Vee terdiam didalam taksi yang ia naiki, membiarkan air matanya yang berkali-kali jatuh dipipinya. Seteleh bertengkar dengan Revan, Vee memutuskan untuk pergi dari rumah yang Revan tunjukkan padanya.
Vee mendengus disela tangisnya, dihari ulang tahunnya Revan memberi kejutan yang membuatnya sampai menangis terharu, tetapi saat itu juga Revan memberinya kejutan yang mampu membuatnya ingin menampar laki-laki itu.Istri? Vee tersenyum miris. Revan dengan gampangnya mengatakan hal itu kepadanya, bahkan disaat Revan sudah mengambil seluruh hatinya.
Vee tau semua ini akan terjadi, tapi kenapa sekarang? Kenapa justru disaat dirinya semakin mempercayakan seluruh hatinya pada Revan?
Vee tau semua ini keliru, tapi hatinya tak bisa berbohong. Rasa benci untuk Revan yang dulu selalu ia sematkan dalam hatinya itu kini berubah. Berubah menjadi rasa yang tak semestinya.
Getaran ponsel dalam tas membuat Vee tersadar dari lamunannya. Nama mamanya terpampang dilayar benda pipih yang digenggamnya. Vee buru-buru menghapus air mata dan menetralkan suaranya.
"Iya ma.."
"Kamu dimana sayang?"
"Vee lagi di jalan ma mau pulang, kenapa ma?"
"Oke, cepetan pulang ya sayang. Nanti malam kita ada acara."
Vee mengernyit bingung. Acara? Tetapi Vee malas bertanya tentang acara apa yang dimaksud mamanya.
"Iya ma, bentar lagi Vee sampe."
"Ya udah, hati-hati sayang!"
"Iya ma.."
Vee kembali menyandarkan kepalanya pada jendela taksi yang ia tumpangi. Menarik nafas panjang-panjang.
~~
Setibanya di rumah Vee dibuat bingung oleh mamanya yang mondar-mandir membawa tumpukan baju ditangannya. Vee juga melihat papanya serta Raffa yang duduk di sofa yang entah membicarakan apa.
"Ma..." Panggil Vee ketika mamanya melintas di depannya tapi tidak menoleh sama sekali padanya.
"Bentar ya sayang, mama ambil dress kamu dulu dikamar mama." "Hen, mandiin Acel ya! Udah sore ini! Terus pakein baju yang tadi Amel kasih ke kamu!" Vee melihat mamanya yang sedang berbicara dengan pengasuh Acel dengan bingung.
"Mel, kamu jadi pake yang mana Mel?" Tanya Rania menenteng dua dress panjang yang satu berwarna hitam dan yang satu putih.
"Putih lah ma, kata mama kita semua pake putih kecuali Vee." Vee memandang kakak iparnya bingung.
"Ini ada apasih?"
"Kamu cepetan mandi gih sayang! Terus pake dress ini, acaranya jam 7!" Rania memberikan sebuah dress berwarna hitam padanya. Vee bingung namun enggan bertanya acara apa yang dimaksud dan memilih naik kelantai dua menuju kamarnya.
Di ujung tangga, pandangan Vee bertemu dengan Revan yang baru saja datang. Dan Vee langsung mengalihkan pandangannya.
~~
Revan menghela nafas melihat Vee yang membuang muka ketika bertatapan dengannya. Dirinya mulai gamang akan keputusannya sendiri. Ancaman Vee tadi siang masih terngiang jelas ditelinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Secret (Re-upload)
Narrativa generale"Sampai mati gue bakalan benci sama lo!" "Gue gak pernah punya abang bejat kaya lo!" "Gue benci banget sama lo!"