18. Who You Really are?

11.2K 478 130
                                    

Please vote and comment.
Please  BACA author note di akhir part yyaa...

No edited.

Alera Pov.

"Lho, non Ale kenapa? Kok nangis?" tanya pak Kirman begitu aku menutup pintu mobil

Buru-buru aku menghapus air mata yang mengalir di kedua pipiku. "Gapapa. Ayo pulang."

Tanpa bicara lagi pak Kirman menyalakan mesin kemudian segera meninggalkan tempat itu. Mataku memandang keluar jendela. Hatiku rasanya... hancur. Kenapa aku sebodoh ini dengan mudahnya jatuh hati pada laki-laki seperti itu? bodoh.

Begitu sampai di halaman rumah aku langsung turun dan memasuki rumah. Ini tengah malam, ke adaan rumah gelap dan sepi. Aku segera naik ke kamarku, tanpa sadar menutup pintu dengan keras.

Aku menjatuhkan tubuhku di atas kasur dengan posisi tengkurap. Airmataku mengalir jatuh ke banta, aku terisak. Bodoh! Kenapa masih saja menangisinya?

Terdengar suara pintu kamarku terbuka. Aku menghentika isakkanku, mencoba tidak mengeluarkan suara agar orang itu menganggapku tertidur. Tapi sepertinya dia tahu kalau aku tidak tidur saat aku merasakan kasur bagian pinggir bergerak karena seseorang mendudukinya.

Kedua lampu di atas meja nakas yang berada di sisi kanan dan kiri kasurku menyala. Sebuah tangan besar mengusap kepalaku dengan lembut. Aku tidak lagi menahan isakkanku, airmataku kembali mengalir.

"Ssst." Masih sambil mengelus kepalaku orang itu berusaha menenangkan ku.

Aku beranjak duduk dan segera masuk ke dalam dekapan kak Mark yang membuka kedua lengannya. Terisak di disana cukup lama sampai kaus yang dipakainya basah dibagian dada karena airmataku. Tangannya tak henti mengelus kepala dan punggungku.

Setelah merasa cukup aku menjauhkan tubuhku. Dia menapku dengan alis mengerut terlihat khawatir. Tangannya terulur menaruh rambut yang menghalangi mataku ke belakang telingaku.

"Abis darimana?" pasti Mark tahu karena aku masih mengenakan hoodie dan jeans.

Dia menghela nafas karena aku tak menjawabnya. Aku takut dimarahi kalau ku jawab aku baru saja dari Club. Tempat hina yang tak seharusnya ku datangi hanya untuk menemui laki-laki brengsek.

"Kamu abis nemuin seseorangkan? Bilang, siapa yang bikin kamu kaya gini?"

Dia terdiam menunggu jawaban dariku tapi aku hanya diam tak menjawab. Aku hanya bingung hbarus memulainya dari mana.

"Dia cowo? Apa cowo yang waktu itu nganterin kamu?"

Apa dia ini dukun? Tebakkannya benar semua. Aku hanya mengangguk tanpa suara. Helaan nafas kak Mark kembali terdengar.

"Jujur kamu kemana dan alesan kamu ke sana apa?"

"Club Lil Paradise. Tadi temen nelpon aku, katanya 'dia' butuh aku banget makanya aku ke sana."

Kening Mark berkeut begitu mendengar tempat yang baru saja ku kunjungi. Aku bisa mendengar dia menggeram. Pasti dia marah aku pergi ke tempat seperti itu.

"Terus di sana?"

"Disana aku cuma jadi bahan ketawa mereka. Aku diminta dateng ke sana cuma buat dengerin pengakuan dari 'dia' kalo selama ini dia berhubungan sama aku karena taruhan sama temen-temennya."

Lipatan di kening Mark semakin jelas. Dia mengepalkan kedua tangnnya sambil mendesis. Aku masih bisa melihat wajahnya dari cahaya remang-remang di kamarku saat ini.

"Mereka nyuruh aku ke sana, ke tempat seperti itu tengah malem cuma buat menghina aku kak." Airmataku kembali mengalir

"Kamu beneran suka sama dia?" aku mengangguk

My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang