▪Prolog▪

1.2M 45.7K 3.7K
                                    


"Eh liat deh! Nakula udah dateng."

"Anjir! Makin ganteng aja sih itu cowok."

"Liat deh, dia pake almamater Ijo Army, Ah! Kece parah!"

"Mata sama almamaternya cocok banget, ih!"

"Dia manusia apa boneka sih? Ganteng banget!"

Dan seperti itulah reaksi semua cewek yang melihat nya. Heboh, lebay, alay, dan sejenisnya. Sudah setahun sekolah bersama, tidak membuat hari-hari mereka bungkam ketika melihat cowok blasteran Spanyol itu berjalan. Ya, cowok bermata hijau terang itu memang sangat tampan, dan satu-satunya cowok bule yang ada di sekolah itu. Dia Nakula, lebih lengkapnya Nakula Jamie Megantara.

Cowok itu berjalan santai, dengan menyumpal kuping kanannya menggunakan earphones berwarna putih melewati koridor sekolah. Pandangannya lurus ke sebuah pintu yang ada di ujung kordor. Ia sama sekali tidak mempedulikan wanita-wanita yang kini terkekeh-kekeh menatapnya sambil membicarakannya. Seperti biasa, baginya tidak ada yang lebih penting selain mendengarkan lirik lagu kesukaannya, Paris-nya The Chainsmokers ..

Sampailah cowok itu di depan pintu yang bertuliskan 'Ruang OSIS'. Nakula membuka pintu dan mendapati sudah ada 20 orang yang sedang duduk menunggunya.

Cowok ini tampak biasa saja, padahal sudah jelas dia terlambat datang. Beberapa orang terlihat heboh saat melihat Nakula berjalan menuju papan yang sudah di sediakan Proyektor.

"YEY! Ketua Osis kita datang juga!" sorakseorang cowok bermata sipit yang ada di ujung ruangan. Dia Kainan, sahabatNakula. 

"Berisik Kainan!" ketus seorang cewekberambut pendek ketika mendengar suara cowok yang bernama Kainan itu.

"Akhirnya calon imam gue dateng juga!" pekik cewek itu.

"Yola! Suami kamu di sini!" ucap Kainan, pada cewek yang memarahinya tadi.

Cewek yang bernama Yola itu mengernyit, memandang sebal cowok yang duduk di depannya itu.

"Amit-amit! Jabang bayi! gue gak suka sama cowok yang matanya tipis kayak garis buku tulis!" ketus Yola. "Gue sukanya sama cowok, yang matanyanya tajam dan cool." pandangannya seketika terlempar kepada sosok yang berdiri di sampingnya itu. Nakula.

"Lo mau punya cowok yang matanya kaya jarum pentul maksudnya?" tanya Kainan keheranan. "Kan, sama aja tipis-tipis juga?"

"Ih! Kok, lo bego, sih? sekolah di SMA tapi otaknya kayak di TK" gerutu Yola.

Kainan menekuk mulutnya kebawah, seketika wajahnya menyuram. "Yola kejam! Kainan sakit."

"Bodo amat." singkat Yola.

"Udah terima aja kenapa, Jol?" celetukMilo, cowok yang ada di samping Kainan, "Kainan gak jelek-jelek banget, kali, Jol."

"Tuh!" seru Kainan.

"Cuma kurang ganteng aja." tambah Milo.

Wajah Kainan menyuram lagi.

"Jal-Jol-Jal-Jol! Nama gue Yola, You know?. YO-LA, empat huruf dua suku kata!" Protes Yola. "Coba ulangi! Yola mau denger!"

"JOL-LANG!" seru Milo dan Kainan bersamaan.

"Ihhhh!!! Bukan Jolang!" pekik Yola tak terima, "Gue bukan ember bayi!"

"Yola, gandeng sia, teh!" seru pria lain yang ada di sudut meja. Dia Galih.

"Bodo!" ketus Yola.

Nakula tidak menghiraukan teman-teman yang berisik itu, ia malah terlihat asyik membaca berkas yang ada di tangannya, wajahnya tampak datar, bola matanya yang bewarna hijau terang itu bergerak ke kiri dan ke kanan, mengikuti alur kalimat yang ada di berkas itu. Sesekali ia menghela nafasnya untuk mengatur konsentrasinya.

Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, seorang pria paruh baya dengan wajah ramah berjalan masuk mendekati Nakula. Pria itu adalah Agung, Pembina Osis di SMA Sevit Bandung.

Agung sudah lama menjabat sebagai pembina osis di SMA Sevit Bandung. Hampir satu dekade, Agung sangat sukses menjadi pembina yang mencetak osis-osis disiplin dan bertanggung jawab. Nakula salah satunya, Nakula di pilih langsung oleh Agung tanpa proses pemilihan suara.

Awalnya Nakula keberatan dan menolak dijadikan ketua osis, karna Nakula mengakui kalau dirinya terlalu dingin untuk menjadi ketua yang harus banyak bicara menyemangati anggotanya. Untung ada Kainan, sahabat terbawel Nakula yang selalu menjadi juru bicara di saat dia benar-benar malas untuk berbicara.

"Pak Agung! Pak Agung!" gumam beberapa orang yang ada di situ.

Setelah sekian lama menatap berkas, Nakula akhirnya meleparkan pandanganya ke hal yang lain, ia menatap Agung yang tersenyum kepadanya.

"Gimana? udah kelar?" tanya Agung.

Nakula hanya mengangguk.

"Bagus, kalau begitu kita mulai saja, ya?"

Seketika orang-orang yang rusuh itu merubah posisi mereka menjadi rapih, bahkan Yola yang tidak bisa diam kini duduk dengan manis, menatap Nakula yang sedang sibuk merapihkan kabel Mic nya.

Sementara Agung berjalan ke sebuah kursi yang sudah di siapkan untuknya.

Setelah sekian lama Nakula bungkam tak bersuara, Akhirnya ia mengeluarkan suaranya yang berat itu di depan 21 orang yang kini menatapnya.

"Assalamualaikum wr. wb." ucap Nakula.

"Waalaikumsalam wr.wb." jawab seisi ruangan.

"Baik, kalau begitu saya mulai rapatnya untuk membahas kegiatan Masa Orientasi Siswa besok...."



TARAAAAAAAMMM!!!! ada yang kangen masa MOS ?? Author seketika keinget waktu pertama kali di Ospek, jadi kepikir buat ikin cerita tema ini.

moga kalian suka ya, selamat membaca :))

SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang