunya itu, Rian mudah akrab dengan anak-anak panti asuhan yang lainnya..
Beda dengan Mo yang selalu di jauhi..Dan saat itulah Rian belajar bahasa bersama Mo setiap kali bermain dan mereka berdua semakin akrab..
#ToBeContiuned
KAMU SEDANG MEMBACA
° MY TRUE HERO!°
Non-FictionMENGHARUKAN.. Mo! Seorang gadis cilik yang sangat kehilangan seorang pahlawan hatinya..