"Kamu malem banget pulangnya?" Gumam Vee yang masih betah dipelukan Revan.
"Kamu?"
"Iya, tadi ada yang harus diselesaiin. Ngantuk ya?"
"Hmmm" Vee menjawab dengan gumaman pelan.
"Kenapa nggak ajak Acel tidur dulu?"
"Kangen kamu."
Deg
"Acel nggak mau tidur, karena kangen kamu katanya."
"Hah?"
"Tidur yuk, kamu pasti capek." Kata Revan sambil membetulkan posisi Acel di gendongannya.
Oke sekarang Revan juga mulai ngelantur dengan membalas Vee dengan ber aku-kamu.
"Buka mata dulu! Kesandung kalo kamu naik tangga sambil merem gitu!" Ujar Revan
Vee berjalan disamping Revan dengan tangan yang masih berada dipinggang Revan.
"Van..."
"Aku tidur dikamar kamu ya!" Revan dibuat terkejut berkali-kali dengan sikap Vee malam ini. Pertama memeluknya, bicara dengan aku-kamu, dan sekarang mau tidur dikamarnya.
"Mau tidur sama Acel sama kamu." Tambahnya.
"Vee..."
"Please..!"
Revan menghela nafas. Dia tidak mau berdebat dengan Vee, Dia juga butuh istirahat sekarang. Apalagi tangannya sudah mulai kebas karena menggendong Acel yang tertidur digendongannya.
Mereka beriringan menuju kamar Revan."Ya udah kamu sama Acel disini, aku di sofa." Reva berkata sambil menidurkan Acel diatas ranjangnya.
"Kamu disini aja sama aku sama Acel. Kasur kamu gede."
"Oke, Aku mandi bentar." Revan menata bantal untuk Acel, lalu membetulkan posisi tidur Acel ditengah-tengah.
Selesai mandi berganti kaos serta boxer yang biasa ia pakai tidur Revan menghampiri Vee yang duduk bersandar diranjang.
"Kenapa belum tidur? Bukanya tadi ngantuk banget ya?"
"Van." Vee menyandarkan kepala di pundak Revan. Revan benar-benar tidak mengerti dengan tindakan-tindakan Vee malam ini.
"Tidur ya! Besok kamu ada kuliah kan?" Revan mengelus rambut Vee pelan. Vee hanya mengangguk tanpa bersuara.
"Besok bangunin Acel ya, Kamu yang anter sekolah. Jangan bangunin aku, aku mau molor dikit."
Vee mencubit pelan perut Revan.
"Mentang-mentang bos jadi seenaknya gitu ya?" Ujar Vee. Membuat Revan terkekeh."Serius Vee...aku capek banget, besok ada meeting sama Ibam, lanjut nemenin papa sama Om Bagas. Masih harus ketemu Reza. Kalau nggak selesai hari ini kerjaannya, aku harus lembur lagi. Kejar waktu banget ini."
"Kok kamu lembur terus sekarang? Papa enggak. Papa pulang tepat waktu terus perasaan."
"Kamu kenapa pake baju kaya gini kalo tidur sih? Nggak dingin?" Revan mengalihkan pertanyaan Vee dengan mengomentari tanktop dan juga celana kain setengah paha yang dikenakan Vee.
"Nggak usah ngalihin pembicaraan deh. Aku nyaman pake gini di rumah". Jawab Vee setengah kesal
"Ada yang musti aku selesaiin di luar. Dan nggak ngelibatin papa kali ini."
"Apa?"
"Rahasia lah..."
"Kok rahasia sih?" Revan tertawa menanggapi pertanyaan Vee.
"Tidur Vee, besok kamu kuliah!"
Revan berbaring disebelah Acel, mencium kening lalu memeluk anak itu dan memejamkan matanya.
Vee sadar dirinya sudah gila sekarang, bertindak diluar batas sebagai seorang adik. Dan kenapa Revan juga bersikap seperti itu? Menerima kegilaan yang Vee lakukan. Membalas pelukannya serta membalas kata-kata Vee dengan begitu lembut.
Bolehkah Vee berharap Revan juga menyimpan rasa yang sama untuknya? Kemana kata-kata benci yang selalu ia lontarkan pada Revan? Kemana tindakan-tindakan penolakan yang dulu selalu ia tanamkan dihidupnya pada kedua orang yang ada disampingnya saat ini.
Vee memperhatikan Revan yang mulai memejamkan mata, sedangkan dirinya masih menyandarkan punggung dikepala ranjang.
Melihat wajah damai Revan dan Acel disampingnya. Vee bisa merasakan rasa terlarang itu muncul kembali di hatinya.
"Ya Allah, Maafin Vee."
"Kali ini aja." Bisik Vee lirih. Lalu juga mencium kening Acel dan Revan bergantian.
~~
Amel berdiri tepat di depan pintu kamar Revan, menuggu pintu di depannya itu terbuka. Amel benar-benar dibuat tidak tenang degan apa yang ia lihat tegah malam kemarin.
Amel mendongak ketika mendengar pintu kamar Revan terbuka. Menampilkan sosok Vee yang memakai pakaian yang sama seperti semalam dengan wajah khas orang bangun tidur, menenteng seragam Acel disebelah tangannya dan tangan yang satu menggandeng Acel yang sepertinya juga baru bangun.
"Kak Mel?" Vee terkejut melihat kakak iparnya sudah berdiri di depan kamar Revan.
"Kakak mau bangunin kamu tadi, tapi nggak ada di kamar. Kamu tidur disini?" Tanya Amel
"Semalem nemenin Acel nunggu Revan, keburu ngantuk jadi tidur disini." Jawab Vee.
Amel menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Nggak, nggak boleh berfikir yang enggak-enggak Mel! "
"Kakak kenapa?" Tanya Vee
"Oh..enggak. Ya udah kamu cepetan mandiin Acel abis gitu sarapan! Telat nanti. Oiya Revan belum bangun?"
"Mau bangun agak siang katanya kak, capek kemarin lembur sampe malem."
"Ya udah, kalian siap-siap sana." Amel memandang pungung Vee yang berjalan menuju kamarnya bersama Acel dengan perasaan aneh.
_______________________________________
Setelah ku baca ulang, aku nggak ngerti waktu nulis ini mikir apa🤣🤣
Kacau. Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Secret (Re-upload)
General Fiction"Sampai mati gue bakalan benci sama lo!" "Gue gak pernah punya abang bejat kaya lo!" "Gue benci banget sama lo!"