Chapter IX

1.1K 162 11
                                    

.

-RT-

.

.

.

Jimin terpaku menatap dua garis yang terlihat dari testpack yang ia pegang. Jantungnya berdetak lebih kencang hingga ia kesulitan bernafas. Ia suda bertekad akan mempertahankan bayinya jika ia hamil. Maka sekarang ia harus menepati apa yang sudah jadi keputusannya. Ia belum memberi tahu sahabatnya mengenai ini dan Jimin tak boleh merahasiakan ini pada sahabatnya lebih lama lagi. Jimin keluar kamar dan kebetulan Taehyung sedang makan malam.

"MWOOOO? LAGIIIII?"

Jimin tau Taehyung akan bereaksi seperti apa, oleh karena itu Jimin bicara setelah menunggu Tae selesai makan karena Jimin tak ingin semua makanan yang ada dimulut Tae mengotori meja dan itu akan sangat menjijikan. Taehyung merebut test pack Jimin dan diam beberapa saat terlihat konsentrasi melihat dua garis merah itu.

"Bisa saja alatnya rusak!" Taehyung melempar testpacknya ke meja.

"Aku akan ke rumah sakit untuk periksa. Kau mau ikut?"

Taehyung menggigit kukunya teringat dugaannya terhadap Jungkook yang menyukai Jimin, ia tiba-tiba cemas. "Arghhh ini kacau! Lalu bagaimana dengan Jungkook?"

"Jungkook kenapa?" Jimin mengerutkan keningnya, ia bingung kenapa jadi Jungkook yang Taehyung bahas bukan Yoongi.

"Kau menyukainyakan?!"

Pertanyaan itu sontak membuat Jimin menatap Taehyung malas. Jimin mengerti sahabatnya itu terkadang bisa sangat bodoh dan sok tau. "Taehyung aku tau otakmu aneh. Tapi, darimana kau bisa berfikir begitu?"

"Kau semenjak di Jeju selalu berdua dengannya."

Jimin tersenyum melihat reaksi Taehyung, mereka berteman sangat lama dan Jimin bisa melihat kecemburuan dimata Tae ketika mengatakan itu. "Tae-ah! Jungkook itu suka padamu. Dia dekat denganku karena tak punya teman dan kau tak sadar bagaimana tatapannya padamu?!"

"Sungguh?!" Taehyung bertanya memastikan sekali lagi dan Jimin mengangguk. "Kalau begitu ayo ke rumah sakit."

Taehyung berjalan menuju pintu keluar lalu kebingungan dan ia masuk ke kamarnya untuk mengambil tas. Melihat reaksi salah tingkah Taehyung, Jimin hanya menahan senyum. Sejenak Jimin lupa dengan masalahnya. Jimin dan Tae turun ke basement untuk mengambil mobil mereka namun mereka dikejutkan oleh seseorang yang Jimin tak ingin temui. Erik Nam datang dengan membawa bunga.

.

.

-RT-

.

.

Taehyung tak hanya diam di dalam mobil. Ia mengawasi dua orang yang sedang bicara tak jauh dari tempatnya.

"Aigoo. Kau dan Jimin tak akan berjodoh. Tak usah terlalu berharap!" Taehyung menggerutu sambil mencibir. Mengingat kata jodoh ia jadi ingat kata-kata Jimin mengenai Jungkook yang menyukainya. Taehyung tersenyum. ',,,dia sangat dekat dengan takdir sahabatmu!... Dia pria yang sangat baik, cukup mapan, dan menyukai warna merah.' Kata-kata peramal Guk Joo terngiang dan otaknya menyatakan Jungkook 100 % Match.

"Jika Jungkook denganku maka seseorang yang Jimin fikirkan ?" Taehyung memikirkan satu nama yang sudah jelas "Eeeyyyy! Itu tak mungkin" tampik Taehyung.

Yoongi selalu menjadi hal yang sahabatnya fikirkan dalam hal benci maupun masalah dan sekarang Jimin kemungkinan hamil anaknya. Meskipun 100 % benar tapi taehyung tak rela sahabatnya akan berjodoh dengan seorang monster. Taehyung menatap Jimin kasihan dengan takdirnya.

Red ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang