9

1K 105 17
                                    

Sungjae POV

Apa aku yang keterlaluan ya?

Sooyoung pergi beberapa detik yang lalu, dan kini seluruh orang di meja makan menatapku.

"Kau keterlaluan." ujar Noona.

Apa yang salah dari ucapanku barusan? Apa aku menyakiti Sooyoung? Maksudku, aku benar dalam mengungkapkan perasaanku saat ini.

Aku tidak kenal Sooyoung dengan baik. Dan bagaimana bisa aku diminta untuk menjadi suaminya? Aku rasa Sooyoung juga tidak terima dengan pernikahan ini.

Aku diam seribu bahasa, ayahku pergi. Ibu mengejarnya untuk menenangkannya. Kedua orangtua Sooyoung kecewa, begitupula dengan kedua kakak laki-lakinya.

"Ayo kita pulang. Kuharap kau pikirkan lagi ucapanmu Sungjae." ujar ayah Sooyoung.

Ibunya Sooyoung juga bangkit diiringi kedua kakaknya.

"Hah, bagaimana bisa kau menolak adikku yang cantik?" ujar Jinyoung.

Bhukkk!

Keluar darah segar dari ujung bibirku. Hyungsik baru saja menghadiahiku tinju. "Setan!" teriaknya padaku.

"Hyung, hentikan!" Jinyoung menarik Hyungsik dari atas tubuhku.

"Kau pikir hanya kau satu-satunya lelaki di dunia ini? Hah? Adikku bisa mendapatkan jauh yang lebih baik darimu!" teriak Hyungsik geram.

"Sungjae, kau sungguh mengecewakan!" ujar Jinyoung lalu menarik Hyungsik keluar menyusul kedua orangtua mereka.

Noona masuk kekamar. Aku mendudukan diri diruang tamu sambil gelap-gelapan.

Sudah dua jam lamanya aku berdiam diruang tamu tanpa berbuat apapun.

Saat tiba-tiba handphoneku berbunyi, sebuah nomor tidak dikenal menelpon.

"Yeobseo."

Tidak ada suara dari seberang sana.

"Yeobseo." ulangku.

Masih tidak ada jawaban apapun. Aku hendak menutup telepon saat tiba-tiba terdengar suara yang sangat lemah dari ujung sana.

"Sungjae?" ujarnya pelan.

"Ya. Aku sungjae. Ini siapa?"

"Bogoshiposo." ujarnya lemah.

"Mani bogoshiposo"

Aku tertegun.

"Na..." ujarnya tertahan oleh tangis yang pecah, "Na... Mani bogoshiposo. Na... Nomuuu saranghae. Na...Na..." tangisnya makin menjadi-jadi.

"Sooyoung? Kau Sooyoung?" tanyaku.

"Ani, na aegi-ya. Kau selalu memanggilku adik bayi."

"Sooyoung, kau dimana?"

"Ani. Aegi kau dimana? Itu yang benar" sahutnya lalu tertawa gurih.

"Kau mabuk?"

Aku yakin benar kalau dia sedang mabuk saat ini. "Kau dimana? biar aku jemput."

"Anniyo, aku tidak mabuk sayang. Ckckck, kau kan selalu melarangku mabuk."

"Aku serius, kau dimana biar kujemput" ujarku sambil berdiri dan mengambil jaket di kamar.

I Need Romance (Sungjoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang