Setelah beberapa bulan aku menjalin hubungan denganya, aku yang saat itu merasa bosan karena sikapnya yang jarang mengabari aku. Apalagi dia yang tak memiliki HP, untuk mengabari akupun ia meminjam HP temannya. Tapi aku yang mungkin bodoh dan terlalu kekanak-kanakan pada saat itu, yang tak bisa menilai perjuangannya kepadaku selama ini.
Aku tak tahu mengapa aku bisa begitu cepat merasa bosan pada saat itu. Mungkin karena aku yang angkuh dan merasa belagu karena memiliki banyak teman laki-laki yang dekat denganku. Jarak juga membuatku merasa malas berhubungan dengannya, dikarenakan rumah kami berjarak sangat berjauhan. Rumahnya disekitar Kp.Cihideung di Lembang, sedangkan aku di kota Bandung raya. Pada saat itu memang aku tidak bisa menjalin hubungan LDR (Long Distance Relationship) atau hubungan jarak jauh. Aku egois, aku menyadarinya! Tapi itu dulu. Sudah sangat lama sekali. Sekarang aku telah berubah.
Mungkin diantara kalian ada yang tidak setuju dengan alasanku yang seperti ini. Kalian boleh menyalahkan aku. Ya memang saat itu aku hanya remaja yang bersifat labil. Akupun menyesalinya, andai saja waktu dapat diputar kembali. Tapi semua itu mustahil terjadi. Ya sudahlah! Semua percuma untuk disesali. Tak ada gunanya untuk menyesal, semuanya akan sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days Without You
AlteleMungkin diantara kalian pernah merasakan apa yang kurasakan saat ini. Ini adalah kisah cinta seseorang yang tak pernah aku pedulikan keberadaannya. Tolong! Jangan pernah menyia-nyiakan mereka yang telah berjuang padamu! Jika kau tidak setuju, kau p...