nine

287 40 8
                                    

Jennie sudah berada di dalam gedung megah yang mengadakan suatu pesta meriah. Pesta ini dihadiri oleh para petinggi negeri Korea Selatan ini. Bisa dikatakan pesta ini adalah khusus untuk para orang-orang penting. Lalu kenapa Jennie bisa ada di sini?

Thanks to Taron. Lelaki itu dapat menyamarkan identitas Jennie agar bisa mendapat akses untuk masuk ke tempat ini.

"T? Aku udah masuk" Jennie memberitau Taron dengan alat kecil yang menempel pada gaun Jennie yang menjadi komunikasi mereka.

(Aku bingung nyebut alatnya apa 😂)

"Goodjob! Be careful J, aku akan selalu siap siaga kalau kamu butuh aku"

"Okay T. I'll just look around" jawab Jennie.

Taron bertugas untuk mengawasi Jennie. Taron sudah menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk misi ini.

Menurut Taron, John akan muncul di tempat ini. John sedang menargetkan salah satu petinggi untuk menjadi target kejahatan mereka. Masih belum diketahui apa motif John untuk ini. Tapi yang pasti, Jennie berada di sini untuk memata-matai aksi John.

"Jei?" Saat Jennie sedang menikmati minumannya, ia dikagetkan dengan seseorang yang memanggilnya. Jennie menoleh, matanya langsung membulat saat mengetahui siapa orang yang memanggilnya.

'Taeyong? Kenapa dia ada di sini? Bukannya ini pesta khusus untuk pejabat?'

Taeyong memandang Jennie dengan lekat. Baru kali ini dia melihat Jennie yang terlihat sangat cantik. Bukan maksudnya Jennie biasanya tidak cantik, hanya saja gadis ini sekarang terlihat sangat anggun dengan balutan dress yang memamerkan pundaknya.

"Hei Je-"

"Don't call my name" ucap Jennie memotong ucapan Taeyong dengan pelan namum tegas.

"Huh?" Taeyong menatap Jennie bingung.

"Please Tey, just don't say my name okay"

Taeyong merasa aneh dengan Jennie. Jennie memiliki aura misterius yang entah kenapa malah membuat Taeyong penasaran. Tapi saat Taeyong bertanya soal hal itu, Jennie selalu bisa mengalihkan pembicaraan.

Taeyong jadi masa bodoh dengan hal itu, yang terpenting ia selalu bisa bertemu dengan gadis itu sudah membuat Taeyong merasa cukup.

"Kenapa kamu bisa di sini?" Tanya Taeyong.

"Aku punya segala cara untuk ada di sini, dan kamu ga perlu tau" jawab Jennie.

Lagi-lagi Taeyong memang merasa aneh dengan Jennie yang bisa berada di tempat ini. Pasalnya, pesta ini adalah pesta khusus dan yang kebetulan ayah Taeyong merupakan salah seorang pejabat. Jadi bisa disimpulkan kan kenapa Taeyong bisa ada di sini?

"Mau berdansa?" Tawar Taeyong pada Jennie.

"Uh? Nope nope" jawab Jennie menggelangkan kepalanya.

"Cmon babe" Tanpa mendengar protesan Jennie, Taeyong mengajak gadis itu ke lantai dansa.

Jennie menutupi wajahnya di dada besar Taeyong. Ia merasa malu sekarang.

"Aku ga bisa dansa Tey" rengek Jennie pada Taeyong.

Taeyong terkekeh pelan mendengar penuturan Jennie.

"Gadis macam apa yang ga bisa dansa huh?" Taeyong menggoda Jennie sedangkan Jennie hanya mengerucutkan bibirnya lucu.

Taeyong lalu melingkarkan tangan Jennie di lehernya, tangannya melingkar di pinggang Jennie dan menariknya lebih dekat.

"Let me teach you babe" bisik Taeyong di telinga Jennie.

Mereka terlarut dalam dansa. Dengan jarak yang begitu dekat, Taeyong dapat memandangi iris mata Jennie yang disukainya.

Begitu juga Jennie, entah kenapa jantungnya jadi berdegup kencang saat memandang Taeyong dengan jarak sedekat ini.

'what the hell is wrong with you Jen' Jennie merutuki dirinya sendiri.

"Kenapa kamu bisa ada di sini?" Tanya Jennie memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti mereka.

"Ayahku seorang perdana menteri" jawab Taeyong. Jennie hanya menganggukkan kepalanya.












"J MAIDAY MAIDAY. AKU LIHAT JOHN"

Jennie meringis saat mendengar suara Taron yang menggelegar memasuki gendang telinganya. Taeyong yang melihat gelagat Jennie jadi bingung.

"Kamu gapapa?" Tanya Taeyong khawatir. Jennie hanya diam mendengarkan Taron yang mengoceh.

"Omg J! Stop playing with your boyfriend! Hurry up!"

Jennie sudah mengumpati Taron dalam hatinya.

"Aku mau ke kamar mandi" ucap Jennie sambil melepaskan tangan Taeyong dari pinggangnya. Tanpa basa basi Jennie langsung berjalan cepat meninggalkan Taeyong yang masih kebingungan. Setelah jauh dari Taeyong, akhirnya Jennie bisa menjawab Taron.

"Iya iya aku denger. Bisa ga sih ga usah teriak-teriak" sambil jalan, Jennie mengomeli Taron.

Taron terkekeh,

"Aku kira kamu lagi keasyikan sama pacar kamu" jawab Taron. Jennie hanya mendengus kesal.

"Jadi di mana dia?" Tanya Jennie sambil mengitari pandangannya.

"Liat ke arah jam 9" Jennie menoleh sesuai dengan instruksi yang Taron berikan. Dan yap! Ia dapat melihat John.

Terlihat John sedang berbicara dengan seseorang. Jennie berusaha mendekati John dengan hati-hati agar pria itu tidak menyadarinya.

Namun siapa sangka, tiba-tiba John menatapnya. Sesaat kemudian pria iti tampak kaget. Tanpa membuang waktu, ia segera pergi.

"Dia sudah melihatku" ucap Jennie memberitau Taron. Ia mengikuti arah perginya John tapi tiba-tiba pergelangan tangannya ditahan oleh seseorang. Itu adalah Taeyong.

"Aku cariin kamu ternyata di sini" beritahu Taeyong. Jennie menyentak pergelangan tangannya.

"I have to go. Please don't follow me" setelah mengucapkan itu, Jennie langsung menuju ke tempat di mana John pergi tadi.

"Give me directions, T" Jennie berjalan cepat.

"Lewat pintu belakang." Jennie segera bergegas ke arah yang Taron perintahkan.

"Turun sampe lantai dasar terus buka pintu belakang yang ada di situ"

"Turn left J. Hurry up! Dia semakin jauh darimu" Taron memberi tahu Jennie.

"Damn this high heels!" Ucap Jennie yang langsung berlari menggunakan sepatu hak tingginya. Rambutnya sekarang jadi acak-acakkan.

"Dia masuk ke gang kecil yang ada di depanmu"

Jennie melangkahkan kakinya ke tempat yang Taron maksud. Ia mengeluarkan pistolnya untuk berjaga-jaga. Tempat ini sangat sepi, bahkan Jennie dapat mendengar helaan nafasnya sendiri.

"Jen aku kehilangan jejaknya" ucap Taron.

"Sialan" Jennie mengumpat dengan pelan saat melihat jalan buntu di depannya. Ia kehilangan jejak John.

◾◾◾◾◾

Taeyong mengikuti arah perginya Jennie. Ia khawatir pada gadis itu. Tapi saat dirinya sudah sampai di lantai dasar, ia tidak menemukan ekstensi Jennie. Ia mengitari pandangannya namun nihil.

'Kemana perginya gadis itu?'











Jeng jeng jeng 👻👻👻 adakah yang menunggu story ini? Kalau ga ada sedih aing :(

Maaf ya baru bisa update, and bcs of that I made this part longer than usual.

Jangan lupa votment ya 💖💖 like I said, your impression means a lot to me.

She's Not AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang