VI. orang pintar yang cuek

3.2K 803 101
                                    

[📁📊📋]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[📁📊📋]


"Kenapa lo tidur disini?"

Setelah Aftan berkata seperti itu. Atmosfir di antara kami benar-benar menjadi cangggung.

Jadi, aku berusaha mengembalikan suasana seperti sedia kala dengan mengganti topiknya.

"Maunya di UKS, tapi takut dosa kalau bohong bilang sakit."

Aku benar-benar berharap Rachel ada di sini, mendengar sindiran Aftan dan merasa tersentil karenanya. Hehehe.

"Eh Nai."

Aku mengangkat sebelah alis.

Aftan menggaruk tengkuknya yang sangat kuyakini tidak gatal. "Johny cowok yang cuek nggak?"

Aku kira topiknya sudah berganti. Tapi, ya sudahlah. "Hmm... enggak sih."

Karena Johny benar-benar jauh dari titel "cuek". Dia jenis pacar idaman yang akan menanyakan kabarmu tiap hari dengan cara yang berbeda dan unik.

Aftan menarik nafas panjang. "Kalau misalkan nih ya, misalkan loh Nai, Johny itu cowok yang cuek. Yang jarang bales chat dan sekalinya bales itu dua jam sekali. Alasannya karena belajar, sibuk dan les. Trus kalau diajak jalan juga suka nolak dengan alasan yang sama. Gimana?" Selama menjelaskan what if-nya itu, tangan Aftan bergerak kesana-kemari.

Aku memiringkan kepala ke kanan, memicingkan mata menatap Aftan yang tampak menunggu jawabanku. "Lo lagi mendeskripsikan diri lo sendiri, ya?"

''Anjir.'' Aftan menggeleng, mencoba menyangkal dan sayangnya tadi dia memang sedang membicarakan dirinya sendiri.

"Kenapa lo?"

"Galau."

Ujung bibirku sontak tertarik kecil, "orang kaya lo bisa galau juga, ya?"

Aftan memutar bola matanya, lalu berkata, "gue juga manusia kali, Nai."

"Ok, ok. Hmm... jadi lo lagi ada masalah sama Vega?"

Ngomong-ngomong Vega itu pacarnya Aftan. Aku tidak tahu pasti kapan mereka jadian.

Tapi dari gosip-gosip yang beredar (aku suka mencuri dengar ketika cewek-cewek di kelas mulai bergosip), mereka sudah pacaran dari kelas X.

''Sumpah, ya! Gue bingung. Aslinya gue kan emang gini, cuek gitu. Jarang ngambil hp dan lebih suka menenggelamkan diri di buku. Yah, si Vega marah.'' Aku bisa mendengar kekesalan dalam ucapannya, juga sedikit rasa frustasi yang tidak begitu kentara.

''Ya, lo harus nggak cuek lagi dong, Af. Yang paling gampang deh, jawab chat-nya Si Vega se-fast mungkin.'' Aku memberi saran yang kelewat biasa. Kebanyakan orang pasti akan memikirkannya ketika mendengar cerita ini.

''Udah. Gue udah coba buat enggak cuek lagi. Kita berdua juga udah coba saling intropeksi, tapi--''

''Tapi apa? '' Aku tidak bisa menyembunyikan rasa penasaranku.

''Ya gitu, Nai. Susah'' Aftan mengangkat bahunya, terlihat kehilangan kata-kata untuk menjelakan suasana yang terjadi diantaranya dan Vega.

Laki-laki itu lalu mengacak-ngacak rambutnya, menunduk dengan kedua tangan yang memegang pelipis.

"Kalian, maksud gue, lo sendiri mau putus sama dia?"

[📁📊📋]

a little conversation in the laboratory ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang