[📁📊📋]
Pertanyaanku barusan mungkin terdengar aneh.
Seharusnya aku berpikir lebih dulu sebelum mengucapkannya. Karena kini, Aftan menatapku tajam.
Bukan hanya itu.
Rahangnya pun mengeras.
Apa aku terdengar seperti cewek-tidak-benar yang akan mengompori Aftan untuk putus dengan Vega agar aku bisa mendekatinya?
Aduh! Jangan sampai kalian mempunyai pikiran seperti itu.
Aku bertanya, karena menurutku sayang sekali jika Aftan dan Vega menyia-nyiakan waktu tiga tahun yang sudah mereka lewati.
''Enggak lah!'' Suara Aftan meninggi.
Ok. Dia terlihat benar-benar kesal.
Tolong ingatkan aku untuk tidak berbicara aneh-aneh.
''Ya udah.''
''Ya udah apa?'' Responnya terlalu cepat.
''Pertahanin Vega yang sekarang masih ada di sisi lo." Jawabku.
Hening, Aftan tampak berpikir bagaimana menimpali ucapanku. ''Gue capek, Nai.''
Trus mau lo apa? Putus?
Syukurlah, itu hanya gumaman di dalam hatiku. Karena aku tidak mau membuat mata Aftan yang sedikit meredup itu kembali menyalang tajam.
''Kita sering berantem. Enggak berantem sih. Cuma kadang suka beda pendapat. Gue sama Vega nyoba saling mempertahankan, tapi selalu ada sesuatu yang buat kita beradu pendapat.''
Aku tidak ingin memberikan saran yang kelewat biasa lagi, dan tentu saja tidak mau membiarkan mulutku berbicara hal yang tidak-tidak.
Jadi, kami hampir terdiam satu menit sampai aku berhasil meruntut kata-kata saranku. ''Kalian mesti percaya satu sama lain, Af.''
Jangan berkomentar, aku tahu itu mainstream, tapi aku belum mengucapkan lanjutannya, "dalam suatu hubungan, saling percaya itu penting. Salah satu hal yang buat gue dan Johny putus adalah karena kita udah kehilangan kepercayaan satu sama lain."
Aku menegakkan punggung yang tadinya bersandar. Membenarkan dudukku, lalu mencoba membaca ekspresi di wajah Aftan. "Lo dan Vega... kalian harus saling percaya. Ya, Vega harus percaya ketika lo lama bales chat karena emang lagi sibuk belajar. Begitu juga sebaliknya. Kalau misalkan emang ada sesuatu, kalian bisa diskusikan baik-baik.''
Aftan menggangguk.
Matanya menatap serius ke arahku, sekilas dia tampak seperti mencoba mencerna kata-kataku.
Aku menarik nafas, melipat kedua tanganku di depan perut, ''jangan jadi egois, jangan keras kepala. Kalian berdua juga harus saling terbuka. Kalau nggak mau berakhir seperti gue dan Johny.''
[📁📊📋]
KAMU SEDANG MEMBACA
a little conversation in the laboratory ✔
Short Story❛❛Aftan tidak sengaja bertemu dengan Naisha pada siang yang panas di lab kimia. Lalu, di antara rak-rak yang dipenuhi tabung reaksi, diantara kursi kayu dan meja besi panjang yang dingin, dan diantara segala peralatan membosankan yang hanya disentuh...