2

1.6K 114 24
                                    

Seoul, Pukul 10.00

9 tahun yang lalu.

Park Sooyoung, 17 tahun.

"Ini bukumu!" Buku cetak biologi mendarat tidak mulus dari meja dan jatuh kelantai.

Sooyoung yang sedang sibuk bergosip dengan teman-temannya mendongak untuk melihat makhluk tidak punya tata krama yang dengan sembarang melempar buku cetaknya.

Yook Sungjae. 18 tahun.

Sooyoung mengalihkan pandangannya dari Sungjae lalu memungut buku cetaknya yang tergeletak menyedihkan di lantai.

Sooyoung bangkit berdiri menyusul Sungjae yang kini telah berdiri diambang pintu.

"Ya! Zalddow-ssi! Bisakah kau bersikap sedikit sopan padaku? Ah maksudku pada bukuku," ralat Sooyoung. "Mana tata kramamu sebagai anak konglomerat korea, ha?" Sooyoung kini berkacak pinggang dihadapan Sungjae.

Sungjae hanya melihat sebentar lalu melengos meninggalkan Sooyoung.

"Yaaaa! Zalddow! Kau dengar tidak sih? Ya!!!????" Teriakan Sooyoung melengking disepanjang koridor dari kelas 11A di ujung depan hingga kelas 11F diujung belakang dekat gudang.

Sungjae menutup telinganya rapat lalu berbalik mendekati Sooyoung yang tiba-tiba menciut. Sungjae berjarak terlalu dekat dengan Sooyoung, dia bahkan terus memajukan wajahnya memutus jarak diantara mereka. Tinggal sejengkal lagi hidung mereka akan bertemu.

"Aku tidak tuli. Jadi kau tidak perlu berteriak teriak." Sungjae memasang wajah coolnya yang tidak pernah bakal mencair sekalipun es di kutub sudah mulai cair.

"Laa...ntas kenapa kau tidak menoleh saat kupanggil?"Sooyoung menaikan dagunya tanpa ragu dan tidak ingat lagi bahwa jarak mereka terlalu dekat saat ini.

Puk.

"Kyaaaaaaaaa!!!!!"

Sooyoung menoleh pada sumber suara. Ten.

"Omaya, Park Sooyoung kelas 11 D mencium Yook Sungjae kelas 12 B. Kyaaaaa" Teriakan Ten seperti cacing kepanasan dan memasuki kelas satu persatu seolah kejadian barusan adalah sesuatu yang layak masuk guinness world record.

"Ten!!!!!!!!!!!!!!!!!!" Sooyoung segera membalikkan tubuh hendak menghardik Ten dan segera meninggalkan Yook Sungjae secepat mungkin karena dia benar-benar merasa malu saat ini. "Ya! Ten Hentikan!"

*Ya kelas C! Cepat keluar ada kejadian langka! Sooyoung mencium pangeran kutub.*

*Kelas D, sebelum kalian menyesal keluarlah sekarang!!!!*

*Uwaaah sunbae sunbae kenapa disini, buruan ke kelas 11 D, ada kejadian hot lo*

Teriakan Ten menjadi backsound saat ini.

Tangan Sooyoung ditarik seseorang. Plakkk. Sebuah tamparan mendarat dipipi mulus Sooyoung.

Kim So Hyun. 14 tahun.
Siswa paling pintar, bahkan diumurnya yang masih sangat muda dia sudah duduk di bangku SMA dan berhasil menyabet gelar juara di olimpiade Astronomi.

"No nuguya?" So Hyun mendekatkan wajah sinisnya ke hadapan Sooyoung. Bibirnya yang mungil dinaikan sepersekian senti dengan tatapan mengejek penuh kebencian.

"Berani-beraninya kau mencium kekasihku! YA!!!!" Teriak So Hyun seperti orang hilang akal. "Michegeta, no!"

Dia menyentuhkan jari-jarinya diwajah Sooyoung saat Sooyoung hanya menatap keki kearahnya.

Ige hwoya? Nugu? Anen saramiya? Oh, eomma, masa aku mesti perawatan lagi besok. Aaaaa. Batin Sooyoung.

"Ya. Kau itu jelek. Berani-beraninya mencium oppaku." So Hyun sudah mengayunkan lengannya lagi hendak memberikan tamparan kedua pada Sooyoung.

Saat tiba-tiba....

"Ya! Perempuan jalang! Kau siapa ha?" Sooyoung mendorong tubuh So Hyun, hingga dia terhuyung-huyung "kau punya hak apa mengataiku jelek? Keluargaku saja selalu bilang aku cantik. Hey! Asal kau tahu badanmu itu kayak triplek, kalah telak dariku. Kau mau adu jontos ha? Ha?" Sooyoung terus menerus mendorong So Hyun hingga kini badan So Hyun menyender di dinding.

"Cih. Badanku memang kecil dan inilah tubuh yang ideal untuk seorang wanita. Tidak sepertimu yang seperti preman. Lihatlah bahu lebarmu. Haha. Cih." Balas So Hyun menatap tepat pada manik mata hitam legam milik Sooyoung.

"Mworagu? Micheoseo? Ya! Bocah! Kau itu seharusnya masih SD. Anak SD nggak boleh main disini lo, wekk." Sooyoung memelet kearah So Hyun ditambah pula ia menurunkan kelompak mata bagian bawahnya.

"Ya! SMP tahu."

"Kamu tuh masih SD, triplek!" Sooyoung menunjuk tepat didepan hidung So Hyun. "Jangan mau bahas cinta cintaan didepanku saat kau sendiri bahkan belum bisa produksi!"

So Hyun memicingkan matanya mencoba mencerna perkataan Sooyoung barusan.

"Kalau aku mau, oppa mu itu bisa ikut prosea produksi bersamaku. Tapi sayang dia bukan tipeku. Mian :P"

Sooyoung melenggang pergi meninggalkan So Hyun yang masih bengong.

Gelar aja yang gede, juara nasional olimpiade, masalah seks dangkal begitu aja nggk tahu, ah cemen lu. Batin Sooyoung.

Saat hendak balik ke kelas dan mencari Ten, -ah dia hampir lupa pada makhluk planet Uranus satu itu. Dasar cabe cabean thailand. Mulutnya sangat minta dijahit- dia bertemu dengan Sungjae diujung jalan.

Ah. Itu dia si zalddow.

Tiba-tiba Sooyoung memegang bibitnya sendiri.

Aish!

Dia berbelok, mengurungkan niatnya membalas dendam pada Sungjae.

"Tadi itu benar-benar memalu....."

Badan Sooyoung terhempas ke dinding dan sesuatu yang kenyal telah merengkuh bibirnya. Bibir yang tebal dan sedikit basah.

Yook Sungjae.

Sooyoung melotot. Matanya mirip ikan mas sekarang.

Apa yang dia lakukan sekarang? Batin sooyoung.

Kedua tangan sungjae menangkup pipi Sooyoung dikanan dan dikiri.

Sooyoung ingin memberontak tapi badan Sungjae makin kuat mendorongnya ke dinding.

Tidak ada pilihan lain selain mengikuti permainan yang Sungjae lakukan saat ini.

Lebih baik dijadikan rezeki dari pada menganggapnya sebuah kesialan, Park Sooyoung. Batinnya.

Sungjae tiba-tiba menghentikan ciuman dadakan plus sedikit maut barusan.

"Kita satu sama." dia tersenyum mengejek padaku.

Lalu berlalu pergi meninggalkanku dengan bibir bengkak ini.

17 tahun Park Sooyoung dan First Kissnya.

I Need Romance (Sungjoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang