Tigapuluhlima

51 11 0
                                    

Bel istirahat berbunyi. Seperti biasa semua murid SMA Andromeda berjalan dengan riang ke arah gerbang.

Kinan berjalan berisian dengan Bella di koridor. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan Natan,Najwa,dan Nisa.

"Kinaaaan,gue bakal kangen bangeet sama lo sumpaaah." Seru Nisa berlari memeluk Kinan. Kinan hanya tersenyum.

"Lo beneran pergi? Nggak bisa di cancel? Atau seenggaknya di tunda gitu,lagian bagi rapot masih minggu depan. Lo udah mau libur aja" kata Najwa. Sesudah itu Najwa meringis melihat Nisa makin mengeratkan pelukannya pada Kinan.

Kinan melihat ke Najwa seolah berkata 'tolong gue'. Najwa hanya nyengir tanda ia tak mampu berbuat apa apa. Dan akhirnya Kinan menghela nafas.

Nisa akhirnya melepas pelukannya. Kinan mengatur nafasnya karena saat di peluk Nisa nafasnya benar benar habis. Nisa meringis sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iya gue bener pergi besok,nggak bisa di  cancel ditunda pun enggak" setelah nafasnya teratur Kinan menjawab  pertanyaan Najwa tadi. "Yaah,hati hati ya besok,semoga besok gue bisa nganter,jangan lupain kita kita tentunya!" Kata Natan memeluk Kinan. Namun kali ini tidak seerat Nisa.

"Bukannya dia udah lupa ya sama kita?" Nisa menatap sinis Kinan. Kinan nyengir. "Itukan kecelakaan,nanti doain aja semoga gue disana bisa inget semua." Kata Kinan.

"Yaudah,gue duluan"Sambung Kinan lalu melangkah diikuti Bella.

"Kin,gue nggak bisa bareng sama lo ya? Nggak papa kan pulang sendiri?" Kata Bella saat sampai di parkiran. "Kenapa lo nggak bilang dari tadi? Kalo dari tadi kan gue bisa minta jemput. Sekarang hp gue mati" Kinan mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah deh,nggak papa semoga ada keajaiban supir gue jemput" sambung Kinan.

"Sorry ya? Yaudah gue duluan, bye!" Kata Bella memeluk sekilas Kinan lalu berlalu. Kinan berjalan seorang diri menuju ke halte bus. Kalo naik angkutan umum, dia lupa jurusan mana saja nya.

Saat di jalan besar. Sekelebat bayangan muncul.

Kinan berlari ke tengah jalan sambil terisak.

Tiin tin tin!

Sesaat kemudian tubuh Kinan melayang dan jatuh di trotoar. Dahinya mengeluarkan darah.

"KINAN!"

Lalu semuanya gelap.

Tin tin.

Suara klakson motor membuat bayangan itu hilang.

Ooh ternyata disitu gue kecalakaan. Tapi,kok gue kayak berasa pengen bunuh diri gitu?  Kenapa ya? Batin Kinan.

Tin tin

Suara klakson motor itu membuat Kinan menengok. Terlihatlah Ronald sedang menaiki motornya dengan memandang datar Kinan.

"Mau apa lo?" Tanya Kinan.

"Lo nggak pulang?"Ronald menjawab dengan pertanyaan lagi.

"Nunggu mukjizat" jawab Kinan sekenanya. Ronald setengah mati untuk menahan tawanya. Melihat wajah Kiaan yang putus asa seperti itu membuat Ronald merindukan saat dulu dia dan Kinan dekat. Mendadak wajah Ronald lesu.

"Hey,lo ngapain disini?" Suara Kinan membuyarkan lamunan Ronald.

"Naik" kata Ronald. Tangannya memutar kunci motornya. Kinan hanya bengong.

Ronald melihat ke arah Kinan. Ia berdecak. "Naik malah bengong" kata Ronald lagi. Kinan sadar dari lamunanya dan naik ke motor Ronald.

"Eh,emang lo tau dimana rumah gue?"tanya Kinan saat sukses duduk di jok motor Ronald.

"Kan lo bisa ngasih tau" kata Ronald datar. Kinan mengetok helm Ronald. "Galak amet mas,kayak herder" ujar Kinan ketus.

Lalu motor Ronald jalan.

***

Motor Ronald berhenti sempurna di depan gerbang rumah Kinan.

"Thanks ya,mau mampir nggak?"kata Kinan. Lalu Kinan mengernyitkan dahi saat melihat Ronald turun dari motornya. "Mau ngapain?"tanya Kinan.

"Gue mau mampir dulu, tadi diajak mampir sekarang malah nanyain. Nggak boleh mampir? Yaudah." ketus Ronald kembali menaiki motornya. "Eeh,iya iyaa."ketus Kinan. Ronald turun dari motor dan memasuki pagar rumah Kinan.

"Herder emang"gumam Kinan sambil melangkahkan kaki.

***

"Mamaah Kinan pulaang!" seru Kinan saat membuka pintu.

"Ck,lo tuh ya,salam dulu apa dulu tah,langsung teriak teriak" ketus Ronald.

Kinan mendengus. "Assalamualaikum".

"Iya sebentar sweetheart" seru mamah Kinan.

"Eh ada tamu"kata mamaj Kinaa saat sampai di depan pintu rumah. "Mamah pasti tau,bayangan yang pernah menghantui Kinan." Kata Kinan.

"Ah iya mamah kenal,Ronald kan?" Tanya mamah Kinan. Ronald mengangguk lalu menyalimi punggung tangan mamah Kinan.

"Mari masuk" aja mamah Kinan. Lalu Ronald masuk,diikuti Kinan. Kinan menutup pintu.

"Duduk dulu nak,tante buatin air minum ya?" Kata mamah Kinan.

"Eh iya tante" kata Ronald.

Kinan langsung berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

Ronald mengamati punggung Kinan yang perlahan mulai menjauh dan akhirnya menghilang ditelan pintu kamar. Ronald menghela nafas berat.

Mamah Kinan datang menaruh dua gelas sirup rasa jeruk di meja. Lalu tersenyum sendu melihat Ronald. "Masih usaha?"

Ronald tersentak mendengar suara mamah Kinan yang menurutnya sangat mengaggetkan. Ronald otomatis menoleh ke arah mamah Kinan.

Ronald menghela nafas.

"Ya,gitu deh tante, dengan kepergian Kinan,Ro jadi sedikit nggak yakin bisa ngembaliin ingatan Kinan" pandangan mata Ronald menerawang ke arah dua gelas sirup jeruk itu.

Mamah Kinan tersenyum.

"Tante yakin,kamu pasti bisa."

Ronald pun tersenyum.

"Semoga,makasih ya tante,Ro pulang dulu" Ronald meminum sirup jeruknya lalu menyalimi punggung tangan mamah Kinan.

Mamah Kinan tersenyum lalu mengantar Ronald sampai depan gerbang.

Ronald menekan sekali klaksonnya lalu melajukan motornya.

Mamah Kinan menghela nafas lelah.

***

Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang