Chapter 7

320 15 2
                                    

Tidak seperti biasanya, setelah les bahasa Inggris Desy tidak pulang ke kosnya tapi ke kamarku. Barangkali hanya karena aku bercerita, kemarin malam tanteku yang tinggal di Lampung membawakanku keripik rasa cokelat yang lezat. Tapi, aku senang juga karena aku bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk curhat.

"Pertama kali aku suka sama orang, itu waktu SMA" kataku pada Desy yang sedang tiduran dikasurku dan ngemil makananku dengan rakus.

"Nah, gimana rasanya?"

"Aku udah lupa. Seingatku aku cuma lihat dia, dia cute, keren, dan udah. Gitu aja sih. Aku lupa, kalau dia engga ngedeketin aku, aku pasti lupa sama dia."

"Terus kenapa sekarang putus?"

"Bukan sekarang tapi dulu. Engga tahu ya. Aku cuma.... Engga tahu. Mungkin kami yang engga bisa menjaga hubungan. Kita lost contact lima bulan dan akhirnya aku putusin dia. Aku engga tahan kalau digantung kaya gitu. Tapi anehnya, ini pertama kali aku ngerasain apa yang kamu bilang tadi. Nemuin di kerumunan, inget sama detail penampilannya.... Lagi pula, aku punya firasat baik soal itu"

"Yah.... Firasat lagi"

"Aku serius. Tapi, gimana caranya biar aku bisa deket sama dia? Dyo udah jelas engga akan ngebantu. Terakhir kali aku deket sama cowo, Dyo sendiri yang ngelarang aku pacaran sama cowo itu. Katanya dia brengsek"

"Ka Dyo gitu?"

"Iya. Katanya cuma cowo yang tahu apa yang di pikir in cowo lain. Apalagi Kinal. Jelas-jelas kemarin dia bilang Kinal susah kalau sama cewe. Mana mungkin dia mau bantu aku kan, Des"

"Wah, ka Dyo keren. Mau dong aku di comblangin sama ka Dyo"

"Kamu ini kenapa sih?" protesku.

"Ya udah, kamu daftar taekwondo aja. Kan ka Kinal jadi pelatih disana."

Good Idea!!!!!!!!

"Daftar aja. Nanti aku cariin informasinya deh. Anggep aja ini balas budi, karena boleh ngabisin makanan kamu, hahaha"

-

-

-

Aku bertamu ke kamar kos Desy sehari kemudian. Aku benar-benar tidak sabar untuk memperoleh informasi yang kubutuhkan. Tapi semua SMS, ataupun chatt yang kukirimkan tidak pernah ia balas. Benar-benar menyebalkan.

"Desy engga punya pulsa" jawabnya enteng.

"Jadi gimana, aku bisa gabung ke klub taekwondo Universitas Coloni?"

"Bisa aja sih. Nih aku bacain persyaratannya," katanya sambil mengamati ponselnya

"Foto 3x4 dua lembar, uang registrasi Rp.100.000, fotocopy sertifikat penghargaan jika ada. Sama ini nih yang paling penting, menunjukkan KTM Universitas Coloni (UC)."

"Jadi orang luar ga boleh daftar?"

Dia menggeleng.

"Kamu.... Kamu kan anak UC. Ehmmm... Jurusan apa kamu ya?"

"Teknik Informatika"

"Nah, Teknik Informatika. Kamu kan bisa minjemin aku KTM. Kamu ini mahasiswa UC. Lagi pula, face kita kan hampir mirip. Cuma kamu tinggi dikit, dan.... Ininya agak lebar" kataku sambil menunjuk bibirku sendiri.

"Engga mau. Desy engga mau ikut-ikutan. Biar gimana pun itu namanya penipuan. Lagian Desy kan semester empat kamu semester dua. Pasti ketahuanlah"

"Jangan pakai alasan yang mengada-ngada. Ayolah Des, itu kan cuma persyaratan administrasi. Kamu engga punya risiko apapun. Aku jamin, aku engga akan bikin nama kamu tercoreng. Ini cuma buat daftar taekwondo."

Cewek Ceroboh & Cowok EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang