1

997 78 0
                                    

Chungcheongnam-do,Geumsan,Korea Selatan.

Choi-harabeoji berjalan menanjak menuju rumahnya.Wajahnya terlihat santai dan akrab.Sesekali ia membalas sapaan orang-orang di sekitarnya.Setiap kali tersenyum,kebahagiaan terpancar dari raut wajahnya yang memiliki gurat tegas.Ketampanan tidak pudar meski sudah berumur 70 tahun.

Tidak ada yang meragukan keahlian harabeoji dalam berjalan cepat menaiki gunung atau sekedar dari pasar ke rumah atau sebaliknya.Karena itulah,tak seorang pun tetangga harabeoji menawarkan diri untuk mengantarnya.Harabeoji juga sering menolak setiap hal itu terjadi.Ia hanya akan tertawa kecil dan mengatakan,"Hari ini terlalu cerah untuk dilewatkan bersama seorang harabeoji.Lagi pula,rumahku dekat,tinggal berjalan lima langkah juga sampai.Hahaha." Dia bicara dengan rileks dan menepuk pelan pundak lawan bicaranya.

Harabeoji berhenti di depan rumah yang tidak begitu kecil,tapi juga tidak begitu besar.Rumah di hadapannya bukanlah rumah biasa yang setiap saat bisa dilihat orang-orang,bahkan terbilang jarang.Rumah itu berarsitektur tradisional.

Seperti halnya rumah tradisional Korea,rumah harabeoji dibangun dari bahan-bahan alami, seperti batu,kayu,dan atap yang terbuat dari genteng.Letaknya dibangun membelakangi gunung dan menghadap ke timur.

Harabeoji membuka pelan pintu gerbang dan masuk dalam rumah uniknya.Rumah itu berbentuk huruf L dengan bentuk bagian ujung atap yang melengkung,menjadi salah satu bentuk artistik yang membuat rumah harabeoji terlihat indah.

Harabeoji tidak segera masuk ke dalam rumah.Ia berdiam diri di halaman rumah,seakan menunggu sesuatu terjadi atau menunggu seseorang.Beberapa detik berlalu,tapi tidak terjadi apa pun.Harabeoji tersenyum kecil sebelum melangkahkan kaki kanannya.

Namun,niatnya terhentu saat derit pintu gudang terdengar. Harabeoji menajamkan pendengarannya tanpa berbalik ke arah ruangan itu.

"Harabeoji?" panggil suara itu.Seorang perempuan berambut agak pendek dan lurus menongolkan kepalanya sedikit sebelum keluar dengan sempurna dan berdiri di samping harabeoji dalam jarak yang tak begitu jauh.

"Tidak ada yang bisa kukerjakan.Aku bosan," keluh perempuan itu dengan nada manja dan tersenyum kecil saat mengatakannya,harabeoji kini tengah berdiri di hadapannya.

"Arraseo," angguk harabeoji. "Harabeoji tidak berharap banyak kau bisa beristirahat," lanjutnya,sembari tersenyum ramah,penuh kasih sayang.

Perempuan yang menjadi cucu keduanya itu balas tersenyum.Kali ini senyuman lebar yang diselingi sikap malu-malu.

"Apa ada yang aneh di ruangan itu?" tanya harabeoji.Ia menoleh ke arah ruangan di mana perempuan muda berusia sekitar 18 tahun itu keluar.

"Hmm..." Kim Dah Hyun ,perempuan itu ikut menoleh ke arah yang sama dan kembali berbalik pada harabeoji. "Ah itu, eobseo.Aku hanya ingin tahu fungsi dari ruangan itu," jawab Da Hyun polos,tapi mampu membuat ekspresi harabeoji berubah.

Wajah cemas terselip diantara senyuman lembut lelaki tua itu.Ia menatap Da Hyun,sama halnya seperti ketuka pertama kali bertemu dengannya.Sedangkan Da Hyun hanya terdiam,tak mengerti dan sedikit bingung dengan perubahan ekspresi harabeoji.Tiba-tiba Da Hyun mengingat sesuatu yang telah berlalu 30 menit itu.
.
.
.
.
.
Mian,kalau ada typo 😊
Btw aku baru pertama publish cerita,semoga kalian suka 👍😍

Love me ; Kim Dahyun (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang