9

204 30 1
                                    


Kim Dahyun dan Bae Joohyun. Gadis itu merupakan teman sekelas Dahyun dan anak tunggal serta pewaris sah dari perusahaan games yang bertempat di Gangnam. Ia memiliki wajah cantik, pintar dan juga kaya.

Joohyun lebih dulu membuka matanya dan menatap sosok Dahyun. Perlahan Dahyun pun membuka mata. Joohyun sedikit terkejut saat melihat orang yang ditabrak nya tanpa sengaja adalah Dahyun, teman sekelas yang memiliki keterbatasan dalam hal mengingat- ingatannya selalu hilang setiap harinya. Ia sama sekali tidak akrab dengan Dahyun.

"Maaf." Hanya satu kata itu yang keluar dari bibir Joohyun, tanpa ekspresi dan nada.

Dahyun tak sempat membalas permintaan maaf Joohyun. Gadis itu bersikap dingin dan berjalan melewatinya.

Saat itu juga hujan turun cukup deras

----

Kali ini bintang tak menghiasi malam. Semua orang menganggap langit tengah ingin menyendiri dan mengacuhkan rekannya. Mereka pun beranjak masuk rumah, menghangatkan diri dengan cara berbeda. Begitu pun dengan gadis itu.

----

Eunbi memandang tak percaya pada layar ponselnya. Satu pesan baru saja dibacanya. Nomor yang sudah lama tidak bisa dihubunginya kini muncul kembali, menyiratkan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya sekaligus rasa tidak percaya.

Eunbi tak segera membalas pesan itu. Berulang kali ia membaca sederet kalimat yang tertulis itu, mencoba menyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak menerima pesan asal dan salah sambung atau sekadar iseng. Seketika terlintas pikiran untuk memberi tahu orang tuanya mengenai pesan yang baru saja diterimanya guna memastikan hal itu. Eunbi berdiri dari kursi belajarnya. Ia terlihat senang sebab menemukan titik cerah akan kebingungannya. Namun, ekspresi itu hanya sekejap. Mendadak ia ragu untuk melakukannya. Diurungkannya niat dadakan itu dan kembali menghempaskan tubuhnya ke atas kursi.

Hingga akhirnya...

Eunbi menekan pilihan reply dan mulai mengetik huruf demi huruf, membalas pesan itu.

Benarkah ini kau?

Hanya itu yang dikirim oleh Eunbi. Setelah laporan terkirim berbunyi, rasa cemas menunggu balasan menderanya. Eunbu terpaksa memejamkan mata untuk memenangkan diri.

Ponselnya bergetar. Kali ini bukan nada SMS yang berbunyi, melainkan dering telepon. Orang itu meneleponnya. Eunbi terlihat ragu untuk menjawabnya. Ia menghela napas kecil, kemudian menekan tombol menerima, lalu mengangkat telepon.

"Yeoboseyo," sapa Eunbi.

"Eunbi-ya, bogoshipo!" Seru orang di ujung telepon. Suaranya memekakkan telinga. Membuat gadis itu secara refleks menjauhkan telepon dari telinganya.

Pria itu terkekeh-kekeh setelah menebak ekspresi dan gerakan cepat Eunbi.

"Apa telingamu baik-baik saja?" Tanyanya dengan lembut di sela tawa kecilnya.

Eunbi mencibir dan menepuk keningnya berulang kali, menandakan bahwa ia sedang kesal dan tidak bisa melampiaskannya pada siapa pun.

"Apa sekarang kau sedang menepuk-nepuk kening mu?" Tebakan yang benar. Pria itu seakan memahami Eunbi dengan baik.

Mendengar perkataan pria itu, tangannya segera terhenti. Eunbi menempelkan kembali ponselnya meski tanpa mendekatkan barang persegi panjang itu ke telinga, suara pria tersebut sebenarnya sudah terdengar jelas.

"Berhenti menggodaku! Di mana kau sekarang?" sifat asli Eunbi muncul.

Pria yang berbeda 4 tahun darinya kembali terkekeh. Ia rindu dengan suara Eunbi, termasuk teriakan gadis itu.

"Jangan tertawa! Tidak ada yang lucu," hardik Eunbi.

"Nde, baiklah. Kau sedang di mana?" tanya pria itu.

"Di rumah," jawab Eunbi ketus, merasa kesal. Ingin sekali memukul, menendang, dan menjambak pria yang sedang berbicara dengannya ini.

"Bisakah kau mengesampingkan dulu kemarahan mu?" pinta pria itu.

Eunbi terkekeh-kekeh mencibir.

"Wae? Oppa tidak suka?" Ia malah sengaja membuat nada bicaranya semakin tinggi.

Tak ada reaksi dari pria itu. Sejenak tercipta suasana hening. Eunbi terdiam. Ia bingung.

"Oppa?" panggil Eunbi cemas. Bagaimana kalau oppa-nya itu memutuskan komunikasi dan kabur lagi?

"Baiklah, aku tidak akan marah-marah!" ujar Eunbi agar Oppa-nya bicara.

"Aku tidak marah!" Sambil menahan kesal, ia kembali berujar.












TBC

HAI HAI 🙋

Akhirnya saia kombek dengan ini buku yang sudah lumutan beberapa bulan gara-gara ditelantarkan. /abaikan

Terima kasih kepada reader yang masih nyimpen ini buku yag tak jelas asal-usulnya ( ˘ ³˘)❤

Dan semoga para silent readers diberi pencerahan, amiiin ಥ_ಥ







































Love me ; Kim Dahyun (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang