3

342 41 2
                                    

Dibalik kekuranganku terdapat kelebihan di diriku"
-------------------------------------------------------------

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

  "Hwang Eun Bi, " ucap Dahyun, tersenyum senang.

  "Setiap hari apa aku seperti ini? Ketika mengingat semuanya, terasa sia-sia. Tapi saat melihatmu, mendadak aku paham. Ini sangat aneh, " lanjut Dahyun, masih berdiri di depan foto Hwang Eun Bi. Nama yang langsung diingatnya tanpa melihat catatan.


   "Susac syndrom? Sejak kapan aku mengalaminya? " Dahyun hanya sekadar bertanya. Ia tidak berharap menemukan jawaban.

  
   Dahyun lalu berbalik memunggungi empat foto yang berbeda itu. Ia memilih membereskan kasur dan selimutnya, kemudian melipat dan menyimpannya ke dalam lemari. Tepat saat pintu lemari akan ditutup, suara harabeoji mengagetkan Dahyun.

  "Dahyun-ah, kau sudah bangun? " seru
harabeoji yang tengah berada di ruangan depan anbang.

  "Ooo, " jawab Dahyun sembari mengangguk. Segera ia menutup mulutnya, tersadar kalau jawabannya itu tidak sopan. Itu hanyalah refleks karena kaget.

   "Nde, harabeoji. Aku sudah bangun, " jawaban benar dari Dahyun mampu menghentikan langkah harabeoji menuju kamarnya.

    Dahyun dengan tergesa-gesa keluar dari rumah. Ia berdiri di teras hanok yang memiliki jarak sekitar setengah meter dari tanah sehingga membuatnya tampak lebih tinggi dari harabeoji yang kaget akan kedatangannya.

     "Harabeoji mau berangkat dulu. Selagi pagi, pembeli pasti banyak, " ujar harabeoji, membiarkan Dahyun turun dan mendekatinya.

        " Ini masih dini hari. Apa harabeoji sudah sarapan? " tanya Dahyun, mengkhawatirkannya.

         " Belum sempat. Nanti saja di pasar, " terang harabeoji.

          "Mana sempat?! Kalau pembeli semakin banyak, harabeoji akan sibuk melayani dan lupa untuk sarapan. Sarapan saja dulu di rumah, " bujuk Dahyun."Aku akan membuatkan sarapan."

          " Tidak perlu. Harabeoji pasti makan di sana, " tolak harabeoji halus.

           Dahyun mendadak terdiam. Ia merasa bersalah. Harusnya ia bisa bangun pagi dan segera melakukan tugasnya, membereskan rumah dan menyiapkan sarapan untuk satu-satunya orang yang tinggal bersamanya itu. Namun, keadaan memang tak sesuai dengan keinginan Dahyun. Ketika bangun tidur, ia disibukkan untuk mengingat beberapa hal. Hanya saja. Ia baru paham dan sadar bahwa harabeoji-nya adalah seorang penjual ginseng merah di Geumsan Ginseng.

          Harabeoji mengerti dengan perubahan mendadak dalam diri Dahyun. Hingga ia memutuskan untuk mendekati Dahyun dan mengatakan sesuatu.

          "Harabeoji, bukannya aku melarang memakan makanan pasar, tapi bukankah makanan rumah lebih higienis? Aku akan memasak. Jadi, tunggulah sebentar saja, " tawar Dahyun, mengurungkan niat harabeoji-nya untuk bicara. Sejenak harabeoji terdiam.

          "Arraseo. Bukannya harabeoji meragukan kemampuanmu, tapi harabeoji akan menunggu masakanmu di pasar. Nanti kau datanglah dengan Eunbi ke sana!" tawar harabeoji.

          Dahyun langsung mengangguk menyetujuinya. Bahkan ia tidak peduli bahwa butuh waktu baginya untuk memasak, mengingat dirinya lupa akan banyak hal setiap harinya karena penyakit yang dideritanya. Penyakit itu membuatnya lupa dengan kejadian-kejadian lalu baik tahun-tahun sebelumnya, setahun lalu, enam bulan lalu, satu bulan lalu, satu minggu lalu, maupun satu hari yang lalu.

           Dahyun pun harus menyiapkan resep makanan dan mulai memasak dari awal setiap harinya. Meski begitu, tidak sekalipun ia menyerah. Ini adalah bukti dari sikapnya yang keras kepala. Sikap yang masih ada dalam dirinya meski ingatannya hilang setiap 24 jam.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC















Mian, aim telat publisnya hehehe...😝 nanti double update ok! Ditunggu saja, tapi jangan lupa Votement! Kamsahamnida 😊😊









    

















Love me ; Kim Dahyun (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang