Maafkan ayah nak..Seketika Mo terbangun dari tidurnya, ia Mengerjapkan berberapa kali hingga matanya menyipit dan mengeluarkan tetesan air mata..
(Aku kangen ayah). Gumamnya sambil memeluk bantal guling dengan eratCklekk..
Mo menoleh kearah samping kirinya lebih tepatnya kearah pintu saat mendengar suara pintu yang dibuka.
Masuklah seorang anak laki-laki masih menggunakan baju piyama biru bergambar bintang-bintang putih, lelaki itu menghampiri Mo yang masih duduk di atas kasur dengan mata yang masih membengkak karena ngantuk.
"Kenapa kamu kesini, Rian?". Lelaki tersebut menghentikan langkahnya saat Mo bertanya.
"Aku nggak bisa tidur".
"Terus?". Tanya Mo lagi sambil menaikkan sebuah alisnya
"Aku mau tidur bersama kamu boleh?". Mo mengangguk mengiyakan saja setelah itu Rian melangkah mendekat, Mo menggeserkan tempat tidurnya untuk memberikan Rian tempat setelah itu Mo mematikan lampu kecilnya.
Mo tidur memilih dengan posisi menghadap dinding dan membelakangi Rian sedangkan Rian posisinya menghadap ke atap langit.
"Mo?".
"Hmm..".
"Aku nggak bisa tidur..".
Mo membalikkan tubuhnya menghadap Rian dan menatapnya dengan malas,
"Mau kamu apa?"."Aku kangen ibu.. Orang Yang slalu membacakan dongeng sebelum tidur.. Aku kangen dia, Mo". Curhat Rian membuat Mo tertegun.
Rian juga sama seperti dirinya: merindukan seseorang yang sangat ia sayangi tetapi masih berat hidup Rian yang harus kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan beruntun.
Mo tersenyum getir saat melihat Rian yang tanpa sadar telah mengeluarkan sesuatu cairan bening dari ekor matanya,
"Jangan nangis,Rian.. Aku juga sama denganmu tapi aku tetap kuat kok".
Ucapnya menguatkan hati Rian yang padahalnya hati dia tak salah rapuhnya dengan Rian.Rian menghapus air matanya dengan cepat lalu menoleh kearah Mo,
"Tapi aku beneran kangen Mo, aku kangen dengan dongengnya".Mo berusaha menahan nafasnya yang terasa sesak didadanya saat melihat kepedihan yang terlukis dari mata Rian, sahabatnya itu.
"Kalo gitu, aku bacakan dongeng mau?". Tawar Mo sambil tersenyum membuat Rian menatapnya dengan mata berbinar-binar,
"Sungguh?!".***
"Ini sel mu". Para petugas itu mendorong kasar pak Yoshi ke dalam suatu ruangan kumuh yang terdapat orang-orang menyeramkan disana.Krreekkk...
Pintu besi itu tertutup tepat saat pak Yoshi terungkur di dalam ruangan itu.
Orang-orang bertato yang melihat itupun hanya diam dengan wajah premannya.
Pak Yoshi bangkit dari duduknya lalu membungkukkan badannya satu-satu ke setiap preman disitu sambil tersenyum, mirip seperti mengucapkan salam
"Halo aku Yoshi, Halo aku Yoshi, Halo aku Yoshi, Halo aku Yoshi, Halo aku Yoshi".
Salah satu preman disana menghampiri pak Yoshi, yang sepertinya bos dari para preman disana.
"Hei pak Yoshi?". Panggil preman berbadan besar berambut gondrong yang lengannya di penuhi tatto poseidon.
Pak Yoshi menatap preman itu dengan takut-takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
° MY TRUE HERO!°
Non-FictionMENGHARUKAN.. Mo! Seorang gadis cilik yang sangat kehilangan seorang pahlawan hatinya..