Four (majalah?)

8.8K 127 7
                                        

Setelah kejadian 'ancaman' semalam, Liam benar benar membuktikan ucapannya.

Ia menyesal karena bertemu dengan lelaki sinting ini. Andai waktu bisa diputar ulang, akan kubuat waktu dimana diriku bertemu dengannya ku hilangkan saja. Menyebalkan.

"bagaimana, masih mau bermain main dengan ucapanku?" Liam yang sudah siap dengan setelan jas yang membuatnya terlihat lebih tampan.

"kau benar benar menyebalkan Liam, tunggu pembalasanku." Ana berkata dengam tajam.

"pembalasan di ranjang maksudmu? oh dengan senang hati ku tunggu." Liam tersenyum manis.

Ana memutar bola matanya, lalu Liam menghampiri Ana dan duduk di tepian kasur. Ana menarik selimut hingga menutupi hidungnya, membuat Liam terkekeh.

"aku akan ke kantor. Kau mau ikut atau disini saja?"

Ana mengetuk jarinya di dagu pura pura berfikir. "aku akan ikut saja daripada mati kebosanan disini."

"baiklah cepat bersiap siap. Di kamar mandi sudah ada dalaman dan baju untukmu." ucapnya lalu pergi begitu saja.

--------------------

Ana menatap Liam heran, mau apa mereka ke perusahaan William? ini kan perusahaan yang ku idam idamkan.

"mengapa kita kesini?" tanya Ana.

"tentu saja bekerja sayang, memang apalagi?"

Begitu mereka turun semua menatap ke arah mereka, ah atau lebih tepatnya menatap Liam? Ku tak tahu.

Liam menggandeng tanganku memasuki gedung ini. Ana berdecak kagum dengan interior gedung ini, klassik tetapi elegan.

"apa kau juga bekerja disini Liam?" tanyanya bingung, karena melihat sikap santai Liam ketika memasuki gedung.

Liam menekan lift, tak lama pintu lift terbuka.

Tunggu...

Siapa dirinya hingga bisa memasuki gedung ini seenak jidatnya dan berjalan dengan santai tidak seperti para karyawan lainnya yang berada disini?

Liam menarik lengan Ana ke sebuah ruangan dan disitu hanya terdapat satu meja yang tersedia untuk, sekretaris?

Apa maksudnya ini?

Liam mendekati wajahnya ke wajah Ana, "tentu aku bekerja disini, karena akulah yang mempunyai perusahaan ini sayang."

APA DIA BILANG??!!

-------------------

Sungguh aku tak percaya ini. Ternyata perusahaan yang aku idam idamkan itu milik Liam! Lelaki yang sudah merenggut harta berhargaku. Memang benar, dunia ini sempit sekali.

"jangan mengumpat terus seperti itu, tidak baik. Lebih baik kau kemari dan duduk di pangkuanku." godanya

Ana menatap Liam tajam seolah berkata diamlah atau ku bunuh kau. Tentu langsung membuat Liam diam.

Ana berkeliling menatap ruangan Liam, lalu tatapan matanya terhenti di lemari berisikan majalah dan buku buku lainnya.

"kau jangan kesana, nanti kau akan terkejut." Ana tidak menggubris ucapan Liam dan masih terus berjalan menghampiri lemari buku tersebut.

"kubilang jangan ke sana Ana, jika kau terkejut jangan salahkan aku."

Masa bodo, Ana tidak memperdulikan ucapan Liam yang terus menyuruhnya untuk berhenti. Toh ia hanya ingin melihat buku buku itu saja, lagian juga ia tidak melihat ada yang aneh.

Marry my CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang