Chapter XIV

1.3K 148 1
                                        

-Red Thraed-

.

Hadir dengan Chapter lebih panjang.

.

.

Mrs. Min membuka tutup stock pot untuk mengecek daging ayam yang sedang ia masak. Asap halus dengan aroma nikmat menyentuh indra penciumannya. Sebuah aroma gurih dari kaldu menyebar di dapurnya. Mrs. Min sedang memasak sup ayam gingseng sekarang. Mrs. Min mengambil kuah dengan sendok dan mencicipinya.

"Hm ... ini sudah sempurna!," Mrs. Min menutup tutup stock pot tersebut lalu mematikan kompor. "masukan itu ke dalam kotak!" Perintahnya pada asisten rumah tangga yang tak kalah terampil membantunya di dapur.

Mrs. Min memotong sayuran sepanjang batang korek api. Berikutnya ia akan membuat bibimbap. Ia selalu masak dengan jumlah banyak setiap akhir bulan untuk ia berikan pada ibu dan kakanya. Mrs. Min memang sering berkunjung ke rumah mereka, dan ia merasa tak akan lengkap jika ia berkunjung tanpa membawa makanan. Mrs. Min melirik kotak-kotak tupperware berisi sepotong ayam yang sudah asisten rumah tangganya tata. Ia memasak tiga ekor ayam seperti biasanya tapi ia tiba-tiba merasa kurang. Ia teringat Jimin yang sedang hamil.

'Apapun yang terjadi jangan pernah memisahkan mereka! Jangan Pernah! Mengerti?!'

Mrs. Min menghela nafas mengingat kembali kata-kata peramalnya. "Bungkus dan tata ayam yang satunya."

"Baik nyonya! Apakah anda akan memberikannya pada seseorang?!"

"Ya!," Mrs. Min kembali memotong sayuran "aku harus mengunjungi seseorang juga hari ini."

Mrs. Min ingin bertanya mengenai banyak hal pada Jimin. Fakta bahwa Jimiin hidup sebatang kara, dan beberapa kemungkinan Jimin hidup dengan baik atau tidak. Mrs. Min memikirkan apakah seorang gadis tanpa keluarga akan tumbuh menjadi gadis yang terhormat atau tidak. Mrs. Min harus memastika itu, Ia tak mungkin bisa menerima menantu yang memiliki kepribadian yang buruk bukan?!. Walaupun dilihat dari sisi manapun nama Jimin sudah buruk karena hamil diluar nikah tetapi, ia tetap harus bertemu dengan Jimin karena wanita itu adalah wanita yang memiliki takdir bersama putera tunggalnya.

.

.

-RT-.

.

.

Namjoon berada di dalam mobil bersama asistenya sekarang. ia akan pergi ke bandara untuk kembali pulang ke Korea. Setelah berminggu-minggu di Jepang membuatnya kewalahan dan merindukan kekasihnya, ia bisa mati jika ia harus tinggal lebih lama lagi. Namjoon mengambil ponsel di sakunya dan mengirim pesan pada Jin. Ia hanya ingin menanyakan keadaannya hari ini, ia tak berniat memberi tahunya bahwa ia kembali ke Korea hari ini untuk memberinya kejutan.

'Aku ada jadwal check up pasyenku sora nanti, mungkin aku akan di rumah sakit sampai malam.'

Itulah balasan kekasihnya mengenai jadwalnya hari ini. Namjoon mengunci layar ponselnya lalu memasukan kembali ke dalam saku jasnya. Ia bersandar ke kursi untuk mengistirahatkan punggungnya. Ia sedang mencoba rileks dengan membayangkan senyum manis kekasihnya.

"Aku sekarat merindukannya."

Asistennya hanya tersenyum menatap bosnya yang sejak kemarin terus mengeluh ingin menyelesaikan pekerjaanya di Jepang hanya untuk kekasihnya. wanita yang mereka lihat di lift, yang memaki adik sepupu bosnya itu, berhasil membuat bosnya jatuh cinta setengah mati seperti sekarang. ia tak pernah menyangka bosnya akan jatuh cinta pada pandangan pertama pada wanita itu. ia kembali tersenyum mengingat kegilaan bosnya untuk menghiasi setiap vas di hotel dengan bunga mawar ungu hanya karena ia merindukan kekasihnya. Baru kali ini ia melihat bosnya begitu tergila-gila terhadap seorang wanita.
.
.
.
Jimin sedang masak makan malam bersama Tae dan Jinhyung. Tae memasak panecake korea dengan dibantu Jinhyung, sedangkan Jimin membuat kimchi sendirian. Lidah Jimin terus saja mengeluarkan air setiap memandang kimchi yang ia buat sendiri. Jimin tanpa sadar memotong helaian daun sawi tersebut dan memasukannya ke dalam mulutnya. Jimin merasakan bagaimana kimchi itu begitu pedas dan memanjakan lidahnya. Jimin terus mengoles sawi putih tersebut dengan bumbu kimchi dengan sesekali mencicipinya. Mencicipi terlalu banyak hingga tanganya di pegang seseorang. Jimin menoleh , itu Jinhyung yang memandangnya sambil menggelengkan kepalanya.

Red ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang