6

232 34 1
                                    


Suara yang dihasilkan dari ginseng-ginseng itu terdengar cukup keras. Mampu menarik perhatian untuk dilihat, tapi tak sedikit dari mereka yang kembali sibuk dengan aktivitasnya. Namun, tidak dengan Dahyun dan Eunbi. Keduanya masih melihat pria itu.

"Eotteoke? " gumam pria itu dengan wajah gelisah sembari berjongkok membereskan ginseng-ginseng tersebut ke tempat semula. Tampaknya ia masih muda.

Dahyun melangkah maju mendekati pemuda itu, berniat membantunya. Namun, langkahnya terhenti saat seorang pria bertubuh besar dan memiliki tinggi sekitar 180 mendahuluinya. Kedatangan pria itu rupanya berdampak pada penjuao lain. Mereka menoleh padanya, tapi segera menundukkan kepala, seolah takut untuk menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Hanya Eunbi-lah yang menyadari hal itu.

"Berdiri! " Pria besar dengan setelan seperti bos itu terdengar selayaknya diktator.

Ia tidak segera berdiri. Terlihat keraguan di wajah pemuda itu untuo melakukan perintahnya. Namun, karena tidak ingin kena masalah yang lebih besar lagi, akhirnya ia memutuskan untuk berdiri dan berhadapan dengan bosnya.

PLAK!

Pria berbadan besar itu menamparnya. Mendengar tamparan yang tidak pelan, penghuni lain di pasar merasa kaget dan penasaran ingin melihatnya. Ragu-ragu mereka mengamati kejadian itu.

"Apa yang kau lakukan? " tanya pria itu dengan mata tajam dan bernada ketus.

"Aku tidak sengaja menjatuhkannya. " Pemuda itu terlihat ketakutan.

PLAK!

Sebuah tamparan kembali dilayangkan. Kali ini pipi kiri pemuda itu terkena imbasnya.

"Lalu, kau membereskannya? " Pria itu berkata dengan nada yang dibuat lembut agar terdengar baik.

"Be-be-benar. Aku mencoba membereskannya. " Pemuda itu menunduk pelan.

PLAK!

Tamparan ketiga membuat pemuda itu terhuyung sedikit ke belakang. Terlihat ada sedikit darah mengucur dari ujung bibir sebelah kanan.

"Setelah jatuh, kau membereskannya? " Pria besar itu mengangguk-angguk, seakan penuh pengertian. "Apa kau pikir orang lain akan menyukainya? Kau baru saja membuatku mengalami kerugian! " ia bicara dengan setengah berseru.

"Maafkan aku. Sungguh, aku menyesal. Aku tidak akan melakukannya lagi, " pemuda itu meminta maaf tanpa berani menatap mata bosnya.

"Bagus. Memang hanya itu yang bisa kaulakukan. " Pria tua itu menepuk-nepuk pipi kanan pegawainya, seakan itu adalah tamparan beruntun yang pelan.

"Minta maaf?!!! Mudah sekali! " katanya, masih menepuk-nepuk pipi pemuda itu dengan perlahan-lahan yang kemudian menjadi semakin keras. "Minta maaf tidak mendatangkan uang! " serunya.

"Aku... Aku akan menggantinya. "Ketakutan pemuda itu semakin terlihat jelas.

"Dengan apa? Dengan apa kau menggantinya? " Tangan si bos sudah bersiap untuk menamparnya.

"Changkkamanyo! " seru Eunbi, mendahului gerakan tamparan itu serta Dahyun yang baru hendak berbicara. Ia berjalan mendekati bos dan pegawainya. Semua mata bisa dipastikan tengah memperhatikannya. Mereka ingin tahu apa yang akan dilakukan gadis itu.

"Dia sudah minta maaf. Dia juga sudah mengatakan penyesalannya. Haruskah ahjussi bersikap sekasar itu padanya apalagi di depan umun? " ujar Eunbi. "Berilah keringanan untuknya. "

"Apa urusannya denganmu? Dia sudah melakukan kesalahan yang besar dan yang jadi masalah adalah kerugianku! " kata pria tua itu ketus.

"Ahjussi, bukan dia yang menyebabkan kerugian dan menghilangkan uang. Meski dia memang salah karena menjatuhkan barang-barang, aku rasa ahjussi-lah yang melakukannya. Dengan bicara kasar dan menampar pegawai di depan banyak pembeli, bukankah itu kerugian yang sebenarnya? " Eunbi berbicara dengan santainya, tanpa ada unsur kesal ataupun menasihati. Dahyun berdiri di belakangnya, mendengarkan dengan baik.

"Berapa usiamu? Kau terlihat masih muda. Apa kau paham dengan ucapanmu sendiri? " ledek pria tua itu.

"Usiaku mungkin tiga kali lipat lebih muda dari ahjussi, tapi salah dan benar tidak dilihat dari itu. Bagiku, dan tentunya bagi banyak orang, sependapat bahwa kekerasan itu tidak baik. Jadi, aku tidak bisa diam saja dan membiarkan ahjussi melakukannya di hadapanku. " Eunbi tidak terlihat takut sedikit pun.

"Hah! " Pria tua itu menampilkan waja meledek. " Kau hanya bersikap berani jika berdiri di depan banyak orang. Aku jadi ingin tahu, apa kau masih berani menasihatiku saat tidak ada orang? "

Wajah ahjussi itu mendadak semakin menyebalkan bagi Eunbi dan Dahyun.

"Jadi, bocah kecil, jangan bicara semaunya. Kau itu generasi muda yang tidak punya sopan santun, " kecam pria tua itu.

"Kalau generasi muda tidak boleh menegur, kenapa masa depan dipercayakan pada kami? Aku hanya mengatakan kebenaran. Apa yang dilakukan ahjussi bukanlah hal yang baik. Akan menjadi contoh buruk bagi yang melihat, semua orang juga akan mengatai ahjussi sebagai orang yang memiliki sikap buruk. Pembeli akan merasa urung untuk berlangganan pada ahjussi. Selain itu, bukankah wajar seseorang melakukan kesalahan ketika bekerja? Beri kesempatan padanya untuk memperbaiki. Saat seseorang menegur, harusnya ahjussi senang. Itu tandanya ada orang yang memperhatikan ahjussi agar segera menyadari kesalahan. Tapi melihat tanggapan ahjussu sekarang ini, sama saja dengan ahjussi melakukan kesalahan dua kali lipat dari pegawai ahjussi. "

"Ya! Bocah, berani kau mengataiku?!!! " Kemarahan si ahjussi mulai terlihat.

Dahyun segera berdiri di samping Eunbi. Ia merasa tidak enak. Eunbi tidak menoleh padanya dan masih menatap lurus sosok pria tua yang dipanggilnya ahjussi itu.

"Aku pernah mendengar, orang pintar senang ditegur, sedang orang yang tidak suka ditegur adalah orang khilaf dan---" ucapan Eunbi terputus karena pria tua itu mendekatinya cepat dengan tangan yang siap memukulnya.

"Abeoji, geumanhae! " Suara itu berhasil mengejutkan Dahyun dan Eunbi. Kedua gadis itu sontak melihat ke arah pria kecil yang semula dikira adalah karyawan dari pria kasar itu.

Dengan wajah penuh rasa tidak percaya, Eunbi menatap pemuda itu. "A-a-a-a-abeoji? " ucapnya dengan nada ragu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Akhirnya update juga setelah beberapa hari menghilang.

Votement juseyo 😊😊







Love me ; Kim Dahyun (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang