Part 2

358 5 0
                                    

..........

Author POV

Tangan kanan yang cukup kokoh menarik tangan mungil wanita itu,

Wanita itu terlihat kaget, dan tambah memerah.

Lelaki pemilik tangan kokoh itu tersenyum kecil, "Ini akan menarik."

Tapi senyuman itu justru membuat Chloe bergetar ngeri.

Dengan membawa harga dirinya, Chloe menghempaskan tangan lelaki asing di depannya, membuat lelaki tersebut kaget dan diam di tempatnya.

Chloe menuju sedan putih di pinggir pantai tersebut dan menghidupkan mobil secepatnya.

"Dia udah gila! Beraninya cowok itu megang-megang gue."

Sambil memegang dadanya,

"Calm down jantung, stop dong deg-degan daritadi, kita udah jauh nih."

Kalo menurut kalian Chloe memerah dan deg-degan karena jatuh cinta, itu salah.

Karna yang Chloe rasakan adalah malu, iya sangat malu

"Jangan-jangan dia ngedenger semua teriakan gue. AAA.....!" ucap Chloe mulai frustasi.

"Chloe, jangan sampe loe ketemu cowok itu lagi kalo loe gak mau malu."

Sambil berdoa, Chloe memajukan mobilnya lebih cepat.

...........

Pagi hari...

"HUAAH!"

Chloe terbangun secara kaget.

Langsung memegang dadanya yang berdetak sangat cepat,

"Sialan, gue mimpi buruk lagi."

Chloe mencoba menutup mata untuk melanjutkan tidur,

Baru saja akan kehilangan kesadaran, sesuatu di atas nakas berbunyi.

"Sialan, siapa sih nelpon gue pagi-pagi." Chloe langsung mengangkat HPnya tanpa melihat nama penelpon.

"Halo" ucap Chloe sedikit ketus.

"Hei, yang sopan kalau bicara sama orang tua." si penelpon tidak kalah ketusnya.

Chloe cukup terkejut mendengar suara pria dewasa yang ia kenal baik, dan langsung melihat nama yang tertera di HPnya.

Setelah sadar, Chloe langsung mendadak setengah berdiri seperti terkena serangan listrik.

Sambil menepuk dahinya Chloe meminta maaf,

"Duh maaf Om, Chloe baru bangun. Om sih nelpon pagi-pagi" ucap Chloe manja.

"Kamu itu ya. Apanya yang pagi, ini udah jam 9. Kamu gak kuliah apa?"

"Ini hari sabtu, Om. Chloe gak ada kelas." balas Chloe gak mau kalah.

"Jadi kamu mau ngapain hari ini? Uang masih ada gak?" si penelpon berkata secara pelan-pelan berharap tidak menyinggung perasaan Chloe.

"Masih. Gak usah ditanya terus deh, Om. Kirim aja sesuai jadwal biasanya." Chloe mulai tidak bersemangat jika membahas hal itu.

"Chloe siap-siap dulu ya, Om. Chloe harus ke Broadway. Bye Om, jaga kesehatan ya." tambah Chloe cepat dan langsung mematikan HPnya.

"Biarin dah gue dibilang gak sopan. Masih ada waktu 3 jam, gue tidur lagi ah bentar."

Baru saja akan melanjutkan tidurnya, HPnya berbunyi kembali.

Dengan kesal, Chloe mengangkat telponnya. Kebiasaan, tanpa melihat nama si penelpon.

"Apa lagi, Om? Chloe baru mau mandi nih." ucap Chloe yang masih mengira si Om yang menelponnya.

"Woi Hedwish. Om mana hah? Terus loe bilang mandi tadi. Loe mau pergi sama om-om ya? Gilak loe." balas si penelpon garang dan cerewet.

Chloe kemudian melihat nama penelpon, dan menghembuskan nafas.

Chloe berusaha menenangkan sahabatnya ini.

"Ya ampun, Rebecca. Loe ngapain nelpon gue?" Chloe berusaha mengubah pembicaraan.

"Chloe, gue butuh bantuan loe nih. Ke Broadway sekarang ya, lagi rame." ucap Rebecca sambil memohon. Dan sepertinya Rebecca sudah melupakan om-om yang ia tanya sebelumnya.

Chloe memutar matanya sebentar dan berpikir.

"Yaudah, gue siap-siap dulu. Setengah jam lagi gue nyampe. See you there, baby bitch." Chloe menyudahi pembicaraan dan langsung merapikan diri.

..........

Chloe tiba di Broadway dan melihat banyak pengunjung yang datang.

"CHLOEEE!"

Chloe langsung menoleh menuju pemilik suara cempreng tersebut dan segera berlari ke sana.

"Chloe, nih apron loe. Loe mau dimana? Kasir atau waitress?" tanya si pemilik suara cempreng, siapa lagi kalo bukan Rebecca.

"Kasir. Ohya, mana Tiger? Wajar aja loe kewalahan." sebal Chloe.

"Tiger lagi pergi ke swalayan. Buruan deh." Rebecca langsung melayani pengunjung lain.

Ya, di sinilah Chloe sering menghabiskan waktu. Setelah pulang kuliah, bahkan dihari liburnya.

Broadway Cafe.

Cafe yang dikelola oleh 2 kakak beradik yang dianggap keluarga Chloe sendiri, Tiger dan Rebecca.

Chloe langsung mengurus pekerjaan seperti biasa. Berdiri di belakang mesin kasir bukanlah hal yang sulit, dan juga cukup untuk menambah uang jajannya.

Sampai jam 8 malam, pengunjung justru makin ramai.

Rebecca membuka suara, "Chloe, temenin gue clubbing yuk."

Chloe dan Tiger yang ada didekat sumber suara langsung menoleh,

"Apa? Clubbing?"

..........

11 Mei 2017

Semoga suka

/mooch/

The Shadow Chase MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang