Duapuluhempat

56 10 0
                                    

Ronald berjalan dari parkiran menuju kelas dengan gaya coolnya. Rahangnya mengeras ketika melihat Olive di depannya.

"Hallo Ro," panggil Olive dengan nada centilnya.

Ronald berdecak. "Berhenti panggil gue Ro" ucapnya datar. Olive tertawa kecil. "Itukan panggilan kesayangan dari kita masih kecil." kata Olive mendekat ke arah Ronald. Ronald otomatis mundur.

"Berhenti lo!" Ronald memajukan tangan kanannya untuk menghentikan Olive. Olive berhenti. Setelahnya ia menyeringai.

"Ohya,Ro kemaren aku pergi kerumah kamu, ketemu calon mertua aku" kata Olive dengan nada liciknya.

Ronald makin khawatir. "Lo apain nyokap gue?!"

"Nggak aku apa apain,ibu kamu yang nyuruh aku datang"

Mata Ronald menyipit.

"Dia bilang,setelah kita lulus,kita akan tunangan,dan setelah itu,kita akan menikah,Ro sayang"

Mendadak Ronald sesak nafas. Otak dan hatinya tak henti hentinya menyebut nama Kinan.

"Ohya,jadi sekarang kamu nggak papa deh, sama si Kinan dulu,kan ujung ujungnya kita akan nikah,oke Ro sayang?" Olive menepuk bahu Ronald lalu pergi.

Ronald masih mematung. Rahangnya mengeras. Dan saat ia berbelok. Ia melihat gadi mungil dengan rambut diikat kuda tengah menitikan air mata. Seketika itu juga hari Ronald hancur.

"Kinan"

***

Kinan berjalan dari kelas menuju kantin. Perutnya terasa lapar minta diisi. Karena memang ia belum sarapan tadi pagi.

Namun langkahnya terhenti ketika melihat dua pasang berbeda kelamin sedang berbicara serius. Dan,ia tau itu siapa. Kinan mendekat.

Samar samar terdengar percakapan mereka.

"Ohya,Ro kemaren aku pergi kerumah kamu, ketemu calon mertua aku"

"Lo apain nyokap gue?!"

"Dia bilang,setelah kita lulus,kita akan tunangan,dan setelah itu,kita akan menikah,Ro sayang"

"Ohya,jadi sekarang kamu nggak papa deh, sama si Kinan dulu,kan ujung ujungnya kita akan nikah,oke Ro sayang?"

Jantung Kinan serasa berhenti berdetak. Air matanya satu persatu mulai mengalir.

Lalu Kinan lihat Ronald berbalik dan menatap Kinan.

"Kinan"

Kinan tak mengindahkan panggilan itu. Ia lari menuju kelasnya.

"KINAN!"

Kinan terus lari tak peduli Ronald memanggilnya. Tubuhnya menabrak seorang siswi. "Maaf nggak sengaja" kata Kinan. Suaranya terdengar parau.

"Kinan,gue bisa jelasin semuanya Kinan!"

Kinan masih terus berlari. Ia tak jadi menuju kelas. Pikirannya kini terarah ke toilet wanita. Tidak mungkin kan Ronald masuk toiler wanita.

Ia lega ketika toilet berada di depan mata. Ia semakin menambah laju larinya. KKinan berhasil masuk ke toilet wanita dan masuk ke bilik 2.

Langkah Ronald terhenti ketika Kinan memasuki bilik toilet. Ia memukul tembok toilet itu hingga tangannya merah. "Shiit!"

Seusai Kinan menutup pintu bilil,tangisnya makin kencang.

"Naald," lirihnya di sela tangisnya. Dadanya terasa sesak.

Ronald dari luar yang mendengar tangis Kinan pun merasa sesak. Ia menyandarkan punggung dan kepalanya. Memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

Kinan nangis sesenggukan.

"GUE SAYAMG LO NAALD,GUEE SAYAANG SAMA LO! GUE CINTA SAMA LO!" teriak Kinan memukul mukul pintu bilik.

Ronald menyenderkan kepalanya lalu memejamkan matany.

"Gue juga cinta sama lo"
***

Setelah Kinan puas menangis ia membasuh wajahnya yang sembab. Aah dia sudah bolos satu mata pelajaran.

Setelah membasuh wajah,ia melangkah kaki keluar.

Saat keluar,ia terkejut ada yang menarik tangannya dan langsung memeluknya.

"Ronald lepasin"Kinan meronta. Namun tidak bisa.

"Tolong,cuma sebentar. Ini yang terakhir,nggak ada lagi Ronald yang akan gangguin lo,gue nggak akan muncul sampai lo udah move on sama gue. Gue tau ini pasti sakit. Tapi lebih sakit lagi kalo lo masih punya rasa sama gue" bisik Ronald. Tangis Kinan pecah.

"Lo jahat Ronald lo jahat!" kata Kinan disela tangisnya sambil memukul mukul dada Ronald.

"Lo yang bikin gue jatuh cinta,tapi lo lari dari kenyataan! Lo jahaat!" Kinan memukul keras dada Ronald dan melepas paksa pelukan Ronald lalu lari entah kemana.

Badan Ronald lemas.

"Maafin gue,"

***

Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang