#Itali, Vatikan. 20xx M.
Di bawah naungan panji bendera Takhta Suci Vatikan berwarna kuning dan putih, dengan luas sekitar 44 hektar, yang juga merupakan enkaf yang dikelilingi tembok di dalam kota roma, dengan diperintah oleh Paus Muda Theodore yang penuh kharisma dan berjiwa patriotik. Maka berkumpullah para pemuka-pemuka agama mereka pada sebuah istana megah, yang bernama Istana Apostolik.
Paus Theodore sebagai orang yang dimuliakan, memulai perbincangan. Katanya, "Setelah melihat berita besar yang terjadi di tengah-tengah kita, dan insiden yang terjadi antara pengikut Dalsam dengan penduduk Mekah, maka apakah yang semestinya kita perbuat?"
.
Diantara pemuka lainnya, berkatalah seseorang, "Kami mendapati orang yang bernama Dalsam, telah menghujat Tuhan kita!"
.
Seseorang di belakangnya menghalau pembicaraan, katanya "Tetapi yakinkah engkau, bahwa dia seorang penghujat? Padahal telah nyata 'bahwa dia menunjukkan mu'zizat seperti yang dilakukan oleh Messiah, Tuhan kita?!"
.
Berkatalah kembali seseorang itu, "Tetapi kedatangannya serta ciri-cirinya, tidak kita temukan dalam Nash Kitab Suci!"
.
Sebagian dari mereka berseru, "Pada sisi kami, sesungguhnya adalah dia sang Messiah yang kembali!"
.
Sebagian yang lain membantah, "Bagaimana mungkin dia adalah messiah kita, sementara yang ia kerjakan bukanlah dari pihak kita?!"
.
Di tengah pedebatan itu, Paus Theodore tetap terdiam. Ia merasa belum saatnya angkat bicara dan terus mendengarkan orang-orang yang masih berselisih paham mengenai Dalsam. Hingga berkatalah seorang di antara mereka pada sang Paus, "Aduhai Paus kami, mengapakah tidak engkau putuskan sebagian dari sebahagian yang lain atas perselisihan yang terjadi di antara kami?"
.
Paus menjawab, "Lanjutkanlah...lanjutkanlah perseteruan di antara kalian. Sesungguhnya, aku adalah pendengar bagi kalian."
.
Setelah mendengar ucapan Paus untuk berbicara, maka sebagian dari pemihak Dalsam, yang juga menyaksikan perseturuan yang tengah terjadi di Mekah berkata, "Apakah semestinya kita harus memihak pada umat muslim yang yang kita ketahui, tengah berselisih dengan umat Dalsam"
.
Kemudian, dijawab pula bagi yang meragu pada Dalsam, "Bila memang itu yang terbaik, maka demikianlah."
.
Sehingga bersungutlah mereka yang tidak sepaham, katanya, "Sungguh, aku tidak akan melakukan yang demikian!"
.
Berkatalah seorang lagi, "Apakah engkau tidak memperhatikan? Adalah dia pembuat kerusakan!"
.
Kemudian dijawablah oleh pemihak Dalsam, "Apa yang engkau dapati, sehingga engkau sekalian berkata 'dia pembuat kerusakan?"
.
Orang-orang yang meragu pada Dalsam menjawab, "Tidakkah sampai padamu berita mengenai murkanya dia pada penduduk Nasrani pada Bumi Palestina?"
.
Mengingat hal itu, terkuncilah mulut-mulut-mulut mereka. Sampai pada terbukalah mulut Paus, katanya, "Ya, aku mendengar tersiarnya kabar yang engkau katakan daripadanya. Sehingga banyak di antara mereka, menyebut orang itu sebagai 'Tuhan Yang Murka' datang ke Bumi untuk menghakimi dengan kejam."
.
Kemudian, disusul oleh berkatanya seorang di samping Paus. Katanya, "Bukankah engkau juga mengetahui bahwa Tuhan itu KASIH? maka mengapakah ia sebaliknya?"
.
Maka sebahagian orang tersebut menyangkal, "Ta-tapi bilamana orang tersebut adalah pembuat kerusakan dan penyesat, dapat berlaku banyak mu'zizat?" Berserulah lagi sebelah-sebelah mereka, "Ya, benar! Bukankah kita semua mengetahui, tatkala ia membangkitkan ratusan bahkan ribuan orang mati di Yerusalem?"
.
Paus Theodore terdiam. Ia mencoba berfikir lebih jernih 'dalam memilih untuk berkoalisi pada pihak yang sedang diambang pergejokalan.
.
Lalu salah seorang pemuka agama berkata, "Sudahkah kita semua mendengar bahwa setelah dia mengambil benih bangsa Arab, dia akan menanam benih pada bangsa Eropah dan Amerika? Dan telah sampai pada kuping-kuping kalian, bahwa sesudah bangsa itu, ia akan menuju negeri kita ini, Vatikan?"
.
Mendengar ucapan pemuka itu, Paus Theodore pun tersungut. Tampak kebingungan membias dari wajahnya. Sehingga berkatalah sebagian yang memihak pada Dalsam, "Bila kita hendak melawan Dalsam, maka jadilah Negeri kita ini bernasib sama dengan Negeri mereka itu. Dan adalah demi masa, maka mengapakah kita tidak bersekutu dengan Dalsamisme?" Kemudian di ramaikan oleh sorak sorai pendukung paham Dalsam.
.
Paus mengangkat tangan, katanya, "Tenanglah," kemudian melanjutkan, "Dapatkah kalian menjual agama kalian demi orang tersebut? Yang kalian ketahui, ia datang bukan untuk kita? Dan sungguh kita tidak tahu dengan apa yang terjadi dengan kota Mekah setelah terjadinya insiden itu, yang dengan demikian kita tidak dapat mengira-ngira oleh sebab kurangnya informasi yang kita dapati."
.
Kemudian orang-orang benar pada akhirnya ikut angkat bicara, "benar! Sejak kecil kita telah melihat bapa-bapa kita memuja Tuhan kita, Yesus Kristus. Maka betapakah kami berpaling dari menyembah selain daripada Kristus?"
.
Lalu dibenarkan pula oleh orang di sebelahnya, katanya, "Benarlah perkataan orang di sebelahku. Sungguh, di antara Yesus dengan orang yang mengaku Tuhan itu, terdapat jurang pemisah yang sangat jauh serta berbeda. Dan sesungguhnya aku adalah orang yang tetap pada pendirian!"
.
Maka kembali menjawablah sebagian pemihak Dalsam, sembari menunjuk Paus Theodore, ia berkata, "Maka tunggulah, serta saksikanlah bagi kalian, kematian pemimpin kita ini ditangan Dalsam jikalau kita mengingkarinya!"
.
Akan tetapi, sebahagian yang lain membalas perkataan sebahagian yang lainnya, katanya, "Sesungguhnya, adalah kami orang-orang yang rela mati demi melindungi Paus kita, dan aku percaya bahwa Tuhan akan membantu kita!!"
.
Maka berucaplah seorang dari jaksa-jaksa, "Dengan demikian, serahkan semua perserlisihan ini pada Bapa Besar bagi kita, Paus Theodore!" Lalu seluruh pemuka bersungut-sungut meminta serta menunggu jawaban dari sang Paus Theodore. Sementara sang Paus masih terdiam di atas singgasananya. Ia tertunduk. Berfikir dalam memilih pilihan berat baginya.
.
Hingga pada akhirnya, sang paus berdiri. Kemudian memberi keputusan. Katanya, "Sungguh, telah kupilih di antara keputusan lainnya. Yaitu antara berkoalisi dengan umat muslim dalam melawan orang yang mengaku Tuhan, atau sebaliknya, bergabung dalam agama Dalsamisme."
.
Orang-orang ramai langsung terdiam termengu menunggu jawaban yang akan lontarkankan oleh Paus agung mereka.
.
Kemudian Paus melanjutkan, "A-aku telah memutuskan untuk...." Paus terdiam beberapa saat sembari menelan ludah, sebab pilihannya ini adalah pilihan berat yang menentukan kehidupan umat manusia selanjutnya. Kemudian melanjutkan, "Aku memilih untuk berkoalisi dengan...."
.
-Continue-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Messiah: End of Day War [TAMAT]
Spiritual#WARNING (Perhatian sebelum membaca The Last Messiah: End of Day War) . Barangsiapa yg baru membaca bagian2 awal dari novel "The Last Messiah: End of Day War" pasti akan mendapati sesuatu yg baginya tidak berfaedah dan memiliki kontroversi. Namun ti...