Pulang

21 5 1
                                    

PulangSetelah sekitar satu bulan di awal 2017, kami belum pernah menyempatkan waktu untuk bisa bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pulang
Setelah sekitar satu bulan di awal 2017, kami belum pernah menyempatkan waktu untuk bisa bertemu. Dia sangat sibuk dan semakin sulit untuk dihubungi, dikarenakan HP miliknya yang ia sengaja beli hanya untuk berkomunikasi denganku rusak. Sempatku chat akun facebooknya, untuk kutanyakan bagaimana kabarnya.
Bulan Februari 2017 tiba, aku memang benar-benar rindu padanya dikarenakan aku tidak memiliki kekasih. Aku sangat ingin selalu berdua bersamanya, bersama Rifki. Beberapa hari di bulan Februari aku mengajaknya ke sebuah Pasar Minggu di sekitar daerah Lembang, hanya untuk membeli kacamata. Dia mengatakan bahwa ia mau mengantarkanku, aku sangat senang sekali! Ya sangat senang!
Hari ini hari Minggu, tetapi Rifki tak kunjung memberikan kabar kepadaku untuk memastikan pergi kesana. Aku kecewa karena dia tidak memberikanku alasan mengapa tidak jadi pergi untuk kesana, akupun menjadi cuek dan tidak lagi peduli karena mungkin kurasa ia lupa. Ya sudahlah, kurasa aku tidak penting. Biarkan saja.
Tiga hari kemudian, aku mendapat kabar buruk yang tak pernah aku percaya selama hidupku. Sehari setelah ia meninggal, aku baru mendapatkan kabarnya dari temannya yang bernama Erwin. Kupikir ia hanya bercanda, hingga aku memarahinya dengan kata-kata kasar yang aku lontarkan padanya. Akhirnya, Erwin mengajakku untuk melihat tempat peristirahatan terakhir yang ia tinggali. Aku benar-benar tidak percaya, tapi nisan itu menunjukan namanya.
Tangisku benar-benar menjadi-jadi, kesalku berubah menjadi kecewa. Aku kecewa sekali telah menyia-nyiakannya selama ia masih hidup. Aku menyuruhnya untuk bangun "Astagfirullah! Bangun Medun! Bangun!" sambil ku peluk tanah makamnya hingga bajuku kotor. Hujan pun mulai bergemercik, Erwin menarikku dan berkata "Udah yol! Dia udah tenang disana!". Kalian boleh mengatakanku pembohong, atau bersikap layaknya film sinetron, tapi ini sama sekali nyata terjadi padaku. Takan habis sejuta kisah, untuk menceritakan kisah ini. Cerita ini kubuat untuk mengenang kehidupannya saat bersamaku semasih Alm. Rifki hidup. Beberapa bulan berlalu, tak pernah kubisa melupakannya. Apalagi atas kematiannya di tempat kerjanya yang tak pernah aku percaya dengan tragis seperti itu. Aku merasa tuhan begitu tega kepadaku. Tapi ternyata Tuhan lebih membutuhkannya ,Pria yang setangguh dan sehebat dia! Aku kesepian sampai kini. Aku takkan pernah melupakanmu!. Aku yakin kau sudah tenang disana, kau tersenyum dengan 7 bidadari syurga. Seperti yang kukatakan padanya dulu " Bila kita tak berjodoh dan salah satu diantara kita telah pulang kepada sang pencipta. Kau akan menerima 7 bidadari syurga yang lebih cantik dariku!". Beginilah aku sekarang, dan aku merindukanmu 100 hari tanpamu. -100 Days Without You-,

100 Days Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang