Part 1,
"Apa kalian yakin tidak ingin tinggal lebih lama?" Tanya Bernard padaku.
Kami semua berdiri di depan gerbang desa. Enthar dan Kaze sedang mempersiapkan barang bawaan dan kuda-kuda kami.
"Aku ingin tinggal lebih lama untuk membantumu memperbaiki kondisi desa, tapi paman Modred dan Elestra menjadi tidak tenang mendengar perang yang akan terjadi di Yuga." Jawabku.
"Tidak perlu mengkhawatirkan kondisi desa, kami yang mengurusnya. Tidak banyak korban yang jatuh berkat kalian, dan aku yakin seluruh warga desa berterima kasih untuk itu." Bernard tersenyum padaku, seraya Braton berjalan mendekatinya dari belakang. Mungkin hanya khayalanku tapi kurasa serigala itu bertembah besar.
"Kau akan menjadi kepala desa yang baik Bernard." Jawabku membalas senyumannya. Belum ada pengangkatan kepala desa yang baru, tapi kami semua tahu kalau Bernard yang akan menggantikan Knurla.
"Aku akan memberikan yang terbaik." Jawabnya tegas. Lalu kembali tersenyum.
Menaiki kuda dengan Eru berada didepanku, gadis itu masih merasa gugup berkuda denganku. Kurasa aku akan mengajarinya berkuda lain waktu. Mengucapkan selamat tinggal kepada Bernard dan warga desa, kami pun melanjutkan perjalanan ke Yuga.
Part 2.
Dua hari setelah meninggalkan Kalavata kami berkemah tidak jauh dari jalan utama. Tidak ada serangan hewan buas atau pun monster selama perjalanan, tidak selama kami berada di areal beast clan. Menurut Modred itu karena para pengintai yang dikirimkan setiap desa Beast Clan. Selain untuk mengumpulan informasi, mereka juga mengusir hewan-hewan buas dari jalan utama.
Pagi itu kami melakukan latihan harian seperti biasa. Bahkan Elestra juga mulai terbiasa dan ikut mengikuti latihan rutin kami. Kali ini aku berpasangan dengan Modred, dan Elestra serta Kaze melatih Eru dan Enthar seni pedang dan sihir.
Modred menyarankan kami berdua latihan di tempat yang lebih tenang, sedikit jauh dari kemah. Kami berlatih di tanah lapang kecil di pinggir sungai. Begitu sampai disana dia mengambil posisi duduk menduduki betisanya yang dilipat ke belakang, layaknya orang jepang di dojo. Dia menyuruhku duduk di depannya dan mengikutinya.
"Uhm... Modred?" Tanyaku mulai bingung. Tapi tidak ada jawaban darinya yang menutup matanya semenjak aku duduk. "...Kupikir kita akan berlatih pedang atau memanah...??"
Modred kemudian membuka matanya dengan tenang. "Ini... adalah jalan Yuusha. Kau mungkin lebih mengenalnya dengan 'the path of heroes'."
Aku tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Modred. "Maafkan aku. Tapi aku tidak mempunyai niat untuk menjadi Hero, Modred. Aku hanya ingin bertambah kuat untuk melindungi mereka yang tidak bisa melindungi diri mereka."
Entah kenapa Modred langsung tersenyum halus mendengar kata-kataku. Wajah pria dengan rambut beruban itu terlihat senang sekaligus sedih pada saat yang sama membuatku sedikit khawatir. Dia lalu membuka mulutnya dan menjawab,
"Dan jalan ini, akan membuatmu menjadi pendekar terhebat di dunia."
Aku masih ingin bertanya, tapi aku memutuskan untuk diam menyetujui agar kami bisa latihan lebih cepat lalu melanjutkan perjalanan.
"Sebenarnya butuh waktu beberapa tahun dan master untuk menguasai jalan Yuusha. Tapi kita tidak mempunyai waktu yang banyak," Modred lalu berdiri dengan elegan tanpa menopang tubuhnya dengan tangan. "Aku akan mempersiapkanmu sebelum kita sampai ke Yuga." Wajah Modred berubah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eldunari
FantasyCerita tentang sebuah game online beserta orang-orang di dalamnya yang mempunyai tujuan berbeda. Sinopsis: Di masa depan tidak jauh dari sekarang, Kevin seorang lelaki paruh baya kembali kota bandung untuk bertemu lagi dengan cinta pertamanya ha...